Buleleng,Sekilasmedia.com -Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buleleng, mencatat ada sebanyak 204 orang di Bali Utara yang terjangkit HIV/AIDS, periode Januari hingga Oktober 2024. Dari total jumlah itu 120 kasus merupakan HIV dan 84 kasus AIDS.
Dan untuk rinciannya, usia 20 – 29 tahun menjadi terbanyak dengan jumlah 64 kasus. Selanjutnya usia 30 – 39 tahun 54 kasus. Usia 49 – 49 tahun 40 kasus. Usia 50 – 59 tahun 23 kasus. Sedangkan di atas usia 60 tahun ada 12 kasus. Kemudian untuk usia 15 – 19 tahun ada 8 kasus. Usia 5 – 14 tahun terdapat 2 kasus dan usia 1 – 4 tahun 1 kasus.
Untuk 204 orang yang pengidap HIV/AIDS ini, ternyata 147 orang terjangkit karena melakukan seks heteroseksual. Sedangkan 26 kasus akibat faktor lain, 24 kasus kerena perilaku homoseksual, 3 kasus biseksual, dan 2 kasus karena perinatal dan 2 kasus lainya karena tato. Untuk jenis kelamin tercatat sebanyak 124 laki laki dan 80 perempuan.
Sementara dari data diperoleh, Kabupaten Buleleng mencatat 3.868 kasus HIV/AIDS dan berada di urutan ketiga terbesar kasus tersebut di Bali, setelah Kota Denpasar dengan 16.216 kasus dan Kabupaten Badung dengan 4.562 kasus.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dr. Putu Arya Nugraha, Rabu (4/12) meyebutkan, upaya penanganan masih terus dilakukan Dinas Kesehatan bersama Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten Buleleng melalui pelayanan VCT.
“Untuk ODHIV on arival di faskes sampai dengan oktober 2024 berjumlah 1.435 orang. Pelayanan diberikan pada faskes puskesmas dan juga di RSUD Buleleng melalui poliklinik VCT,” katanya.
Disebutkannya bahwa HIV jika tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS dan merupakan stadium akhir dari infeksi HIV.
Dimana pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui.
“HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik,” terangnya.
Meski begitu diminta untuk waspada, karena HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya.
“Saat ini belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita,” tandasnya. SN.