Oleh: Siswahyu
JAKARTA (sekilasmedia.com) Sebagaimana kita ketahui partai Perindo, Partai Berkarya dan PSI serta Partai Garuda merupakan empat partai politik baru yang lolos untuk ikut menjadi peserta Pemilihan Umum 2019 bersama duabelas partai ‘lama’ kecuali PKPI yang tidak lolos dan didera konflik dualisme yang berkepanjangan antara kubu ‘pemerintah’ dan kubu non-pemerintah yang sama-sama kuatnya.
*EMPAT PARPOL BARU IKUT MENGISI SEJARAH BARU PEMILU DI INDONESIA*
Mereka, empat parpol baru, itu akan mengisi Pemilu 2019 yang merupakan sejarah baru dan penting bagi bangsa dan negara Indonesia karena baru kali inilah Pemilu dilaksanakan secara bersamaan antara Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden. Suatu pekerjaan yang berat jika dirasa berat, namun secara sejarah bangsa Indonesia dikenal sebagai salah satu bangsa yang adaptif sejak zaman nenek moyang dulu.
Disisi lain jika Pileg dan Pilpres yang bersamaan tersebut bisa dilaksanakan dengan baik oleh para penyelenggara Pemilu maupun para pimpinan negeri ini dan rakyat Indonesia, maka sekali lagi akan membuktikan bahwa Indonesia memang merupakan salah satu negara terbesar soal demokrasi. Meskipun sayangnya pasca Pemilu sering kali banyak komitmen yang tidak ditepati oleh para pemimpin terutama soal kesejahteraan rakyat dan kedaulatan NKRI yang secara sungguh-sungguh dan bukan basa-basi pencitraan.
Anton Setiadji, Tommy dan Sonny
*PERINDO DAN PARTAI BERKARYA BANYAK DISOROT*
Sementara itu diantara empat partai baru yang hari-hari ini kian banyak mendapat sorotan adalah Perindo dan Partai Berkarya. Seperti kita ketahui, sebelumnya Perindo sempat ngotot cenderung untuk tidak mengusung Joko Widodo dalam Pilpres 2019 dan mengarah memiliki Capres sendiri termasuk rencana menjadikan Sang Pimpinannya Hary Tanoe Soedibjo sebagai Capres atau Cawapres.
Kenapa awalnya Perindo ngotot tidak mengusung Jokowi menuju Pilpres 2019? Diantara dugaan adalah karena dalam parpol-parpol Jokowi terdapat sejumlah pihak yang sebelumnya sempat kurang harmonis hubungannya dengan Hary Tanoe. Namun keinginan Perindo itu tiba-tiba berubah menjadi mendukung Jokowi menuju Pilpres 2019, dipertegas pernyataan Hary Tanoe dalam forum Rakernas Perindo beberapa waktu lalu yang dihadiri Presiden Jokowi. Hary Tanoe secara lisan menyebut mengusung Jokowi sebagai Capres meskipun belum secara tertulis seperti yang dilakukan sejumlah parpol lain sebelumnya termasuk Golkar-Nasdem-PPP-PDIP-Hanura-PKPI-PSI.
*DARI AWAL PARTAI BERKARYA TAK SEBUT TOMMY SOEHARTO JADI CAPRES*
Jika pada awal-awal Perindo memang sudah ada wacana untuk mengusung Sang Pimpinan, Hary Tanoe, menjadi Capres atau minimal Cawapres (meskipun kemudian berubah, pen.) maka berbeda dengan yang terjadi di Partai Berkarya pimpinan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto yang putra bungsu Presiden RI ke-2 Pak Harto.
Banyak pengurus Partai Berkarya, bahkan mayoritas, yang minta agar Tommy Soeharto maju Capres 2019 atau minimal Cawapres. Namun Tommy sendiri selalu menegaskan bahwa dirinya hanyalah seorang pengusaha dan tidak ada ambisi menjadi Capres akan tetapi lebih pada upaya agar Partai Berkarya bisa berbuat nyata untuk masyarakat termasuk swasembada pangan serta murah sandang pangan seger kewarasan yang dirasa pernah didapat pada era Presiden Soeharto 1968-1998.
*TOMMY TAK MAJU CAPRES BUKAN BERARTI TAK SERIUS BERPARTAI*
Walaupun tidak ada ambisi maju Capres 2019 namun kami dengar pula bahwa bukan berarti Tommy Soeharto lantas dianggap tidak serius mengurus Partai Berkarya. Tommy sangat serius mengurus Partai Berkarya, lebih serius lagi, apalagi sejak 11 Maret 2018 dia sendiri yang mengambil alih posisi Ketua Umum dari tangan Neneng Sang Ketum lama.
