Oleh: Siswahyu
“Ketika orang baik diam,
kejahatan merajalela.
Ketika penjahat berdatangan,
pejuang tampil untuk berjihad.”
*****
JAKARTA (sekilasmedia.com) Banyak rekan wartawan di berbagai daerah yang jadi iri ketika mendengar bahwa akan ada pemutaran film untuk wartawan gratis di Jakarta beberapa hari lagi, film ENAK THO ZAMANKU PIYE KABARE…. Pemutaran film itu rencana bertempat di Sinema Hall Pusat Perfilman Usmar Ismail Jalan HR Rasuna Said Jakarta Selatan, film yang diproduksi Midessa Pictures serta produser Sonny Pudjisasono dan sutradara Akhlis Suryapati, dengan artis-artis diantaranya Ismi Azis, Dolly Martin, Soultan Saladin, Otig Pakis, Panji Addiemas, Eko Xamba dll.
“Kok hanya di Jakarta sih? Alangkah baik jika juga ada yang di daerah.” Rata-rata seperti itu respon iri mereka, karena rasa ingin tahu yang luar biasa tinggi. Rasa ingin tahu menonton film itu secara langsung lebih awal sebelum diputar secara serentak di bioskop-bioskop mulai 12 April 2018, agar bisa memberi cakrawala tersendiri ketika akan menulis dan ‘berperspektif’.
*WARTAWAN DAN ELEMEN MASYARAKAT IRI TAK BISA NONTON GRATIS*
Tidak hanya banyak rekan wartawan yang penasaran atas film ENAK THO ZAMANKU PIYE KABARE…, yang dari judul filmnya saja sudah mengundang daya tarik luar biasa dan mengundang perdebatan. Termasuk ada yang menghubungkan film tersebut dengan Presiden RI ke-2, Presiden Soeharto, apalagi frase ENAK THO ZAMANKU PIYE KABARE…itu sejak beberapa tahun terakhir ini banyak beredar dimana-mana termasuk di kendaraan-kendaraan dengan disertai ilustrasi foto ataupun lukisan wajah Presiden Soeharto.
Bahkan tak jarang frase dan ilustrasi foto Presiden Soeharto itu dicetak dalam bentuk poster, stiker dan yang lainnya. Dengan melihat poster ataupun stiker dan lainnya itu tak jarang elemen masyarakat yang nyeletuk bahwa merindukan suasana seperti pada era Pak Harto menjadi Presiden RI dimana kehidupan bersuasaba tenang, lalu harga-harga barang pokok murah dan terjangkau, murah papan sandang pangan seger kewarasan. Rindu barang-barang pokok termasuk pangan pakaian dan perumahan.
*KEKURANGAN PRESIDEN SOEHARTO HANYA MENYANGKUT PERASAAN ELITE TERTENTU*
“Kalaupun ada yang kurang pada zaman Presiden Soeharto adalah apa yang dirasa oleh elite politik tertentu saja dan itupun Pak Harto sebenarnya sudah merancang perubahan secara bertahap, namun banyak yang tak sabar,” komentar R.Tri Harsono pemerhati masalah sosial dari Forum Peduli Indonesia-Sejahtera, FPI-S.
Ternyata perubahan dengan Reformasi Mei 1998 hingga kini tersebut tidak juga kian mendekatkan masyarakat terutama mayoritas rakyat kecil terhadap kesejahteraan rakyat secara nyata. Kian banyak rakyat yang susah. Menurut R.Tri Harsono dalam film ENAK THO ZAMANKU PIYE KABARE…itu terdapat pesan moral yang sangat kuat, dimana kita cenderung terus-menerus mengalah kepada pihak-pihak asing dan aseng meskipun mereka memiliki jaringan kejahatan internasional.
*JIKA ASING DAN ASENG DENGAN JAHAT MENINDAS MAKA HARUS DILAWAN*
Jika asing dan aseng terus berusaha menindas dengan kejahatan-kejahatan, maka menurut R.Tri Harsono bahwa seluruh elite dan elemen masyarakat tak boleh lagi hanya berdiam diri. Harus melawan! “Kami sepakat dalam film ini juga menyebutkan bahwa jika ketika orang baik diam, kejahatan merajalela, dan ketika penjahat berdatangan maka pejuang tampil untuk berjihad,” ungkap R.Tri Harsono.
R.Tri Harsono menyebut film ini secara tidak langsung menggambarkan kejahatan internasional di Indonesia. Untuk itu dia juga berharap film ini menggugah kesadaran elite Indonesia, bahwa harus kembali pada prinsip-prinsip negara dan bangsa ini saat Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Namun dia juga mengingatkan bahwa film itu multitafsir.
*FILM KARYA PUTRA BANGSA SENDIRI YANG MENJADI BAGIAN SIMBOL PERLAWANAN TERHADAP ASING*
R.Tri Harsono juga menyebut kecenderungan film karya putra bangsa Indonesia sendiri yang justru sering kali dihambat oleh berbagai pihak, lagi-lagi terutama konspirasi asing, agar tidak bisa beredar meskipun di negerinya sendiri. Menurut R.Tri Harsono bahwa sosok Sonny Pudjisasono selaku produser film ENAK THO ZAMANKU PIYE KABARE…ini merupakan putra bangsa sendiri sekalugus tokoh perfilman yang giat melawan penjajahan asing terhadap dunia perfilman kita.
“Untunglah kita punya sosok seperti Sonny Pudjisasono dan Akhlis Suryapati putra bangsa sendiri yang berjuang untuk film Indonesia. Film ini, ENAK THO ZAMANKU PIYE KABARE…, sekaligus sebagai bagian utama perlawanan terhadap asing,” tandas R.Tri Harsono yang meyakini film ini akan booming.
*SONNY PUDJISASONO PAPARKAN SINOPSIS FILM ENAK THO ZAMANKU PIYE KABARE*
Pada bagian lain Sonny Pudjisasono produser film ENAK THO ZAMANKU PIYE KABARE…memaparkan sekilas sinopsis film yang menurutnya multitafsir itu. Kisahnya adalah, Pinuntun (Dolly Martin) dan Mbah Mangun (diperankan Otig Pakis) mengalami penyerangan yang membuat bisnis mereka jatuh ke Saladin (Soultan Saladin). Sementara itu anaknya Darmo Gandol (Panji Addiemas) yang baru datang dari pencarian jati diri kaget ketika mengetahui bahwa bisnis Ayahnya telah menjadi kartel kejahatan. Kini Darmo harus berhadapan dengan anak buah Saladin yaitu Gato Loco (Eko Xamba) yang ternyata memiliki jaringan kejahatan internasional.
Apakah bisa dipersepsikan bahwa Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto (atau anak-anak Presiden Soeharto, pen.) adalah yang digambarkan dalam sinopsis, harus menghadapi kejahatan internasional yang terus-menerus menyerang Indonesia? Disisi lain Darmo harus membantu gadis penghibur bernama Retno (Ismi Melinda) yang adiknya dijual ke luar negeri. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Siswahyu juga penulis buku biografi Asmuni-Srimulat, pernah dapat beasiswa Community Development Asian Social Institute/ASI di Manila-Filipina).