Malang, sekilasmedia.com– Ratusan ribu anak usia 0 sampai 7 tahun di Kabupaten Malang melakukan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua.
Setelah tahap pertama pertengahan Januari lalu, pelaksanaan tahap dua digencarkan pada tanggal 19-25 Februari 2024 secara serentak.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, melalui Staf Dinkes Sub Koordinator Surveilans dan Imunisasi Suyatno, untuk PIN Polio tahap kedua ini juga dilakukan seminggu, untuk teknisnya sama, dengan memberikan dua tetes, sudah mendapatkan 21,9 persen dari tiga kelompok usia sesuai dengan data bulan Januari lalu. Rabu (21/02).
“Dimana pekan PIN Polio sasarannya yakni usia 0-59 bulan timbang (bulang) sebanyak 185.171 anak,” ucapnya.
Kemudian usia 5 sampai kurang dari 7 tahun sebanyak 74.002. Sedangkan untuk usia 7 sebanyak 36.807 dengan jumlah total 295.980 diputaran pertama.
“Kalau untuk saat ini, itu sudah 21,9 dari tiga kelompok usia tadi, untuk hari kemarin saja. Hari ini belum ada, biasanya kita kasih limit waktu untuk temen-temen puskesmas itu sampai jam 3 (sore), baru kita laporkan ke Provinsi,” ucapnya.
Menurut Suyatno, meskipun target dari pemerintah 95 persen namun Dinas Kesehatan Kabupaten Malang mempunyai target 100 persen.
“Memang kalau dari kementrian kesehatan target minimal adalah 95 persen agar terbentuk kekebalan kelompok (Health Community), artinya dengan hal tersebut, jangan sampai nanti ada anak-anak yang terindikasi atau tertular oleh virus (polio),” jelasnya.
Lebih lanjut menurut Suyatno, meski saat ini di Kabupaten Malang belum ditemukan polio, maka hal ini sebagai pencegahan agar mendatang virus Polio tak menyebar.
Untuk memenuhi target itu, lanjut Suyatno, Dinkes melakukan kerjasama dengan Instansi terkait seperti Kominfo, Kementrian Agama, Kecamatan, Kepala Puskesmas, Ketua Tim Penggerak PKK, Pemerintahan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Anak, serta Dinas Pendidikan dilibatkan sebagai upaya pemerataan Imunisasi Polio.
“Pertama kita minta edaran atau instruksi Bupati, itu kita melibatkan OPD-OPD terkait, untuk bisa mobilisasi ke masyarakat, kemudian ada pembagian tugas di sana,” terangnya.
Selain itu menurut Suyatno, sangat diperlukan adanya keterlibatan Dinas Pendidikan dan Kementrian Agama, untuk mendata dari sekolah-sekolah yang berada di Kabupaten Malang.
“Kalau untuk Dinas Pendidikan, memang sudah jelas porsinya dia di sana ada PAUD, ada kelompok bermain, ada TK, ada SD. Kemudian untuk Kementrian Agama ia ada MI, itu adalah kiat-kiat agar capaian kita bisa 100 persen,” pungkasnya. (BAS)