Daerah  

Meningkatnya Kasus Gagal Ginjal, Dinkes Kabupaten Malang Soroti Gaya Hidup Masyarakat Kurang Sehat

Malang, sekilasmedia.com – Beberapa waktu belakangan ini muncul fenomena cuci darah di kalangan anak muda dan anak-anak karena gagal ginjal. Hal ini dikarenakan kadar gula darah yang tinggi dalam waktu lama sehingga menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk di ginjal.

Gagal ginjal akibat diabetes ini disebut sebagai nefropati diabetik, dan bisa menyebabkan kerusakan pada fungsi ginjal. Kasus gagal ginjal yang dikarenakan diabetes memang perlu perhatian khusus, terutama orang tua.

Tak bisa dipungkiri, gaya hidup tak sehat menjadi faktor generasi muda sehiymudah terkena diabetes. Mulai dari pola makan yang tidak sehat hingga mengonsumsi makanan instans dan junk food, turut menyumbang efek gula yang tinggi bagi tubuh. Selain itu kebiasaan mengonsumsi minuman manis seperti soda, minuman energi, dan olahraga juga dapat meningkatkan kadar gula darah.

Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, angka penderita penderita gagal ginjal di Kabupaten Malang tahun 2023 mencapai 1.283 jiwa. Para penderita memiliki usia di atas 15 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Nur Syamsu Dhuha menjelaskan beberapa waktu terakhir ini, banyak remaja yang justru turut menderita penyakit tersebut. Padahal mayoritas penyakit tersebut sering diderita para lansia yang memiliki penyakit kronis, hipertensi dan diabetes.

“Diduga hal tersebut terjadi karena pola hidup masyarakat yang saat ini tergolong kurang sehat. Gagal ginjal itu bisa terjadi karena gula berlebihan dan konsumsi garam berlebihan, sedangkan mengkonsumsi air putih kurang,” terang Syamsu saat ditemui awak media beberapa waktu yang lalu.

Salah satu contoh pola hidup yang tidak sehat tersebut adalah, seringnya mengkonsumsi makanan siap saji, instan dan banyak mengandung gula. Dimana dampak yang harus dialami para penderita adalah melakukan pengobatan seperti cuci darah.

“Penyakit gagal ginjal ini terbagi menjadi dua jenis, yakni gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis. Gagal ginjal akut itu apabila suatu hari ada penurunan fungsi ginjalnya. Namun setelah beberapa hari atau minggu, ginjal tersebut akan kembali normal,” urainya.

Gejala yang dirasakan bisa lemas, capek dan sebagainya. Sedangkan untuk gagal ginjal kronis, para penderita biasanya memiliki riwayat diabetes, hipertensi, maupun lupus. Sehingga mengganggu fungsi kerja saluran kemih, sehingga dapat mengakibatkan urin yang seharusnya dikeluarkan dari dalam tubuh kembali masuk ke dalam tubuh.

“Karena tersumbat urinenya kembali lagi, gak bisa turun gak bisa keluar. Nah itu bisa menyebabkan penyakit ginjal,” tuturnya.

Lebih lanjut menurut Syamsu jika salah satu faktor kelainan ukuran ginjal yang lebih kecil dibanding rata-rata juga dapat mengakibatkan orang tersebut mengalami gagal ginjal.

“Ada gagal ginjal turunan. Dari orang tua turun ke anak. Ditambah gaya hidup timbulah gagal ginjal” jelasnya.

Dirinya mengungkapkan, penyakit gagal ginjal di Indonesia adalah gagal ginjal kronis yang pemicunya lantaran ada penyakit penyerta. Dirinya berpesan, agar masyarakat sering-seringlah tes kesehatan ke Puskesmas terdekat dan mengurangi mengkonsumsi makanan siap saji. Terutamanya yang mengandung lemak dan kadar gula tinggi.

“Gula bisa diabetes. Diperiksa 200 terus akhirnya mengental akhirnya mengurangi fungsi ginjal. Sama dengan orang kelebihan garam. Tensinya tinggi terus. Makanya sudah punya penyakit harus dikendalikan dengan minum obat,” ungkapnya.

Selain itu dirinya juga menghimbau apabila memiliki gangguan pada ginjal, maka penderita harus berkonsultasi dengan dokter secara rutin dan mengikuti instruksi pengobatannya. Bagi penderita diabetes, maka usahakan selalu menjaga kadar gula darah tetap stabil untuk menghindari komplikasi pada ginjal atau nefropati diabetik.

“Agar terhindar dari gagal ginjal adalah menjalankan kebiasaan hidup sehat, seperti rutin olahraga dan menjaga pola makan sehat,” tukasnya. (BAS)