Daerah  

Pembinaan Ekonomi Kreatif, UMKM Diajari Teknik Digital Marketing

Probolinggo,Sekilasmedia.com
– Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Kepariwisataan Kota Probolinggo menggelar pembinaan ekonomi kreatif bagi 40 pelaku UMKM, di Ombas Cafe and Resto. Kegiatan ini digelar selama dua hari, Senin (15/5) dan Selasa (16/5).

Pembinaan diikuti 40 pelaku UMKM, terdiri dari 13 pondok pesantren yang tergabung dalam OPOP (One Pesantren One Product) dan 27 UMKM di Kelurahan Kanigaran dan Kedungasem.

“Di jaman teknologi sekarang ini, sistem penjualan sudah berbeda. Bagaimana kita bisa memasarkan produk kita dari rumah. Sebuah peluang yang harus dimanfaatkan, bagaimana mengembangkan produk-produk yang dibuat untuk diperkenalkan di dunia maya, agar tidak lagi merasa asing di kemajuan teknologi. Justru menjadi penyemangat agar bisa hidup dan berkembang di era saat ini,”ujar Sekretaris Dispopar, Fajar Poernomo dalam sambutannya.

Fajar berharap tidak hanya kreativitas pada produk saja yang ditampilkan, tetapi pada pemasaran melalui teknologi digital juga perlu dipikirkan. Menurutnya, sebagus apapun produk yang dibuat jika orang tidak mengenal atau tidak tahu, maka produk tersebut tidak akan dikenal.

“Mudah-mudahan melalui kegiatan ini pelaku UMKM bisa memanfaatkan momen sebaik mungkin. Diharapkan ke depan bisa dipadukan dengan program-program pemerintah daerah, sehingga bisa bersinergi saling mendukung dan berkembang dengan baik. Karena UMKM sebagai penopang ekonomi masyarakat khususnya di Kota Probolinggo,”pesannya.

Ada dua narasumber dalam acara tersebut, diantaranya dari Forum Kota Probolinggo Kreatif dan UMKM Merah Putih. Imam Wahyudi, pemateri dari Forum Kota Probolinggo Kreatif mengajak peserta untuk melihat peta pasar. Termasuk perilaku masyarakat yang telah berubah dalam pola konsumsinya.

Tidak dapat dipungkiri, penguasaan terhadap digital marketing menjadi kewajiban bagi setiap pelaku usaha. Ia juga mengingatkan terkait prinsip dasar marketing, yang bertujuan mengoptimalkan pemasaran melalui kanal-kanal digital.

“Secanggih apapun digital marketing nya, jika dasar marketingnya tidak kuat maka bisa meleset kemana-mana. Prinsip dasar marketing terletak pada kepuasan pelanggan serta menjaga pelanggan yang telah dimiliki. Harus memiliki relasi secara emosional, juga maintenance hubungan dengan pelanggan,”tandasnya.

Yudi, sapaan akrabnya, menambahkan terkait strategi lainnya yaitu 4P (product, price, promotion, place) menjadi pertimbangan penting dalam usaha apapun. Ketika dasar ini kuat, maka akan lebih mudah masuk dalam zona digital. Dengan konten-konten yang punya orientasi jelas, yaitu menjaga pelanggan.

Menurutnya, Kota Probolinggo memiliki potensi istimewa, mulai dari potensi jenis ikan yang memiliki cita rasa enak hingga produk lainnya yang sudah mampu menembus pasar di luar daerah dan luar negeri.

“Yang menjadi perhatian, potensi besar ini harus dikelola dengan ilmu marketing yang baik. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital, ditambah dengan ekosistem yang mendukung. Supaya produk-produk tersebut menjadi bagian dari loyalitas kita kepada daerah. Kemauan dan keberanian kita mengambil sikap, memilih produk lokal harus dimasifkan sebagai bagian dari menjaga potensi daerah,” ungkap Yudi.

Yudi berharap, para peserta mampu menguasai teknik digital marketing menggunakan kanal yang dimiliki. Dengan begitu bisa menopang marketing atau promosi produk masing-masing. “Jangka panjangnya, bagaimana pelaku usaha ini punya pola usaha yang lebih mengikuti situasi zaman. Jadi tidak hanya selesai dengan menjual saja tetapi mengelola pelanggan dan mengelola brand. Karena jangka panjang dari sebuah usaha tergantung dari brand itu kuat atau tidak, mampu mempengaruhi orang atau tidak, mampu membuat orang membeli atau tidak, itu kan kunci survive-nya usaha disitu. Termasuk penguasaan pada digital marketing,”imbuhnya.

Ia juga telah mempersiapkan materi yang akan diberikan dihari kedua. Rencananya, para peserta diajak membuat produk promosi yang sesuai dengan tujuan consumer journey. Yaitu perjalanan yang dilalui oleh pelanggan dari awal hingga akhir saat melakukan interaksi dengan produk.

“Apakah orang masih mengenal brand, memiliki pertimbangan untuk mulai tertarik membeli. Naik lagi levelnya menjadi konversi benar-benar membeli serta memiliki loyalitas. Jika usaha sudah memiliki loyalitas maka pelanggan akan melakukan promosi sendiri ke teman-temannya dengan membagikan serta menikmati kembali produk tersebut. Saya ingin ada pola usaha yang menjangkau hingga ke fase loyalitas pelanggan. Jadi usaha terjaga karena masyarakat juga bagian dari alat promosi,”urainya
Suyitno