Banyuwangi,Sekilasmedia.com- – Tragedi banjir bandang yang menerjang Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi membuat 428 rumah warga terendam oleh material lumpur, batu, dan kayu yang berasal dari lereng Gunung Raung.
Material material tersebut ternyata masih membawa manfaat untuk warga, karena sudah dianggap sebagai limbah. Pantauan media ini dilapangan, terlihat tumpukan material itu dikeruk menggunakan alat berat dan kemudian diangkut menggunakan kendaraan dump truck.
Puluhan dump truck tersebut menurunkannya di sepanjang pinggiran jalan. Jika dipusatkan di titik jembatan Garit ke arah utara, material tersebut dimungkinkan sudah sampai hingga simpang tiga Bulog, Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh.
Tak jarang warga yang tinggal dipinggir jalan tersebut meminta limbah material tersebut dan digunakan sebagai tanah urug. “Saya sengaja memintanya, untuk keperluan mengurug Jalan didepan rumah, agar lebih enak melintas menuju rumah,” ungkap Sangkur warga setempat.
Pasca tragedi banjir 13 hari lalu, tumpukan material ternyata masih belum sepenuhnya bersih total. Sementara, para relawan dari berbagai elemen masyarakat yang peduli bencana masih terus berdatangan untuk membantu warga membersihkan rumah rumah yang terdampak banjir.
Salah seorang relawan bernama Herman mengatakan, pasir dan lumpur memang banyak dijumpai. Namun pasir yang bercampur lumpur tidak bisa digunakan untuk pembangunan.
“Pasir ini jika nglepo (melapisi dinding) tidak bagus, karena mudah retak dan pecah. Lmpur yang tercampur pasir ini hanya bisa jadi limbah urugan saja,” cetusnya.
Terlebih, material pasir tersebut jika langsung terkena panas matahari akan cepat mengeras. Begitu juga sebaliknya, jika tercampur air maka akan mudah menjadi lumpur. (robby)