Gresik, Sekilasmedia.com – Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik memastikan, pada tahun ajaran baru 2022/2023 Juli mendatang, kurikulum bermuatan lokal (mulok) sudah bisa diterapkan di semua jenjang pendidikan, yakni SD maupun SLTP di seluruh sekolah di Kabupaten Gresik. Teknisnya, kurikulum yang kontennya di antaranya berisi sejarah lokal di Gresik itu tidak berdiri sendiri sebagai mata pelajaran khusus, tetapi akan digabungkan atau dilebur pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
“Insya Allah siap. Tim sudah mempersiapannya segalanya, termasuk panduan buku ajarnya,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik, S. Hariyanto, dihubungi di kantornya, Senin (30/5/2022).
Disinggung kesiapan tenaga pendidik atau guru dalam mengaplikasikan kurikulum mulok ini, Hariyanto menegaskan tidak ada masalah. Bahkan ia yakin, secara teknis guru akan dengan mudah mentransfer pengetahuan tentang sejarah lokal Gresik itu kepada para muridnya. Tentang buku panduan dan buku ajarnya, tengah disiapkan oleh tim khusus yang menangani penyiapan kurikulum mulok ini.
“Itu gampanglah. Kan sudah bidangnya. Dan, guru-guru IPS sudah biasa mengajarkan sejarah kepada murid-muridnya,” tandasnya.
Dikatakan, sejarah lokal Gresik merupakan satu dari empat program yang di godok dalam kurikulum mulok yang disiapkan oleh Dispendik Gresik. Selain tentang Sejarah Lokal Gresik, kurikulm mulok juga berisi tentang Edukasi Wisata, Tahfidz Pelajar, dan CSR bidang Pendidikan.
Keempat program anyar itu, secara resmi di-launching oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani di ruang Mandala Bhakti Praja lantai IV Kantor Bupati Gresik, 28 Maret 2022 lalu.
Empat program tersebut merupakan gagasan dan inovasi Dispendik Gresik. Tujuannya, memandu generasi muda menjaga kearifan lokal dan budaya Islami di Kota Santri ini. Selain itu, program itu untuk menyiapkan generasi muda khususnya di Kabupaten Gresik menghadapi era digitalisasi.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani saat me-launching kurikulum mulok itu mengatakan, dari sejarah seseorang bisa belajar tentang kejayaan masa lampau. Dari sejarah pula seseorang bisa melihat kehancuran di masa lampau. Kabupaten Gresik, katanya, merupakan kota tua dengan budaya dan toleransi beragama yang sudah ditunjukkan berabad-abad silam.
“Adanya kurikulum sejarah lokal Gresik, sangat penting untuk menjaga budaya dan melestarikan kearifan lokal sejarah yang ada di Kabupaten Gresik yang belum tentu dimiliki kabupaten atau Kota lain yang ada di Indonesia,” kata Bupati berusia 37 tahun itu.
Hariyanto menambahkan, penerapan kurikulum baru muatan lokal itu merupakan bantuk kepedulian dan tanggung jawab Dispendik ikut mewarnai dan menentukan masa depan generasi muda di Kabupaten Gresik.
Bahkan, lanjutnya, Dispendik siap menjadi motor untuk menggerakkan program tersebut. Pasalnya, hal itu sesuai amanat Undang-undang Republik Indonesia.
“Pokoknya kita siaplah. Ini bentuk kepedulian dan hadirnya negara, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Gresik terhadap masa depan generasi muda,” pungkasnya. (rud)