Siswa Meninggal, Diduga Dilempar Kayu Berpaku oleh Gurunya

Blitar, Sekilasmedia.com-Seorang Guru diduga melempar siswanya dengan bilah kayu berpaku hingga tewas. Kejadian itu terjadi di MTS Plus Al Mahmud yang terletak di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.

Peristiwa nahas itu terjadi sekitar minggu lalu. Terduga pelakunya ditengarai berinisial (U) warga Desa Mantenan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Ia merupakan seorang tenaga pengajar sekaligus kerabat pemilik yayasan MTS Plus Al Mahmud.

Sementara korbannya adalah (K) seorang siswa berumur 14 tahun, warga Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok.

Menurut salah satu tenaga pengajar di sana, U diduga melempar korban dengan bilah kayu berpaku, karena korban kedapatan masih nongkrong dengan teman-temannya saat memasuki waktu Sholat Dhuha.

“Masuk waktu dhuha tapi anak-anak masih main badminton. Mungkin emosi atau apa. Katanya bermaksud melempar ke tanah, agar bubar. Ternyata malah kena kepala siswa,” jelas tenaga pengajar yang tak bersedia disebutkan namanya ini.

Akibatnya, paku pada bilah kayu tersebut mengenai dan menancap di bagian belakang kepala korban, hingga tak sadarkan diri seketika.

“Dilempar lalu menancap ke bagian sini (kepala belakang). Seketika langsung gak sadar anaknya,” imbuhnya mencontohkan.

Korban lalu dibawa ke RSUD Srengat untuk diberikan penanganan pertama. Sayangnya, menurut pihak yang mengantar, pelayanan RSUD Srengat sangat lamban. Akhirnya, korban pun dirujuk ke RSUD Kabupaten Kediri.

“Maksud saya, ini kan masalah nyawa. Korban dibawa ke RSUD Srengat sekitar jam 07.00 WIB. Namun baru ditangani jam 14.00 WIB,” ujar pihak yang mengantar.

Pada Jumat (27/9/2024), Sekilasmedia.com konfirmasi kepada dr. Baehaki Direktur RSUD Srengat melalui pesan WhatsApp terkait penanganan yang lamban. Ia mengatakan sudah melaksanakan penanganan maksimal.

“Teman – teman RSUD Srengat sudah melaksanakan tugasnya mas dan mengupayakan penanganan kegawatdarutannya, stabilisasi untuk layak rujuk,” jelas Baehaki melalui pesan WhatsApp.

Tragedi ini merupakan kesekian kalinya kasus kematian siswa di area sekolah, dibawah naungan Kementerian Agama (Kemenag). Seakan tak belajar dari kesalahan, Kemenag Kabupaten Blitar seolah membiarkan kasus demi kasus terus berulang.

Ini tentu memperparah cacatan buruk dunia pendidikan dibawah naungan Kemenag Kabupaten, Dibayang-bayangi perilaku pembullyan dan kekerasan, membuat lingkungan sekolah terasa tidak aman. ddg