Mojokerto,Sekilasmedia.com-Puluhan warga Desa Sumberwono, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, kembali ‘ Ngluruk’ ke Pabrik PT. Beton Prima Indonesia (BPI) setempat, Rabu (12/8). Mereka menggelar aksinya didepan pintu gerbang perusahaan yang memproduksi beton ini. Demo kali ini merupakan aksi kedua mereka.
Selain menuntut dua hal yakni soal pembayaran upah tak dibayar sesuai dengan UMK, warga juga menyoal PT BPI yang dianggap ingkar janji kepada masyarakat Sumberwono.
” Aksi unjuk rasa yang kedua kalinya terpaksa harus kami lakukan sebab apa yang disepakati dan diperjanjikan saat demo yang pertama, hasil kesepakan ternyata diingkari pihak PT BPI. Untuk kali ini yang kami pinta dua tuntutan, padahal sebenarnya tuntuta kita banyak hal, target kami pabrik harus tutup, “ungkap Kordinator Aksi warga, Saiful Hidayat.
Dari pantauan dilapangan, masa aksi mendatangi pabrik beton ini mulai pukul 11.00. Para pendemo sempat melakukan penutupan pintu masuk menuju perusahaan dengan batangan kayu dan sejumlah bentangan spanduk yang berisikan dua tuntutan.
Sementara Hugoh D, HRD PT. BPI kepada media ini mengatakan bahwa yang didemo adalah soal tenaga borongan yang saat ini telah dipegang oleh penyedia jasa outsouring PT. Satria Nusantara Sakti (SNS). Sebab PT. BPI telah menyerahkan sepenuhnya kepada PT. SNS.
Terpisah Tenaga Perekrut, PT SNS, Mulyadi , mengatakan, bahwa untuk tenaga borongan, pihak SNS sudah merekrutnya dari Desa Sumberwono lebih dari 30 persen, atau sejumlah 68 Karyawan dari seluruh karyawan yang direkrut berjumlah 154 orang.
Sayangnya, ketika pihak Manajemen PT. BPI dan Kapolsek Bangsal, AKP Adam Muhari hendak mengajak dialog perwakilan warga, tidak sampai berlanjut. Karena pihak pendemo, mendadak lebih memilih Wolk Out, keluar ruangan, sembari terus menyampaikan kekesalannya.
Pihak PT. BPI sendiri sangat menyesalkan aksi pendemo seperti ini. ” Mereka hanya bisa menyebarkan hoax yang tidak berdasar diluar, buktinya ketika kami ajak berdialog, mereka tidak berani dan tidak mau mendengarkan penjelasan dari kami maupun PT.SNS sebagai mitra outsourcing, itu sama saja tidak menghargai Pak Kapolsek sebagai pimpinan mediasi, ” ujar sumber resmi PT. PBI. (wo/tri)