
Bupati Mojokerto Terus Menggerakkan Rematri Minum TTD di SMPN 1 Ngoro
Mojokerto,Sekilasmedia.com untuk teratur minum tablet tambah darah (TTD) seminggu sekali. Pada kegiatan rutin senam bersama dan kampanye minum TTD program Jumat Ceria (Jumat Cantik, Enerjik, Rajin, Inovatif, Aktif) yang kali ini digelar di lapangan SMPN 1 Ngoro Mojokerto, Jumat (25/8/23) pagi. Bupati Ikfina mengatakan bahwa Indonesia terus berjuang mengeliminasi angka stunting/gagal tumbuh pada balita yang mempengaruhi kecerdasan.
Stunting ini bisa dipicu bumil yang kurang darah. Jika ditarik ke belakang, ternyata sebelum hamil kondisinya sudah kekurangan darah (anemia) ketika masih remaja. Maka dari itu, kampanye TTD ini merupakan upaya preventif pencegahan anemia pada remaja putri yang akan menjadi calon ibu kelak. Muaranya adalah adalah agar para calon ibu yang sehat bisa melahirkan bayi-bayi yang sehat pula di masa depan.
“Presiden mewajibkan semua daerah untuk mempercepat penurunan stunting. Karena jika bayi-bayi lahir dalam kondisi stunting, maka dapat berisiko mengurangi kecerdasan 20% di bawah standar. Kalau sudah demikian, maka kita akan menjadi bangsa yang mudah dimanfaatkan dan dibodohi. Kalian semua akan menjadi calon istri, dan calon ibu. Kenapa remaja putri rawan anemia atau kurang sel darah merah? Karena setiap bulan kita menstruasi. TTD yang Ibu bagikan mengandung 60 mg zat besi untuk kebutuhan 4 hari, karena setiap hari 15 mg. Minumlah TTD seminggu sekali setiap hari Jumat. Ibu minta tolong jaga kesehatan kalian. Persiapkan semuanya dengan baik hingga waktunya tiba. Ketika saatnya tiba, maka kalian bisa menjadi istri dan ibu dari anak-anak yang sehat,” pesan Bupati.
Usai memberi edukasi minum TTD, Bupati juga memberi seminar untuk para orang tua siswa SMPN 1 Ngoro. Seminar kali ini membahas 4 prinsip dasar pengasuhan. Yakni menerima, menghargai, menguatkan, menjaga dan melindungi. Apa yang diberikan orang tua kepada anak sejak kecil, itulah yang akan diterima para orang tua di masa depan. Maka prinsip-prinsip pengasuhan sangat penting untuk diterapkan.
“Intinya, bagaimana kita bisa mengikat hati anak kita. Caranya dengan menerapkan 4 prinsip pengasuhan. Prinsip pengasuhan yang pertama adalah penerimaan. Apapun anak kita, terimalah sebagaimana mereka hadir. Ketika tidak ada penerimaan, maka anak akan merasa dirinya tidak berharga. Anak butuh dipuji untuk membangun percaya diri. Dukung mereka meningkatkan skill dan daya juang selain di bidang akademisnya. Saya mohon juga, orang tua wajib tahu anak berteman dengan siapa saja. Namun, jangan memaksa anak kita untuk berpikir dengan cara sama seperti kita,” kata Bupati.
Bupati juga menjelaskan bahwa apapun zamannya baik itu digital maupun masa depan kelak, pola asuh yang baik dari orang tua kepada anak akan selalu dibutuhkan untuk membentengi kehidupan. “Apapun zamannya, anak-anak harus selalu didampingi orang tuanya. Apalagi untuk anak usia remaja yang sedang dalam masa pencarian identitas, dan menemukan eksistensi dirinya. Apabila seorang remaja dalam mencari jati dirinya bergaul dengan lingkungan yang baik maka akan tercipta identitas yang baik pula. Jika tidak, maka akan terjadi krisis identitas. Pola asuh yang terlalu protektif, otoriter dan membatasi ruang gerak remaja akan berdampak pada remaja yang tidak akan mampu memaknal pribadinya secara utuh. Remaja akan mengalami kebingungan (confusion) untuk mencari pedoman atau acuan dalam menjalani masa remajanya,” imbuh Bupati.
Kegiatan Jumat Ceria dilaksanakan di SMPN 1 Ngoro yang dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr. Ulum Rokhmat Rokhmawan M.H, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto, Kepala Kabid Kesmas, Kepala Puskesmas Ngoro, Camat Ngoro dan Forkopimca Ngoro. (Clara)