Gresik,sekilasmedia.com – Nama lengkapnya Dhafira Khairuna Arifin (usia 11 tahun), biasanya dipanggil RUNA, masih anak SD (sekolah Dasar). Tapi kualitas karya-karyanya jauh melampaui usianya, terutama dalam skill bermain warna.
Pun tidak mengejutkan bagi saya jika Runa menjadi salah satu seniman cilik yang berhak mempresentasikan karyanya dalam even ArtJog 2023 – Motif : Lamaran yang berlangsung mulai 30 Juni – 27 Agustus 2023 di Jogja National Museum, Yogyakarta.
Putri pertama dari pasangan bapak Moh. Saiful Arifin dan ibu Ganinda Angga ini belajar pada Sanggar DAUN sejak tahun 2018, saat itu usianya masih 6 tahun. Dan Saat ini Runa telah meraih tak kurang dari 14 penghargaan internasional dan beberapa penghargaan nasional.
Termasuk telah berpameran group tak kurang 10 kali di Indonesia dan 3 diantaranya adalah pameran seleksi open call bersama para seniman dewasa di Pacitan, Jakarta dan Bandung.
Bahkan saat usia 6 tahun Runa telah mampu penghasilkan picture book yang sangat unik dan kreatif tentang mimpi yang diberinya judul “The DREAM”.
Tahun 2021 karya seni instalasi Runa yang berjudul “LAUT PALSU”, mix media, 250 x 150 x 200 Cm, dalam even Biennale Jatim IX tercatat sebagai karya seni instalasi anak pertama di Jawa Timur yang dipamerkan pada ruang publik.
Menikmati karya-karya Runa seperti memasuki sebuah taman warna, karena kita dimanjakan oleh aneka harmoni komposisi warna yang diramu sedemikiran rupa dalam sapuan teknik pisau pallet dan eksplorasi teknik drawing menggunakan cat dipadu dengan sapuan-sapuan kuas lebar.
Pameran tunggal pertama Runa yang masih berusia 11 tahun ini memang sekaligus bagian dari even bulan menggambar nasional yang dirayakan serentak selama bulan Mei 2023 oleh tak kurang dari 4000 seniman dan 250 komunitas dari seluruh Indonesia, yang tahun ini mengambil tema “Gembira Menggambar”,.
Kesukaan Runa pada objek peri sejak usia balita telah terekam baik dalam beberapa karyanya yang digelar dalam pameran tunggalnya yang pertama ini. Salah satunya yang menarik perhatian adalah “Perkumpulan Peri”, acrilyc on canvas, 140 x 140 Cm, 2023.
Pada bidang kanvas lebar ini Runa menampilkan beberapa objek peri dengan berbagai pose, lengkap dengan unicorn dan beberapa satwa yang diberinya sayap. Objek-objek imajinatif ini digambar menggunakan semacam alat canting plastik yang diisi cat akrilik.
Sebagian besar objek digambar sengaja tidak utuh, karena pada banyak bagian kemudian disapu warna-warna gelap dan terang menggunakan kuas lebar dipadu cipratan cat tebal-tipis dan sapuan warna-warni cat akrilik encer teknik transparan hingga tercipta ruang-ruang imajiner yang berlapis-lapis.
Tentu ini teknik yang tidak sembrangan untuk anak usia 11 tahun yang biasanya lebih tertarik dengan teknik melukis yang cenderung flat dan belum menyentuh unsur nirmana.
Nirmana berkait dengan penataan unsur-unsur rupa seperti garis, bentuk, warna dan tekstur, menjadi sebuah kesatuan. Penguasaan nirmana tentu menjadi modal dasar bagi setiap perupa untuk mengolah unsur-unsur rupa dalam mencipta karya seni.
Kepiawaian Runa dalam memainkan nirmana khususnya warna menjadi ruang-ruang imajiner semakin tampak pada karyanya yang berjudul “Little House on the Prairie #7″, acrilyc on canvas diameter 30 Cm, 2023.
Pada kanvas bulat ini Runa membagi bidang dengan garis imajiner horizontal nyaris di tengah sehingga tercipta ruang untuk langit dan padang rumput yang keduanya digarap dengan pesta warna yang apik.
” Kemudian dalam komposisi “Rule of Thirds” Runa menempatkan objek rumah mungil dan sebatang pohon yang nyaris dalam tampilan siluet. Sebuah komposisi yang sempurna untuk membangun harmoni pesta warna.
Dan ini memang pagelaran pesta warna ala Runa: RUNAPHORIA, tutur Arik S. Wartono pada Kamis (18/5/2023), MCC lantai 3, Malang Jl. Ahmad Yani No.53 Kota Malang. (rud)