Mersinde seçkin mersin escort bayan larla özel bir deneyim yaşayın, Samsunda escort samsun ile farklı anlar geçirin. Kadıköyde özel ve güvenilir hizmetler için anadolu yakası escort bayan bayanlarıyla tanışın! İstanbul’un gece atmosferinde istanbul gece hayatı keşfedin.
Daerah  

Pelaksanaan Upacara Metatah di Griya Tama Pande Tonja Diserbu Peserta


Denpasar Bali,Sekilasmedia.com
Pelaksanaan upakara potong gigi (metatah) di Griya Taman Pande Tonja, di Jalan Ratna, Denpasar waktu lalu, selain diserbu peserta perayaannya pun, cukup meriah. Meski rakaian upacara cuma sehari, namun antusias anak anak peserta dari berbagai daerah di Bali mencapai ratusan orang jumlahnya. Tujuan metatah tak lain untuk memenuhi kewajiban orang tua, yang sekaligus berkesempatan beryadnya.

Ida Sira Mpu Dharma Sunu, guru Griya Taman Pande Tonja, dikesempatan itu menyampaikan, upacara matatah merupakan kegiatan menghaturkan sembah kehadapan Ida Sang Hyang Widhi, sebagai wujud syukur atas anugerah tumbuh kembang anak dari anak anak menuju dewasa.

Ditambahkan, cara pasraman merupakan tata cara untuk menajamkan (nyangingin) gigi sesuai standar kesehatan. Kegiatan ini menurut guru sangat perlu, mengingat secara hormonal anak sudah berubah, sehingga unsur sad ripu perlu di “somya” untuk membentuk karakter “dewasya” memiliki sifat kedewataa.

BACA JUGA :  Komisi C DPRD Jawa Timur, Apresiasi UPT PPD Madiun Penuhi Target PAD

Di tempat yang sama, Pinandita I Wayan Dodi Ariyanta, ketua paguyuban Widya Swara yang juga selaku panitia dalam kegiatan ini mengatatakan, sangat mendukung karena selain mengutamakan sosio tradisi, sosio kesehatan juga diperhatikan. Terutama dalam kegiatan matatah masal, seperti penggunaan alat secara bersamaan dan memotong gigi terlalu dalam. Sehingga enamel gigi yang merupakan pelindung gigi habis menyebabkan masalah kesehatan dikemudian hari.

” Kegiatan metatah bukan hanya menonjolkan estetika akan tetapi simbolis juga. Kegiatan ini sudah dua kali kami lakukan, astungkara diterima baik oleh masyarakat, ” kata Dodi Ariyanta di Denpasar.

Ia berharap, melalui kegiatan ini para peserta mengerti tentang tata cara nyanggingin dari aspek sastra dan memperhatikan kesehatan mulut.  Apalagi dengan peserta metatah masal yang jumlahnya ratusan. Sehingga edukasi ini sangat perlu ditularkan ke seluruh masyarakat Hindu di Bali.

BACA JUGA :  Wakil Bupati Gresik: Sedekah Bumi Sebagai Tradisi Leluhur Tetap Lestari

Sementara, Pinandita I Wayan Wija, ketua panitia dalam kegiatan pasraman sangging ini menjelaskan, selama prosesi upakara berlangsung akan di isi oleh, Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda, selaku sesi aspek filsafat. Ida Pandita Mpu Istri Jaya Acharyananda, sisi upacara,  Ida Sira Mpu Dharma Sunu, sesil praktek sangging. Prof. DR. Drs I Made Surada.MA, sesi puja dan mantra, dan Drg Budiarsana, sesi tentang kesehatan mulut. (sofi)

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *