Reporter: tim
Editor: Siswahyu
SURABAYA (sekilasmedia.com) Seiring dengan Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018-2023, juga berlangsung serentak dengan Pilbup/Pilwali pada 17 Kabupaten/Kota se-Jatim 27 Juni 2018, dengan memperhatikan hal tersebut maka koordinasi antara Cagub-Cawagub dengan Cawali/Cabup memiliki potensi untuk tidak sinkron antar partai politik pengusung yang sama-sama mengusung Cagub namun dalam Pilbup/Pilwali belum tentu sama yang diusung. Sehingga bisa memerlukan energi ekstra.
*DAWAKI: ANTAR PARPOL PENGUSUNG CAGUB SERING BERBEDA CABUP-CAWALINYA*
Dengan kemungkinan saling berbedanya antar parpol pengusung Cagub-Cawagub dengan jago-jagonya yang diusung pada Pilbup/Pilwali itu maka koordinasi dalam Pilkada tahun 2018 ini membutuhkan energi yang lebih besar jika dibandingkan Pilkada tahun 2013. Hal tersebut diungkapkan Dawaki SPd ketua Umum Forum Suara Rakyat Jawa Timur (Forsa RJT) yang mendukung Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak.
Untuk itu menurut Dawaki diperlukan ada sebanyak mungkin elemen pendukung yang memiliki jaringan mulai tingkat provinsi hingga ke daerah-daerah. Jaringan yang berbagai macam itu memiliki muara pada Relawan Khofifah-Emil Dardak.
*Forsa RJT DENGAN 38 KABUPATEN/KOTA SIAP MENANGKAN KHOFIFAH-EMIL*
“Kamipun menata sejumlah jaringan relawan terutama Forum Suara Rakyat Jawa Timur atau Forsa RJT,” ungkap Dawaki salah satu tokoh Jatim yang juga Ketum Forsa RJT. Menurutnya dengan posisi antar parpol yang seperti itu maka peran para relawan diharapkan lebih vitai.
Forsa RJT yang memiliki pengurus cabang di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur pun siap memenangkan Khofifah-Emil. “Banyak kerja yang harus dilakukan relawan, terutama menyangkut pemetaan pemilik suara. Jadi harus riil,” tambah Dawaki, dimana salah satu muara utama para relawan pada KH.Asep Saifuddin Chalim pengasuh Ponpes Ammamatul Ummah yang berkantor pusat di Jalan Siwalankerto Surabaya. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926.