Ibarat mobil, dimana Tommy Soeharto memiliki background pembalap, ketika kemudi sudah dipegang tentu Partai Berkarya bak mobil yang akan dipacu sekencang-kencangnya namun tetap dengan kewaspadaan untuk menjadi juara. Apalagi sebelum itu Tommy Soeharto juga telah ‘merekrut’ teknisi-teknisi hebat agar mobilnya bisa dipacu lebih kencang lagi. Diantaranya ada nama Tedjo Edhi Purdijatno, Sonny Pudjisasono, Muchdi Pr dan lain-lain bahkan juga yang akan masuk ‘terekrut’ adalah Priyo Budi Santoso yang hari-hari ini kian ramai diperbincangkan media massa dimana-mana.
*TEDJO EDHI MANTAN NASDEM DAN MENKOPOLHUKAM*
Siapa yang tidak tahu Tedjo Edhi Purdijatno yang mantan Menkopolhukam pada era awal Presiden Joko Widodo? Kini Tedjo Edhi bergabung Partai Berkarya menjadi Ketua Dewan Penasehat.
Kebetulan penulis kenal sejak dari saat Tedjo Edhi menjadi pimpinan Partai Nasdem Jatim, hingga menjadi Menkopolhukam masih sering berkomunikasi bahkan untuk hari-hari besar nasional termasuk Harlah (HUT, pen.) Nahdlatul Ulama tiap 31 Januari, Tedjo Edhi tak lupa memberi ucapan selamat. “Sis, jangan lupa sebagai Menkopolhukam ucapan untuk Harlah NU ya?” begitulah Tedjo Edhi berkomunikasi dengan penulis, sekaligus menunjukkan sisi pedulinya pada organisasi-organisasi keagamaan. Hal tersebut pula tampaknya yang menjadi salah satu kesamaan visi-misi dengan Tommy Soeharto lebih-lebih soal kedaulatan bangsa dan negar ini. Teknisi politik kebangsaan yang hebat. Ke depan juga cocok misal jika dipercaya menjadi menteri lagi.
*SONNY PUDJISASONO MANTAN KETUA UMUM PARTAI BURUH*
Teknisi politik kebangsaan yang hebat yang lainnya yang kini ada di Partai Berkarya, mempermuat tim balap Tommy Soeharto, diantaranya adalah Sonny Pudjisasono yang memiliki pergaulan internasional di kalangan buruh dan pernah menjabat Ketua Umum Partai Buruh maupun Sekjen Partai Buruh. Sonny yang baru saja selesai memproduksi film ENAK ZAMANKU THO PIYE KABARE…yang dikonotasikan kepada Presiden Soeharto itu.
“Biar saya fokus politik kebangsaan, untuk bangsa dan negara ini saja,” ungkap Sonny yang juga dikenal sebagai pimpinan Yayasan Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail ini, dan pada masa ‘remajanya’ pernah menjadi bagian yang mengkoordinir Kirab Remaja Nasional. Ibaratnya jika Tedjo Edhi cocok di menteri senior, Sonny cakap soal Kementerian Perburuhan maupun Kementerian Pemuda Dan Olahraga.
*PRIYO BUDI LENGKAPI TIM WUJUDKAN KEMENANGAN DAN SWASEMBADA*
Siapa pula yang tidak tahu Priyo Budi Santoso salah satu tokoh sentral Golkar yang pernah menjadi Wakil Ketua DPR RI? Tokoh senior Golkar asal Jatim ini dikabarkan juga akan segera bergabung dengan Partai Berkarya, sebagai Sekretaris Jenderal. Hari-hari ini media massa pun dibuat heboh olehnya.
“Priyo Budi Santoso memang memiliki kesamaan visi misi dengan Mas Tommy Soeharto, dengan Partai Berkarya,” jelas Sonny Pudjisasono Waketum DPP Partai Berkarya yang juga dipercaya sebagai Ketua Bappilu DPP Partai Berkarya. Dan menurut Sonny yang lebih penting lagi adalah kesamaan untuk berbuat riil untuk rakyat, termasuk soal swasembada pangan, serta menuju murah sandang pangan seger kewarasan. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Siswahyu penulis buku biografi Asmuni-Srimulat, pernah mendapat beasiswa Community Development di Asian Social Institute/ASI di Manila-Filipina).