Malang sekilasmedia.com – Nasib sial menimpa sebanyak 13 aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) se Malang Raya diamankan polisi saat hendak menggelar aksi di dekat jembatan Jl Soekarno-Hatta,Kota Malang, Kamis (29/03/2018) sekitar pukul 08.30 WIB.
Para aktivis mahasiswa itu diamankan bertepatan dengan kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Kota Malang.
Koordinator aksi, Desmon Alim Pratama (22) yang berasal dari Universitas Negeri Malang (UM) mengatakan, 13 rekannya itu diamankan beserta dengan sejumlah atribut aksi. Mereka langsung dibawa ke truk petugas dan kabarnya diamankan di Mapolres Malang Kota.
“Hingga siang ini, kami belum mengetahui kabar terbaru dari rekan-rekan yang ditangkap,” ujar Desmon.
Para aktivis KAMMI lantas melanjutkan aksi di perempatan Jl Veteran. Dalam aksinya itu, mereka menolak sikap kepolisian yang menahan rekan mereka. Mereka juga meminta agar 13 orang rekannya dibebaskan.
Di sisi lain, KAMMI menuntut agar pemerintah menurunkan harga BBM. Dijelaskan Desmon, pemerintah saat ini tidak komit dengan janjinya yang mengatakan tidak ada kenaikan harga BBM hingga 2019.
“BBM diam-diam naik Rp 200,- Apalagi ini menjelang puasa dan Idul Fitri, kemungkinan besar harga lain ikut naik,” ungkap Desmon, Kamis (29/03/2018).
Mahasiswa membentangkan berbagai spanduk sebagai bentuk penolakan. Ada yang menuliskan ‘Tolak Kenaikan BBM,Jokowi Jahat’, ada juga yang menulis ‘Rindu itu Ringan, yang Berat Beli BBM’ dan ‘BBM Naik Lagi?’.
KAMMI se Malang Raya juga menuntut agar kebijakkan subsidi diberlakukan kembali. Hal itu dinilai perlu karena subsidi bisa membantu perekonomian rakyat kecil.
Naiknya harga BBM dan disusul harga sembako akan membuat tingkat konsumsi rakyat miskin menurun.
“Bahkan bisa menambah jumlah rakyat miskin yang kini mencapai 26.58 juta jiwa berdasarkan data BPS per September 2017,” imbuhnya.
Selain menolak kebijakkan kenaikkan BBM, KAMMI juga mendorong pemerintah agar menjaga ketersediaan BBM subsidi bagi masyarakat miskin dan menuntut pemerintah hadir serta mendesak agar Pemerintah Indonesia tidak terpaku pada harga minyak dunia.(SO,FTI)