Terverifikasi Faktual Dewan Pers .

Home / Daerah

Selasa, 2 April 2019 - 03:57 WIB

Kata Kenia Mahendra Suporter Harus Dibela, Akmal Sebut Bisa Biayai Pesepakbola Muda, Rezza Sebut Sponsor Terbesar

Foto Kenia Mahendra, Akmal, dan Rezza Lubis

Foto Kenia Mahendra, Akmal, dan Rezza Lubis

Foto Kenia Mahendra, Akmal, dan Rezza Lubis

Jakarta, Sekilasmedia.com – Yang satu adalah wanita cantik masih muda (usia 33 tahun) putri tokoh ngetop Yusril Ihza Mahendra, sosok tokoh muda bernama Kenia Khairunnisa Mahendra, dikenal sebagai Tokoh Muda Wanita Pembela Suporter lebih-lebih suporter Persija Jakarta dan sedang diperluas secara nasional. Lantas yang satu lagi sosok anak-anak yang menginjak jadi pesepakbola muda (usia 14 tahun lebih) yang tergolong U15 namun sudah terbiasa masuk U16 yang kemarin bergabung Kalteng Putra U16 saat Festival Liga 1 Filanesia U16 (20-24 Maret 2019 di National Youth Training Center PSSI pusat di Sawangan – Kota Depok, red.), sosok kidal bertinggi 176 cm kelahiran Mojokerto namun banyak familinya yang masih tinggal di Kalimantan Tengah, dialah Ahmad Dzaki Akmal Yuda/Akmal yang bisa berbagai posisi bermain dalam sepakbola terutama Center Back, Bek Kiri, Sayap Kiri dan lain-lain. Masuk All Stars Festival Liga 1 U16 Filanesia 20-24 Maret 2019 berpeluang besar masuk timnas.

*KENIA, AKMAL DAN REZZA SAMA-SAMA MENJUNJUNG TINGGI POSISI SUPORTER SEBAGAI SALAH SATU PENDUKUNG UTAMA SEPAKBOLA*
Sedangkan yang satu lagi adalah tokoh muda yang sedang konsentrasi pada pesepakbola usia muda yang telah memiliki berbagai pengalaman internasional bahkan memiliki cukup banyak jaringan pada klub-klub Liga Satu di Eropa, yang juga didorong berbagai pihak termasuk kalangan senior tokoh sepakbola Indonesia untuk menjadi salah satu pemimpin PSSI (pusat) masa depan terutama posisi Sekjen, dia adalah Rezza Mahaputra Lubis aluas Rezza Lubis yang diyakini dengan jaringan internasional dan sponsornya akan bisa memajukan pesepakbola muda go internasional. Rezza didorong menjadi pemimpin PSSI masa depan bersama sejumlah tokoh muda nasional seperti Eric Thohir, Ahmad Zaki Iskandar Bupati Tangerang yang sangat peduli sepakbola dengan membangun sport center stadion megah dan sekitar 26 stadion mini di Kabupaten Tangerang, Azrul Ananda Persebaya Surabaya, Esti Puji Lestari presiden Persijap Jepara, Munafri Arifuddin CEO PSM Makassar, Hasnuryadi Sulaiman CEO Barito Putra, dan Maruarar Sirait Steering Committe (SC) Piala Presiden.

Mereka, Kenia Khairunnisa Mahendra, Ahmad Dzaki Akmal Yuda/Akmal dan Rezza Lubis dengan atmosfir wawasan masing-masing namun menempatkan posisi para suporter dalam kedudukan yang sangat tinggi dan harus dihormati apalagi suporter klub-klub liga (lebih-lebih Liga 1, red.) bahkan menjadi pendukung utama tidak hanya untuk klub namun juga jika memungkinkan untuk mendukung para pesepakbola muda yang membutuhkan perhatian ekstra dan dukungan dana agar bisa bertumbuh-kembang dengan lebih tenang mengarah sebagai pesepakbola nasional dan profesional bahkan go internasional meskipun saat ini pesepakbola muda ketika memasuki usia U14-U15-U16-U17 banyak yang ‘hilang’ tak berlanjut karena alasan ekonomi. Kenia Khairunnisa malah menyebut bahwa para suporter harus dibela, misal bisa dimulai dari suporter Persija Jakarta yang kebetulan berada di Ibukota Negara NKRI sehingga bisa menjadi role model bagi yang lain.

BACA JUGA :   DPRD Kota Mojoketo Hadiri Rapat Penyamaan Presepsi Terkait Pembelian BBM Bersubsidi Bagi Petani

*SAMBUT KENIA, AKMAL MERASA PENTINGNYA DANA SUPORTER AGAR ADA YANG UNTUK PESEPAKBOLA MUDA, REZA SEBUT SUPORTER ADALAH SPONSOR TERBESAR KLUB*
Ahmad Dzaki Akmal Yuda (Akmal) selaku pesepakbola belia yang menggeluti dunia sepakbola sejak kecil, menyambut gembira dengan makin luas terpublikasi kepedulian Kenia Khairunnisa Mahendra terhadap suporter yang sangat bisa berimbas kepedulian kepada para pesepakbola belia. Apalagi ketika saat ini kian merasakan pentingnya perhatian terhadap pesepakbola usia muda terurama pada masa ‘transisi’ U14-U15-U16-U17 karena menurut Akmal, banyak teman dimana-mana yang tidak bisa melanjutkan ‘karir’ bukanlah karena tidak mampu bermain sepakbola akan tetapi lebih banyak yang karena alasan dana dimana untuk ‘riwa-riwi’ dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Bahkan tak jarang wali murid yang menjual tanah, bahkan rumah, malah ada suami-istri yang cerai gara-gara sepakbola. Menurut Akmal, untuk klub-klub liga apalagi yang sudah besar dan Liga 1 yang telah diuntungkan oleh adanya suporter diharapkan agar sebagian dana yang dari suporter san sponsor agar untuk memberi suport kepastian pada pesepakbola terutama usia ‘transisi’ U14-U15-U16-U17. “Suporter yang sudah setia membeli tiket harusnya sebagian dana untuk semacam kontrak atau pra kontrak kepada pesepakbola usia transisi U14-U15-U16-U17 untuk lebih menjamin keberlanjutan perjuangan mereka,” ungkap Akmal yang bersama timnya pernah Juara 1 se-Jawa Timur Piala FOSSBI-Menpora U12 tahun 2016 di Probolinggo, juga dengan bendera Bhayangkara FC U13 Juara 1 nasional Bali Youth Championship U13 tahun 2017 di Denpasar Bali, kemudian bersama Bhayangkara FC U14 Juara 2 se-Jawa Timur Piala Menpora U14 tahun 2018 kalah adu penalti versus Arema FC dalam pertandingan final di Malang saat HUT AREMA dan ditunggui bos Arema Iwan Budianto.

Akmal berharap kepedulian Kenia Kharunnisa Mahendra terhadap suporter kian meluas termasuk penting memberi ilustrasi kepada para suporter bahwa dari kepedulian mereka terhadap klub, ada yang diarahkan untuk kepedulian pada pesepakbola usia transisi U14-U15-U16-U17 dsj itu agar ikut memberi jaminan kepada pesepakbola tersebut dan mengurangi kecenderungan hilangnya banyak pesepakbola belia itu. “Semoga Mbak Kenia bisa bergerak terus dan lebih luas untuk suporter dan memberi ilustrasi kepada suporter bahwa penting suporter juga peduli pesepakbola belia,” ungkap Ahmad Dzaki Akmal Yuda yang dalam latihan telah ditangani beberapa pelatih telah cukup kuat berpengaruh dan membentuk karakter dan memahami karakter Akmal, diantaranya adalah Pak No dari SSB Hanza (milik pesepakbola timnas Hansamu Yama Pranata dan keluarga), Hadi Kurniawan pelatih SSB Sikatan Muda, Setiawan (C AFC) pelatih Bhayangkara FC U13-U14-U15-U16 dalam durasi waktu awal 2017 hingga 2018 via manejemen Achmad Yari dkk dibawah komando AKBP Eddwi Kurniyanto, Markeso UMM BMI Malang, lalu dalam Bina Sentra binaan Subagja Suihan ayah angkat Egy Maulana Vikri dan Firman Utina, lantas saat di Kalteng Putra U16 untuk Liga 1 Filanesia Maret 2019. Dukungan yang sama terhadap Kenia Khairunnisa pada bagian terpisah dan berbeda juga diungkapkan salah satu tokoh muda sepakbola Indonesia masa ‘transisi’ yang sebentar lagi (pasca Pilpres 17 April 2019, red.) akan masuk dalam Kongres PSSI, Rezza Mahaputra Lubis. Menurut Rezza langkah yang dilakukan Kenia Khairunnisa untuk membela suporter merupakan hal vital apalagi suporter merupakan sponsor terbesar sepakbola apalagi bagi klub-klub Liga di Indonesia lebih-lebih Liga 1.

