Hadi Kurniawan Muda Mantan Skuad PSMP Divisi Utama, RINTIS KARIR PELATIH JUJUR HINGGA SISWA KE BHAYANGKARA FC

                                       Hadi berkostum PSMP
Reporter: Kurnia
Editor: Siswahyu

MOJOKERO (sekilasmedia.com) “Kalau mau sepakbola Indonesia maju, ya mafia di sepakbola itu harus dibersihkan,” kata Boaz Salossa pesepakbola Timnas Indonesia pada sejumlah kesempatan.

*MAFIA ADA DI SEPAKBOLA ANAK JUGA?*
Mafia sepakbola? Ya, mafia yang mencoba terus mempermainkan sepakbola Indonesia dalam event antar negara, bahkan ‘memperjual-belikan’ tim untuk perjudian? Negara tak berdaya menghadapinya?

Mafia bahkan juga ada pada sepakbola junior anak-anak dan sejenisnya. Bahkan ‘para’ Sekolah Sepakbola dan pelatih serta pegiat aktivis sepakbola junior anak-anak serasa dipinggirkan jika minta sepakbola yang lebih fairplay? Mereka sudah menjadi hegemoni negatif yang sangat kuat? Padahal harusnya diberi contoh untuk lebih fairplay kepada yang lebih muda.

*KATA-KATA BOAZ JADI BAGIAN MOTIVASI*
Namun kata-kata Boaz Salossa pesepakbola timnas Indonesia itu telah ikut menjadi bagian motivator utama untuk sejumlah pihak. Salah satunya Hadi Kurniawan mantan skuad klub Persatuan Sepakbola Mojokerto Putra, PSMP, tahun 2012 saat masih Divisi Utama. Hadi yang kini menjadi pelatih PS Sikatan Muda Kota Mojokerto adalah salah satu yang dari awal memiliki pandangan yang sama dengan Boaz Salossa soal sepakbola Indonesia.

Tapi apalah arti seorang Hadi Kurniawan generasi muda kelahiran tahun 1986, dan bersama Siswahyu kalau boleh disebut, di tengah hegemoni negatif semacam itu serta kurang peduli dan kurang tegasnya PSSI setempat? Apalagi Hadi hanyalah seorang anak desa dari keluarga sederhana yang juga hidup sederhana di Pulorejo, Kecamatan Surodinawan, Kota Mojokerto, Jawa Timur. Yang kini ikut menjadi pelatih di lapangan desanya (kelurahan, red.) untuk PS Sikatan Muda.

*HADI KURNIAWAN SEPERTI SENDIRI*
Kehidupan yang sederhana Hadi Kurniawan, di tengah-tengah keinginannya memberi ilmu sepakbola dengan lebih fairplay dan jujur kepada adik-adik juniornya tanpa ‘membisnis’ bahkan terlalu sering gratis, harus berhadapan situasi-kondisi sepakbola umumnya yang kurang fairplay termasuk di Mojokerto dan sekitar. Bahkan ada pihak-pihak lain yang cenderung eksploitasi keuangan dari wali murid namun tanpa kejelasan program dan jenjang.

Sehingga kehadiran Hadi Kurniawan yang lebih sering tidak mau menerima ‘bayaran’ dari melatih sepakbola, dan tidak mau pencurian umur serta tidak mau pengaturan hasil pertandingan, malah cenderung dilecehkan bahkan mungkin dimusuhi oleh mereka yang merasa lebih senior? Nah lho.

*HADI DINILAI MENENTANG ARUS*
Tak jarang pula orang yang di dekat Hadi, bahkan pelatih atau pegiat sepakbola di sekitarnya, berusaha ‘menteror’ Hadi Kurniawan yang dianggap menentang arus. Aneh tapi nyata? Hadi yang ingin ikhtiar lebih fairplay dan jujur, malah dinilai menentang arus yang sudah salah kaprah?

“Yang jelas kami tidak memusuhi siapa-siapa. Tapi kami hanya ingin mengajarkan kepada anak-anak, kepada adik-adik yang lebih muda, soal sepakbola yang lebih fair,” ungkap Hadi Kurniawan yang belum punya lisensi kepelatihan, ada pihak yang ikhtiar agar dia punya lisensi kepelatihan namun belum ketemu jalan karena faktor belum ada dana.

*BELUM PUNYA LISENSI, MAU BELAJAR DARI INTERNET*
Namun meskipun belum punya lisensi, Hadi Kurniawan yang mantan skuad PSMP Mojokerto Divisi Utama (kini Liga 2, red.) tidak lelah untuk belajar dan belajar.

