SURABAYA (Sekilasmedia.com) Sepakbola anak-anak Kelompok Usia 12 tahun atau KU-12 Piala Danone (Qualification Aqua DNC Indonesia) selama ini di Indonesia, termasuk Jawa Timur, merupakan salah satu event sepakbola anak-anak U-12 terbesar yang diadakan oleh ‘swasta’ dalam hal ini Aqua-Danone Group.
*DANONE JATIM TERBAGI EMPAT ZONA*
Begitupun perhelatan Piala Danone U-12 yang untuk tahun 2018 telah dimulai hari ini (Sabtu 20/01/2018) hingga besok, yang dilaksanakan di Jatim dengan disebar ke empat zona yaitu Zona Malang, Zona Blitar, Zona Madiun dan Zona Mojokerto.
Namun di tengah-tengah perhelatan tersebut merebak isu diantara peserta, bahwa Piala Danone U-12 di Jatim kali ini panitia tidak menyertakan rekomendasi dari PSSI pusat ke PSSI Jatim, sehingga PSSI Jatim pun tidak mengeluarkan rekomendasi untuk event Piala Danone di Jatim. Terindikasi bermasalah?
*PIALA DANONE DI JATIM BERMASALAH?*
Dengan adanya kabar merebak bahwa Piala Danone di Jatim terindikasi bermasalah, sejumlah peserta pun menggerutu dan gamang. “Kalau bermasalah dihentikan saja dulu,” ungkapnya, enggan disebut nama.
*BERMASALAH SOAL REKOMENDASI*
Ketika dikonfirmasi, dari PSSI Jatim via sekretaris Asprov PSSI Jatim Amir Burhanuddin SH menjelaskan bahwa memang ada masalah bahwa panitia tidak membawa rekomendasi dari PSSI pusat ke PSSI Jatim sehingga PSSI Jatim pun tidak mengeluarkan rekomendasi
Amir Burhanuddin pun menunjukkan surat resmi bertanggal 19 Januari 2018 dari Asprov PSSI Jatim.
*ADA SURAT RESMI DARI PSSI JATIM*
Dari surat resmi Asprov PSSI Jatim, terdapat beberapa poin.
Diantara poin itu adalah bahwa Pelaksanaan Qualification Aqua DNC Tahun 2018 di Jawa Timur TANPA REKOMENDASI PSSI Jawa Timur karena pihak penyelenggara tidak menyertakan surat REKOMENDASI dari PSSI (pusat, red.) dan PSSI Jawa Timur tidak bertanggung-jawab atas kegiatan tersebut.
*PSSI JATIM TIDAK IKUT BERTANGGUNG-JAWAB*
“Jadi, kami dari PSSI Jatim tidak tanggung-jawab atas event Piala Danone itu,” tegas Amir Burhanuddin, seraya menunjukkan surat yang juga ditembuskan ke setiap zona dan juga ditembuskan ke Polres masing-masing zona.
Pada bagian lain, pemerhati sepakbola Dafid Dzikrulloh berpesan, agar hal semacam itu harus segera diatasi karena menyangkut kepercayaan dari para peserta yang terdiri dari Akademi/Sekolah Sepakbola (SSB) yang untuk mengikuti itu diperlukan beaya transportasi-akomodasi yang tidak sedikit. (Tyo).