Mersinde seçkin mersin escort bayan larla özel bir deneyim yaşayın, Samsunda escort samsun ile farklı anlar geçirin. Kadıköyde özel ve güvenilir hizmetler için anadolu yakası escort bayan bayanlarıyla tanışın! İstanbul’un gece atmosferinde istanbul gece hayatı keşfedin.

JELANG HUT PSSI 19 APRIL Solusi Ribuan Problem Adalah Jika Indonesia Host Sepakbola Piala Dunia 2022, SARMAN EL HAKIM: YANG SAYA LAKUKAN SEPERTI SURATIN SEPAKBOLA SEBAGAI PEMERSATU!

JAKARTA (sekilasmedia.com) “Pada zaman sekarang ini politik dipahami secara salah. Misal, jika ada orang merintis suatu klub sepakbola junior-anak dari nol dengan tenaga-pikiran dan dana timnya, dengan kekompakan dan dari kesadaran agar anak-anak bisa menjadi pesepakbola yang maju, namun ketika sudah terbentuk hingga nama klub menjadi ngetop hebat lantas tiba-tiba ada yang memaksa mengambil entah bagaimana caranya dan tanpa memberikan imbalan kepada para perintis. Juga tanpa kejelasan terhadap anak-anak, entah bagaimana kepedulian pada anak-anak. Lantas hal itu mereka sebut bahwa itulah politik dan ada dalam sepakbola. Nah, apakah itu benar sebagai politik? Bagi kami bukan. Itu adalah perampokan dan tak bermoral! Dan pihak-pihak yang sombong seperti itu harus dilawan entah apapun caranya yang setimpal. Sombong sesekali perlu dibalas dengan sombong. Dan pihak yang mengakomodasi perampokan itu adalah kurang ajar. Wali murid dan anak-anak yang dirugikan boleh saja jika harus demonstrasi. Lawan!”

Kepada Siswahyu editor sekilasmedia.com yang Pimpinan Umum, kurang-lebih hal tersebut disampaikan oleh salah satu tokoh sepakbola pergerakan, Sarman El Hakim yang pernah menjadi Calon Ketua Umum PSSI pusat namun memilih mundur setelah lolos sebagai Caketum. Sarman memilih fokus berjuang agar Indonesia bisa menjadi tuan rumah sepakbola Piala Dunia 2022, hingga kini dan seterusnya masih berjuang, hingga Sarman telah pergi ke hampir seluruh negara di dunia ini untuk perjuangan tersebut termasuk berkunjunh ke FIFA kantor pusat organisasi sepakbola dunia, juga ke PSSI-nya berbagai negara termasuk Japan Football Association di Jepang. Upaya memperjuangkan Indonesia menjadi host sepakbola Piala Dunia itu dengan harapan bisa memecahkan ribuan persoalan di Indonesia bahkan persoalan bangsa seperti yang dilakukan pendiri PSSI pada 19 April 1930, Ir.Soeratin Sosrosoegondo dkk yang kini namanya juga dipakai untuk Piala Suratin U17-U15 dan U13. Soeratin dkk pada waktu itu mendirikan PSSI salah satunya untuk mengatasi persoalan bangsa.

BACA JUGA :  Sungai Sumberwaru Diduga Tercemar Limbah, Hasil Panen Padi Warga Selalu Rugi

*KINI BANYAK PERAMPOK MERAMPAS PUNYA PIHAK LAIN DAN MERUGIKAN PESEPAKBOLA ANAK*
Menurut Sarman El Hakim, politik dalam sepakbola yang dilakukan oleh Soeratin bukanlah politik dengan cara perampokan, bukan politik kejahatan. Tapi politik untuk mengedepankan kepentingan bangsa, untuk memajukan anak-anak bangsa dalam soal sepakbola, sekaligus Soeratin menilai sepakbola bisa dijadikan alat untuk mempersatukan bangsa. Termasuk lahirnya PSSI 19 April 1930, yang sebentar lagi HUT PSSI, tidak lepas dari rangkaian pergerakan bangsa terutama Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang Berbangsa Satu Bangsa Indonesia dan Berbahasa Satu Bahasa Indonesia serta Bertanah Air Satu Tanah Air Indonesia. Jadi, menurut Sarman El Hakim, apa yang dilakukan Soeratin adalah mulia mengandung nilai-nilai pergerakan dan perjuangan bangsa. Hal tersebut juga ingin dilakukan Sarman El Hakim dengan upaya agar Indonesia bisa menjadi host sepakbola Piala Dunia 2022, dengan sepakbola (Piala Dunia, red.) bisa menjadikan Bangsa Indonesia kembali lebih erat bersatu dan menyelesaikan ribuan persoalan bangsa dan negara.

Politik Soeratin dalam sepakbola itu berbeda dengan kebanyakan orang pada zaman sekarang yang cenderung menghalalkan segala cara, seperti perampokan dan sabotase sebagaimana contoh yang telah diungkapkan terdahulu. Ada pihak-pihak yang bergentayangan ‘mengintip-ngintip’ punya pihak lain lantas mereka melakukan perampokan, sabotase dan perampasan. Padahal harusnya berbuat tersendiri. Hal-hal tersebut selama ini terus terjadi, justru menyebabkan sepakbola Indonesia tidak maju-maju karena sosok-sosok yang sebenarnya lebih peduli pada pesepakbola (lebih-lebih pesepakbola anak, red.) malah disingkirkan oleh konspirasi elite.

*HAMPIR SEMUA ELEMEN SEPAKBOLA INDONESIA LUPA BAGAIMANA PERJUANGAN SURATIN*
Dengan begitu menurut Sarman El Hakim, tampak bahwa hampir semua elemen sepakbola di Indonesia lupa dengan arah perjuangan Soerati Sosrosoegondo dkk sebagai pendiri PSSI 19 April. Bahkan termasuk lingkungan PSSI di pusat sekalipun sehingga lupa bahwa sepakbola harusnya merupakan alat perjuangan untuk persatuan dan kesatuan bamgsa dan negara ini. Namun yang terjadi justru kecenderungan hanya mencari keuntungan finansial sesaat, bahkan tak jarang Timnas Indonesia tidak bisa mencapai prestasi Asia atau bahkan Asia Tenggara diantara penyebabnya karena bermain dengan mafia. Kasarnya tak jarang timnas dijual. Tak ada lagi nasionalisme seperti yang menjadi landasan utama Soeratin dkk mendirikan PSSI. Pembinaan pun gagal. Apalagi pihak-pihak yang serius membina sepakbola malah disingkirkan.

BACA JUGA :  BENDESA TONJA NANGIS, DIRILIS KE MEDIA

Dengan melihat berbagai kerusakan dalam lingkup sepakbola di Indonesia yang begitu masif, juga munculnya ribuan permasalahan bangsa-negara yang terus-menerus tanpa terselesaikan termasuk soal kemiskinan, merupakan alasan utama Sarman El Hakim bergerak dan berjuang agar Indonesia menjadi host sepakbola Piala Dunia 2022 menggantikan Qatar. Dan peluang itu sangat terbuka, tinggal Presiden RI Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah. Apalagi sudah ketahuan Qatar melakukan suap ketika bidding memperebutkan untuk jadi tuan rumah Piala Dunia 2022, ditambah situasi Qatar yang diembargo dunia Arab saat ini karena Qatar dinilai terlibat ISIS. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *