Tak Berkategori  

Situs Majapahit Tercecer di Hutan Gunungsari

penemuan makam kuno era majapahit di hutan gunungsari.

Mojokerto, Sekilasmedia.com – Meski jauh dari pusat peradaban Majapahit yang diyakini berada di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, namun wilayah Dawarblandong seperti tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang Kerajaan besar tersebut.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penemuan-penemuan benda bersejarah di wilayah Kecamatan Dawarblandong yang memiliki ciri khas Majapahit. Mulai dari batu bata, pecahan guci, bokor, hingga uang kuno yang identik dengan kebudayaan Majapahit.

Dalam ekspedisi menyisir jejak masa lalu yang dilakukan Perangkat Desa Gunungsari bersama Jajaran Polsek dan Koramil Dawarblandong, reruntuhan peninggalan Majapahit kembali ditemukan.

Lokasinya berada di wilayah Perhutani Sumberwuluh yang masuk kawasan Desa Gunungsari. 

“Kami memang sengaja ingin melihat semacam situs peninggalan masa lalu yang pastinya kita juga belum tahu, tapi yang pasti di situ ada semacam guci-guci lama, batu bata yang sangat lebar, dan tumpukan bata membentuk sebuah kolam yang sudah dibongkar,” ujar Kepala Desa Gunungsari, Susanto.

Kuat dugaan artefak dan batu bata yang ditemukan di beberapa titik tersebut merupakan peninggalan kerajaan Majapahit. Alasan itu cukup berdasar karena Kaji Santo, panggilan akrab Kades Gunungsari, tiga tahu yang lalu pernah melihat sendiri benda semacam guci yang sudah tidak utuh, namun fragmen-fragmennya membentuk surya majapahit, simbol khas Kerajaan Majapahit.

“Jadi ada guratan-guratan di guci yang sangat jelas berbentuk surya majapahit. Tapi tidak berani dibawa pulang, karena katanya kalau dibawa pulang disuruh mengembalikan,” imbuhnya.

Pihaknya juga sudah mengirim beberapa benda peninggalan Majapahit ke Trowulan, dengan harapan bisa ditindaklanjuti oleh instansi terkait.

Makam Orang Penting Kerajaan Majapahit

Selain batu bata, guci, bokor, di lokasi hutan Desa Gunungsari juga terdapat kuno yang diduga kuat merupakan makam orang penting dari Kerajaan Majapahit.

Batu bata khas Majapahit ditunjukkan oleh Kapolsek Dawarblandong AKP Made Arta Jaya.

Berdasarkan cerita masyarakat setempat secara turun temurun, makam berukuran panjang 2,5 meter, menyisakan satu nisan dan masih tertata rapi itu, merupakan senopati dari patih Kerajaan. Bahkan jika dikaji secara metafisika, pernah ada orang/kelompok yang melakukan semedi di lokasi tersebut, berani menyebut bahwa makam itu adalah makam Patih Gajah Mada.

“Mereka melekan (bermalam) selama tujuh harian. Dulu pernah mau ditangkap warga sini karena bermalam di lokasi makam, di tengah hutan,” kata Kades Susanto.

Kades Susanto sendiri sudah pernah melaporkan temuan ini pada instansi terkait dengan harapan agar bisa dilakukan penelitian, namun hingga saat ini belum ada jawaban. Padahal jika dilihat dari bukti-bukti penemuan di Gunungsari, besar kemungkinan wilayah ini sempat ada peradaban penting dalam sejarah Majapahit. Wilayah Dawarblandong yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan, kuat dugaan menjadi gerbang masuk orang-orang pesisir sebelum masuk wilayah Kerajaan Majapahit. (joe)