Supeno sekjen PPNSI
Reporter: Akmal Y.
Editor: Siswahyu
JAKARTA (Sekilasmedia.com) Rencana pemerintah Presiden Joko Widodo impor 500 ribu ton beras kali ini tampaknya diduga salah dosis sehingga menuai badai. Banyak penolakan berbagai elemen masyarakat.
*SUPENO: APA MAU BUNUH PETANI?*
Penolakan impor beras itu juga datang dari Perhimpunan Petani dan Nelayan Seluruh Indonesia (PPNSI) pusat, sebagaimana disampaikan Supeno sekjen PPNSI di Jakarta kepada sekilasmedia.com.
Menurut Supeno impor 500 ribu ton beras itu akan menghancurkan petani.
“Karena sebentar lagi musim panen padi, trus apa urgensi impor beras sebanyak 500 ribu ton? Apa mau membunuh petani agar padinya tidak bisa dijual karena ada impor beras sehingga menjatuhkan harga padi petani?” ungkap Supeno sekjen PPNSI dengan nada tinggi.
*DAFID: SENGSARA SUBSIDI BANYAK DICABUT*
Hal kurang lebih sama disampaikan pemerhati sosial Dafid Dzikrulloh. Menurutnya dengan impor beras 500 ribu ton, akan memperparah beban yang diderita banyak petani, dimana mereka telah menderita sebelumnya karena pencabutan sejumlah subsidi termasuk subsidi BBM dan yang kian parah adalah kenaikan tarif listrik yang ratusan persen. Sementara pembangunan proyek-proyek yang ribuan Triliun terus digarap, meskipun banyak petani yang tidak akan mendapat manfaat. Yang bisa maksimal memanfaatkan itu adalah justru pihak yang dapat fee, dan pihak pengusaha tertentu.
“Impor beras itu tidak perlu. Dan ribuan triliun proyek itu mending sebagian dialihkan untuk program yang membantu petani dan banyak rakyat kecil lain yang miskin,” ungkap Dafid Dzikrulloh yang juga Wasek ISNU Jatim.
*ANDI AKMAL DPR RI TOLAK IMPOR BERAS*
Andi Akmal Pasluddin anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil, red.) Sulawesi Selatan pun menyatakan penolakan yang keras atas rencana impor 500 ribu ton beras oleh Pemerintahan Jokowi via Kementerian Perdagangan itu.
Menurut Andi Akmal Pasluddin hal itu bertentangan dengan janji Presiden Jokowi soal swasembada pangan, sementara dalam prakteknya sangat kontras dengan kenaikan harga dan impor beras. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926.







