Mojokerto,Sekilasmedia.com-Dengan penuh sakral, umat Budha Mojokerto mengawali pembangunan tempat ibadah dengan melakukan upacara Garbhadana Wihara Buddhayana Mojokerto dijalan Joko Tole kota Mojokerto, pada Minggu (7/7/2024).
Dalam kesempatan ini, Umat Buddha wihara Buddhayana Mojokerto mengadakan pendarasan Tripitaka selama 7 hari bersama 21 biku dan bikuni serta Mahanayaka Sangha Agung Indonesia Y.M. Nyanasuryanadi, Mahathera., dan Nayaka Theravada Sangha Agung Indonesia Y.M. Nyanakaruno, Mahathera beserta Ketua Umum Sangha Agung Indonesia Y.M. Khemacaro, Mahathera.
Kepala wihara Buddhayana Mojokerto yang juga merupakan Anu Mahanayaka Sangha Agung Indonesia, yakni Yang Mulia Nyanasila, Thera., mengatakan “pendarasan Tripitaka ini dilakukan dalam rangka Upacara Garbhadana”.
Selain mendaras Tripitaka selama tujuh hari juga dilakukan aspirasi dan pelimpahan jasa oleh umat Buddha setiap pagi dan siang dengan melakukan Sanghadana makanan kepada 21 Sangha. Ini dilakukan dengan harapan tempat ini akan menjadi tempat untuk mengembangkan Ajaran Buddha dan sekalian membersihkan tempat dari berbagai halangan.
Puncak acara pada hari ketujuh Minggu, 7 Juli 2024, pukul. 14:00 Wib dengan melakukan upacara Garbhadana yang dipimpin oleh sulinggih Buddha Ida Pedanda Gede Swabawa Karang Adnyana dari Buddhakeling sebagai keturunan dari Mpu Tantular dengan menggunakan tradis Kasogatan Majapahit.
Upacara Garbhadana adalah upacara mendem pedagingan berupa garbhapatra yang berisi peripih sebagai benih tumbuhnya keyakinan kepada Triratna, dalam upacara ini selain dipimpin oleh Sulinggih Buddha dengan tradisi Kasogatan Majapahit rencana juga akan dihadiri oleh pejabat pemerintah Kota Mojokerto, yakni PJ Walikota Moh. Ali Kuncoro, S.STP., M.Si., serta pembimas Buddha propinsi Jawa Timur Bapak Satimin, S.Pd.
Dalam upacara ini khotbah Dharma akan disampaikan oleh Mahanayaka Sangha Agung Indonesia Y.M. Nyanasila, Thera., dan diakhiri dengan Sanghadana kepada 21 biku dan bikuni.
Rangkai upacara garbhadana wihara Buddhayana Mojokerto selama 7 hari bersama 21 Sangha selain menanam garbhapatra ialah aspirasi berkembangnya Dharma, pelimpahan jasa melalui Sanghadana dan mendaras Tripitaka.
Pendarasan dilakukan sejak pukul. 05:30-20:00 Wib dengan diawali Puja Pagi dan Puja Petang. Diantara puja pagi dan petang dilakukan pendarasan Tripitaka khususnya dua khotbah utama Buddha yang menjadi kurikulum dalam belajar dan latihan di wihara Buddhayana Mojokerto dan Padepokan Meditasi Buddhayana di hutan gunung Lorokan, dua khotbah utama ini adalah Dhammacakkapavattana-Sutta dan Mahasatipathana-Sutta ditambah beberapa khotbah lainnya yang juga penting untuk dipelajari dan dipahami.
Melalui pendarasan ini diharapkan menjadi kebajikan yang mengondisikan tempat berdirinya wihara Buddhayana Mojokerto sebagai tempat yang kondusif untuk belajar dan berlatih Dharma dalam upaya menumbuhkan keyakinan kepada Triratna agar mengondisikan kebahagiaan, dan kesejahteraan hingga tercapainya nirwana.
Selain itu, pendarasan dilakukan agar mengondisikan kebahagiaan bagi para Brahma, dewa dan naga yang tinggal ditempat itu untuk memberikan berkah kemudahan dalam segala aktifitas, baik ketika pembangunan atau pun dalam aktifitas Dharma yang akan dilakukan.
Kami mengajak Bapak, Ibu, dan Sahabat Dharma untuk ikut serta dalam mendaras Tripitaka ditempat didirikannya Wihara Buddhayana Mojokerto,” pungkasnya.(Wo)