BACA JUGA :   Yonif 511/DY Mendukung Kegiatan Vaksinasi Kodim 0808/Blitar

*KENIA KHAIRUNNISA SIAP BELA LEBIH BANYAK SUPORTER, MESKIPUN FOKUS AWAL DI JAKARTA*
Sebagai putri tokoh hukum nasional Yusril Ihza Mahendra, rekam jejak Yusril tersimpan betul dalam memori Kenia Khairunnisa. Seperti buah yang jatuh tak jauh dari pohonnya,  dunia hukum begitu lengket untuk perempuan berusia 33 tahun itu. Salah satunya sebagaimana umum diketahui adalah soal kepedulian Kenia perihal pendampingan hukum untuk suporter sepak bola Indonesia. Sama rata-sama rasa, tidak boleh pandang bulu. “Pendampingan hukum untuk pihak-pihak yang dirugikan atau didzolimi itu memang harus ada. Setiap warga berhak mendapatkan hal tersebut, sebagaimana masyarakat yang kehilangan hak tanahnya, suporter sepak bola atau apapun itu,” tegas Kenia Khairunnisa, Direktur Ihza & Ihza Law Firm itu.

Kultur sepak bola Indonesia yang masih identik dengan fanatisme kebablasan tidak membuat Kenia alergi. Bahkan untuk mendalami akar permasalahan, ia mengaku sudah siap turun tangan hingga level akar rumput. “Selama ini saya amati kasus kekerasan suporter sepak bola di Indonesia korbannya memang lebih ke akar rumput. Mereka benar-benar butuh payung hukum,” tegas Kenia lagi.

“Selain itu, di sisi lain perlu adanya tindakan preventif agar kekerasan antar kubu suporter sepak bola tidak terjadi, dalami akar permasalahan. Hal ini perlu dipikirkan bersama-sama, baik pemerintah, pengelola-pengelola klub, federasi dalam hal ini PSSI tentunya dan semua pihak yang terkait termasuk orang-orang hukum,” sambung Kenia jebolan Universitas Indonesia itu. Bagi Kenia, sudah saatnya memang sepak bola Indonesia tidak melulu soal ribut-ribut di luar lapangan hingga berujung nihil prestasi. Semua aspek ia ajak untuk ikut berbenah. Kepedulian Kenia membela sepakbola dan suporter tidak lepas dari darah sepak bola yang mengalir dalam tubuhnya. Seperti diketahui kakek buyutnya adalah penggawa Timnas Hindia-Belanda tahun 1922 yang bernama Jama Sandon.(Siswahyu).

Share :

Baca Juga

Daerah

Perhumasri Cabang Sumsel 2021-2024 Di Lantik Secara langsung Oleh Ketua Umum Pusat Anjari Umarianto

Daerah

Dandim Tuban Baksos Bareng dengan Sejumlah Komunitas dan Perguruan Pencak Silat

Daerah

Polresta Kediri Apel Gelar Pasukan Operasi Keselamatan Semeru 2019

Daerah

Walikota Denpasar Resmikan Kanal IPA Berkapasitas 600 Liter Per-Detik

Daerah

Ketua MUI Kecamatan Trowulan, Mengecam Keras Kerusuan Yang Terjadi di Jakarta

Daerah

Kedepan, Bupati Yuhronur Efendi Canangkan City Branding Melon Sebagai Hortikultura Lamongan

Daerah

LSM Lira Kabupaten Probolinggo Bagi – Bagi Takjil Pada Pengendara Di Alun – Alun Kraksaan

Daerah

Kapolres Pasuruan, Laksanakan Anjangsana Dalam Rangka Hari Jadi Polwan RI Ke-74 dan HKGB