Mojokerto ,Sekilasmedia.com– DPRD Kabupaten Mojokerto mendesak Pemkab Mojokerto serius dalam percepatan penanganan banjir yang berdampak terhadap ribuan warga dan merendam ratusan permukiman di Desa Tempuran.
Kondisi banjir saat ini belum surut bahkan semakin meluas, data teranyar BPBD Kabupaten Mojokerto, merendam 797 rumah warga di Desa Tempuran dengan ketinggian air sekitar 50-100 centimeter dan berdampak sebanyak 2.723 jiwa.
Sedangkan, di Desa Ngingasrembyong sebanyak 627 jiwa terdampak banjir dengan ketinggian air di Dusun Pendowo, Sanggrahan dan Sidonganti mencapai 40-60 centimeter.
Ketua Komisi 4 DPRD Kabupaten Mojokerto, M Agus Fauzan, mengatakan meninjau langsung ke lokasi banjir untuk memastikan kondisi masyarakat di tempat pengungsian, termasuk logistik di dapur umum dan posko kesehatan, serta tempat pengungsian di TPQ yang terdampak banjir Tempuran dan Ngingasrembyong.
“Berkaitan dengan bencana banjir, salah satunya di Tempuran saya meminta kepada semua stakeholder, agar benar-benar menyikapi bencana banjir di dengan serius di segala aspek,” kata Agus Fauzan di lokasi banjir Tempuran, Rabu (11/12/2024).
Ia mengungkapkan hasil sidak banjir di Desa Tempuran dan Desa Ngingasrembyong, terutama warga di tempat pengungsian meminta agar banjir cepat surut sehingga mereka dapat beraktivitas normal.
Warga juga mengeluh listrik padam karena membuat warga semakin sengsara, ketika mendiami rumah dalam kondisi banjir.
Dirinya mendorong Pemda menggunakan BTT bencana untuk percepatan penanganan banjir di Tempuran, apalagi Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, telah menetapkan SK tanggap darurat nomor 188.45/819/HK/416-012/2024, tentang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi.
“Sehingga pemerintah Kabupaten Mojokerto, melalui OPD terkait sudah bisa menggunakan anggaran APBD sesuai perundang-undangan, untuk melakukan tindakan dan menyikapi korban bencana banjir baik fisik maupun non fisik,” ungkap Fauzan.
Fauzan menegaskan pihaknya berharap mitra kerja dalam hal ini Pemkab Mojokerto, kepala dinas sosial, kepala dinas kesehatan, kepala dinas PUPR, dan kepala BPBD untuk segera melakukan investigasi dan pemetaan di lokasi banjir tersebut.
“Jangan sampai masyarakat terlalu lama menunggu penyikapan, khususnya berkaitan dengan dapur umum, pelayanan kesehatan dan kebutuhan lain yang mendesak segera diselesaikan,” tegasnya.
Ditambahkan Fauzan, penaggulangan bencana di Kabupaten Mojokerto perlu penanganan cepat dan tepat sasaran
Pemda diharapkan dapat menggunakan anggaran BTT bencana dengan bijak sesuai kebutuhan masyarakat.
“Penanganan bencana ini memang ada anggarannya dan memerlukan perlakuan khusus, sekali lagi untuk Bapak Sekda bersama dinas yang lain untuk segera menyikapi. Tidak pakai lama. Sekali lagi tidak pakai lama karena ini urusan dengan masyarakat dan prinsip,” pungkasnya.
Fauzan didampingi istrinya Nur Elly Suryani sekaligus Kepala Desa Brangkal saat meninjau meninjau banjir dan memberikan bantuan berupa makanan, roti dan air mineral untuk warga terdampak banjir Tempuran.
Adapun temuannya di lapangan, lanjut Fauzan, warga di Dusun Pandowo mengeluhkan agar disiapkan perahu karet, karena pemuda karang taruna yang menyiapkan sendiri untuk mengevakuasi warga.
Semua posko termasuk posko di masjid Dusun Bekucuk, Desa Tempuran agar ada petugas medis yang stanby, lantaran dari keluhan warga pengunsi hanya ada tenaga medis jam 8-10 pagi, termasuk ketersediaan obat-obatan di posko kesehatan.
“Ke depan agar dilakukan penyikapan dan melakukan kajian terkait pembangunan aliran Dam Sipon. Penyebab banjir tersumbatnya Dam Sipon akibat sampah eceng gondok dan lainnya. Banyaknya tumbuhan eceng gondok di sepanjang sungai Tempuran,” tandasnya. (wo/adv)