Mudahnya jaringan internet saat ini, dengan sikap positifnya, telah banyak ilmu bersepakbola yang diambilnya dari dunia internasional dengan mengikuti perkembangan zaman. Termasuk pengetahuan bahwa pesepakbola anak tidak boleh diberi beban berat latihan fisik. Padahal hingga saat ini masih terlalu banyak pelatih yang merasa senior masih memaksakan latihan fisik.

*PESEPAKBOLA ANAK JANGAN BEBAN DI-FISIK*
Soal pesepakbola anak agar jangan terlalu dibebani latihan fisik, dibenarkan oleh Achmad Yari sekretaris manejemen Bhayangkara FC U-17 junior anak-anak.

“Melatih anak-anak harus lebih banyak kemasan fun game,” ungkap Achmad Yari yang timnya, Bhayangkara FC U-15 pada akhir tahun 2017 kemarin menjadi Juara 1 Piala Suratin Liga Relaxa U-15 PSSI Jatim se-Jatim, dengan komando utama manejer Bhayangkara FC junior dibawah kendali AKBP Eddwi Kurniyanto yang menjabat Kasubdit Regident Polda Jatim.

*KARENA JUJUR SEMPAT JADI SATELITE BHAYANGKARA FC*
Tim Achmad Yari 5yang memantau kejujuran Tim Siswahyu yang bersama Hadi Kurniawan, kemudian memberikan kepercayaan kepada mereka untuk menjadi semacam ‘satelite’ sehingga lokasi latihan di Pulorejo diberi kepercayaan menjadi bagian tempat seleksi Bhayangkara FC U-15 dan U-13 pada bulan Juli 2017 kemarin, untuk beberapa Kabupaten/Kota.

Seleksi yang dijalankan dengan fairplay dan tanpa menarik beaya dari peserta itu, bahkan kemudian yang lolos seleksi malah tidak perlu ‘urunan’ dana lagi ketika mengikuti suatu turnamen atau kejuaraan. Padahal umumnya untuk mengikuti suatu turnamen maka wali murid harus urunan, bahkan tak jarang yang terlalu ‘membisniskan’ dengan menarik beaya berlebihan namun tanpa arah yang jelas.

*BANYAK WALI MURID BERKORBAN DANA*
Di Mojokerto dan sekitar tak jarang wali murid yang terlanjur berkorban dana cukup besar serta ‘ngathok’ kepada pelatih namun ternyata tanpa ada niat yang jelas untuk menuju jenjang yang lebih tinggi dari timnya.

Namun hal tersebut sedikit terobati sekaligus mendapat ‘contoh’ bagus ketika ada seleksi Bhayangkara FC U-15 dan U-13 di lapangan Pulorejo, yang tanpa beaya dan meloloskan sejumlah anak masuk ke Bhayangkara FC junior anak-anak yang merupakan bagian dari Bhayangkara FC Liga 1 Indonesia.

*JADI PELATIH PEMANTAU NAMUN TAK MAU MENILAI ANAK DIDIKNYA*
Dengan segala keterbatasan finansial dan dipercaya Bhayangkara FC U-15 sebagai satelite untuk mengadakan seleksi di lapangan Pulorejo, Hadi Kurniawan dan Siswahyu menjalankannya dengan fairplay. Ada sejumlah anak dari luar Mojokerto yang terpilih, begitupun dari dalam Mojokerto termasuk dari anak didik Hadi Kurniawan PS Sikatan Muda dan manejemen Siswahyu.

Meskipun Hadi Kurniawan dipercaya sebagai salah satu pelatih untuk memberikan penilaian pada saat seleksi, namun Hadi justru tidak mau ikut memberi nilai pada anak didiknya yang dari PS Sikatan Muda. Untunglah ada sejumlah anak didiknya yang tetap lulus seleksi.

*AGUNG, DIEGO, AKBAR, AKMAL MASUK BHAYANGKARA FC*
Dari proses seleksi Bhayangkara FC junior anak-anak yang gratis itu banyak pihak yang merasa lebih ‘senior’ jadi lebih cemburu bahkan terkesan ada yang sabotase seolah-olah mereka yang mengadakan seleksi? Aneh tapi nyata bisa dirasa. Namun upaya sabotase itu gagal karena ketegasan manejemen Bhayangkara FC junior anak-anak yang tidak mau diintervensi.

