Mojokerto, Sekilasmedia.com-Kota Mojokerto merupakan kota kecil di Indonesia dengan luas wilayah 20,21 km persegi, kendati Kota Mojokerto yang hanya memiliki luas kurang lebih 21 km persegi ini, namun belum genap lima tahun penampilan wajah molek Kota Mojokerto berubah total. Perubahan ini ditandai dari berbagai aspek pembangunan yang sudah rampung dikerjakan, mulai dari pembangunan Infrastruktur, Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan. Sesuai dengan Visi-Misi Walikota Mojokerto Hj. Ika Puspita Sari yang akrab disapa Ning Ita, ingin mewujudkan Kota Mojokerto sebagai Kota Wisata Sejarah berbasis Spirit of Mojopahit.
Untuk diketahui, wilayah Kota Mojokerto ini tak jauh dari pusat Kerajaan Majapahit di Trowulan Kabupaten Mojokerto, sehingga Pemkot Mojokerto begitu jeli mengambil peluang bagaimana cara mendongkrak ekonomi warganya yakni dengan mengangkat keberadaan potensi wisata sejarah dan budaya.
Ketika digali lebih dalam, ternyata Kota Mojokerto menyimpan banyak potensi sejarah, religi, sumber daya alam dan wisata berbasis minat.
Meski belum genap lima tahun dalam kepemimpinan Ning Ita , Kota Mojokerto begitu tampak berbeda, berbagai ornament pembangunan di Kota Mojokerto benar-benar menampakan wajah barunya. Kota Mojokerto bersolek, menuju kearah Kota Wisata, Tagline Spirit of Majapahit diambil sebagai motto menjalankan visi dan misi pembangunan daerah. Tak hanya pemerintah, masyarakat dan swasta pun ikut ambil bagian menuju Kota wisata dan budaya ini.
Dalam kata pengantar pada buku “Soekarno di Mojokerto” Ning Ita menuliskan jika salah satu tugas Pemda yakni merumuskan langkah agar daerah bisa berkembang sesuai harapan.
“Kondisi Kota Mojokerto tak banyak memiliki potensi sumber daya alam. Namun, kondisi itu tidak boleh membuat pemerintah dan warga pasrah. Masih banyak jalan selama bersama-sama mau berbenah dan melangkah,” tulisnya pada buku yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto.
Berbagai tampilan wajah baru yang ada di Kota Mojokerto ini, adalah untuk menuju Kota Wisata dan Budaya dengan harapan dapat mengangkat perekonomian masyarakat serta mewujudkan Kota Mojokerto sebagai Kota Wisata Sejarah berbasis Spirit of Mojopahit.
Wajah Baru Pelebaran Jalan Empunala
Apabila kita masuk Kota Mojokerto dari arah Surabaya melalui jalan Raya Bypass sisi timur, tampak perubahan wajah Pelebaran jalan Raya Empunala sepanjang 2,3 km dari Jalan Bypass sampai Simpang Empat Sekarsari. Ruas jalan tersebut kini makin lebar, sehingga diberlakukan dua jalur empat lajur. Masing-masing dua lajur untuk jalur masuk dan jalur keluar kota.
Jalan ini ukuran rata-rata kiri kanan 17 meter ini, selain untuk memperlebar ruas jalan, pemugaran sisi selatan ruas jalan itu juga dibuat multifungsi. Selain dilengkapi dengan trotoar yang cantik dan representatif, juga ada fasilitas seperti jalur sepeda dan area parkir.
Tampilan Baru menara mahkota Tribuana Tungga Dewi
Selanjutnya, sesampai di perempatan Sekarsari wilayah tengah Kota, warga luar kota yang hendak masuk wilayah Kota Mojokerto dari sisi utara langsung disuguhi dengan eloknya menara mahkota Tribuana Tungga Dewi yang begitu berkilau sorot lampu jika malam hari.
Hal ini dimaksud untuk mewujudkan Spirit Of Majapahit dalam bentuk desain agar Kota Mojokerto terlihat kearifan lokal yang mengusung budaya Majapahit. Tidak hanya itu, sedikit geser ke selatan menuju kantor Walikota, semua ornament bangunan juga sudah berubah wajah penuh dengan nuansa bangunan Majapahitan.
Tampilan Wajah baru Alun-alun Kota Mojokerto
Tak itu saja, fasilitas umum turut bersolek dengan gaya Majapahit, alun-alun yang dulunya kurang molek di sulap memiliki ikon tinggi menjulang yakni tugu Proklamasi yang dapat dipastikan menjadi spot foto andalan bagi masyarakat Kota Mojokerto dan sekitarnya.
Masih diseputar alun-alun, nampak ornamen lampu khas tempo dulu dan taman bermain anak ditambahkan. Bangunan Sky walk lengkap dengan ornamen Majapahitan menjadi pelengkap pelancong setelah menikmati keindahan ikon Kota Mojokerto lantas mengisi perut dan oleh-oleh khas Kota Mojokerto di stand yang sudah disediakan.
Wisata Budaya dan Pendidikan
Dengan kejelian Ning Ita mengali potensi wisata di Kota Mojokerto, ternyata tak banyak yang tahu bahwa Presiden pertama Republik Indonesia yakni Ir. Soekarno ternyata pernah tinggal dan menimba ilmu di Kota Mojokerto. Sekolah masa kecil Soekarno kini menjadi SMPN 2 Kota Mojokerto dan SDN Purwotengah. Kedua bangunan itu telah ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya (BCB).
Potensi wisata sejarah Soekarno juga menjadi pilihan wisatawan yang hendak ke Kota Mojokerto. Untuk mengangkat potensi itu, Pemkot Mojokerto membangun Prasasti Tetenger, Tugu penanda setinggi kurang lebih 2 meter yang tersebar di tujuh titik Kota Mojokerto.
Antara lain di Jalan Gajah Mada, Jalan Residen Pamuji, Jalan Empunala, Kantor Pemkot Mojokerto, SDN Purwotengah, SMPN 2 Mojokerto, dan Alun-alun Kota Mojokerto.
Masing-masing titik menandakan lokasi dimana Soekarno kecil pernah singgah. Jalan Gajah Mada dan Jalan Residen Pamuji merupakan lokasi kediaman Soekarno dan keluarganya di tahun 1907 hingga 1917.
Tingkatkan Ekonomi Kota Mojokerto
Selain pembangunan berbagai infrastruktur jalan sarana prasarana, budaya dan pendidikan, peningkatan ekonomi masyarakat juga menjadikan skala prioritas pembangun Kota Mojokerto. Dalam kepemimpinan Ning Ita, berbagai aspek yang kaitannya dengan peningkatan ekonomi seperti pembangunan pasar juga dikerjakan.
Pasar Tematik Andalan Kota Mojokerto
Pasar sebagai pusat aktivitas perekonomian masyarakat juga tidak lepas dari perhatian Pemkot Mojokerto, diantaranya launching Pasar Hewan Sekar Putih dan Pasar Loak Ketidur. Sebelumnya Pemkot juga telah membangun pasar Prapanca dan Rest area Gunung Gedangan.
Sesuai namanya, pasar tersebut akan dikhususkan untuk komoditas tertentu atau tematik. Pasar Hewan Sekar Putih menjadi pusat perdagangan hewan ternak kaki empat dan unggas, dilengkapi rumah potong hewan. Sementara Pasar Loak Ketidur menjadi sentra pedagang loak yang dulu tersebar di area Pasar Kliwon, Jalan Niaga, Jalan Karyawan, dan area sekitar Pasar Cakar Ayam.
Kesehatan masyarakat juga jadi perhatian Ning Ita
Tak itu saja, soal kesehatan juga menjadi perhatian Ning Ita, dengan adanya tampilan wajah baru RSUD dr Wahidin Sudirohusodo, satu-satunya rumah sakit milik Pemkot Mojokerto ini, sudah dilengkapi dengan berbagai alat canggih, dibuktikan dirumah sakit ini juga dibuka ruang pelayanan pemasangan Ring Jantung atau disebut Cathlab juga pelayanan yang serba cepat diruang ekskutif, ketika menggunakan pelayanan bisa memakai JKN maupun umum, pendaftaran pun cukup melalui online, dengan harapan apabila masyarakat Mojokerto butuh pelayanan kesehatan tak harus jauh-jauh ke Surabaya, cukup datang ke RSUD dr Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto. (Wibowo).