Hingga seleksi tetap berjalan lancar meski sempat ada yang ngerecoki. Sejumlah anak didik Hadi Kurniawan dari PS Sikatan Muda pun terpilih masuk Bhayangkara FC U-15 termasuk Agung, Diego dan Akbar yang kemudian ikut merasakan atmosfir kompetisi sepakbola junior anak-anak ketika timnya Bhayangkara FC U-15 itu menjadi Juara 1 Piala Suratin Liga Relaxa U-15 PSSI Jatim se-Jatim 2017 dan berhak mewakili Jatim ke pentas nasional. Ada sejumlah anak lain yang juga lulus seleksi termasuk Ahmad Dzaki Akmal Yuda atau Akmal masuk Bhayangkara FC U-13, yang kemudian gabungan Bhayangkara FC U-13 bersama Metro Citi dan Bromo FC pada bulan Agustus 2017 menjadi Juara 1 turnamen nasional Bali Youth Championship di Denpasar, Bali.

*IKUT COACHING CLINIC COACH HANAFING PERSRBAYA*
Namun karena belum punya beaya untuk ikut kursus pelatih, hingga kini Hadi Kurniawan belum memiliki lisensi kepelatihan.

Tetapi Hadi Kurniawan tak berhenti belajar. Tidak hanya dari internet. Hadi tak jarang juga memantau informasi jika ada coaching clinic yang gratis, maka dia berupaya mengikutinya termasuk yang sempat diadakan Coach Hanafing Persebaya bersama PSSI Kota Mojokerto beberapa waktu lalu.

*DIUSULKAN IKUT PEMILIHAN PELATIH BERDEDIKASI*
Dengan segala keterbatasan dan kesederhanaanya namun berdikasi tinggi sehingga sedikit demi sedikit ada prestasi, Hadi Kurniawan bisa memberi warna kepada PS Sikatan Muda menjadi lebih fairplay, hal yang sama dirasakan pada sebagian Kota Mojokerto. Juga menggaungkan Anti Pencurian Umur dan anti mengatur hasil turnamen/pertandingan.

Untuk itu ketika Gabungan Event Antar Sepakbola Anak atau GEAS dibawah pimpinan H.Syiaruddin mengumumkan ada peluang pemilihan pelatih berdedikasi terbaik dari IHRDP, maka PS Sikatan Muda mengusulkan nama Hadi Kurniawan.

*PEGAWAI HONORER YANG TAK LUPA NGAJI*
“Saya hanya ikhtiar saja,” ungkap Hadi Kurniawan yang masih aktif jadi pesepakbola namun freelance, termasuk baru-baru ini berhasil membawa klub Laut Biru Mojokerto menjadi Juara 1 se-Jatim Piala Bina Putra Cup I.

Namun selain mengurusi sepakbola, Hadi yang pegawai honorer ‘Penjaga-Malam’ untuk Puskesmas di kawasan Kota Mojokerto ini tidak lupa untuk rutin mengikuti ngaji ke sejumlah kyainya yang soal relegi itu juga di-hare kepada siswa sepakbolanya.

*ADA 64 PELATIH DI PEMILIHAN PELATIH BERDEDIKASI*
Sekadar catatan, ada 64 pelatih dari SSB atau sejenisnya dari seluruh Indonesia yang masuk seleksi pelatih berdedikasi berprestasi yang diadakan IHRDP dan diumumkan melalui GEAS-nya H.Syiaruddin atau H.Udin GEAS.

Diantara nama pelatih itu termasuk Hadi Kurniawan yang belum punya lisensi. Sedangkan beberapa nama lain diantaranya adalah M.Arief Priyadhi SSB Beringin Putra; Ahmad Baharun Nur SSB Pendekar; Asnawi SSB Diklat Tunas Kedoya Jakbar; Ujang Jumfrizal lisensi D SSB Tunas Muda Bengkulu.

*BANYAK YANG LISENSI C-AFC DI GEAS*
Ada juga Hendry private coach Tata C-AFC Malang; Gempa Satria Yudha lisensi D SSB Guntur KRS Lombok NTB; Afrial Rahman ASIOP APACINTI Jakarta; Viuz Muhidin SSB Remci; Dzulfikri Bashari C-AFC SSB Astam; Eka Santika lisensi D POPP Bandung; Slamet Hariono lisensi C-AFC SSB Indocement; Usman Candra lisensi D SSB Bintang Sriwijaya Palembang.

Lalu ada pula Ismat Sania licensi D SSB Time Soccer EPSON Cikarang Bekasi; Rahmat Gaberina lisensi D SSB Musara Gayo Aceh; Jufri Mohamad SSB Bina Citra AP 1 Manado Sulut; Adi Sumarno lisensi D SSB Puna Sukoharjo Jateng; Ridwan Anwar lisensi C SSB Bulog Jatim. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *