Kediri (Sekilasmedia. Com) – Kus Darmawanto, General Manager PG Pesantren baru, menyatakan luapan sungai yg berada di dalam pabrik membanjiri rumah warga yang ada di Desa Majekan, Kelurahan Pesantren, Kota Kediri sehingga penduduk setempat mengalami kesulitan air bersih.
namun pihak PG membantah dikatakan air tanah setempat tercemari limbah pabrik.
General Manager (GM) PG Pesantren Baru Kota Kediri Koes Darmawanto saat ditemui detikcom, Selasa (31/1/2018) di lokasi pabrik membantah keras kabar jika air sumur warga yang kotor dan berbau akibat pembuangan limbah PG Pesantren Baru Kota Kediri. “Bukan limbah pabrik, tetapi air sungai di dalam pabrik yang sangat kotor meluap ke warga. Karena, pabrik kami melakukan giling terakhir, Oktober 2017 lalu,” ujar Koes, saat ditemui di lokasi sedang membagikan air bersih pada warga.
Dikatakan juga oleh Kus, ” air yang berwarna coklat, dimungkinkan air hujan meluap hingga ke bawah tangki tetes yang sebagian tumpahannya terbawa air hujan. Karena tanggul sungai di dalam pabrik jebol akhirnya air hujan yang tercampur air tetes meresap ke sumur warga,” imbuhnya.
Untuk itu, kedepan pihaknya akan melakukan pavingisasi di lokasi bawah tangki tetes dan memperbaiki tanggul yang jebol, serta membuatkan sumur bor baru untuk warga Lingkungan Majekan. “Dalam kejadian ini, pihak PG meminta maaf kepada warga. Selain membuat sumur bor baru, dropping air juga terus dilakukan sampai krisis air bersih tidak terjadi lagi,” imbuhnya.
Disamping itu, warga juga tidak perlu mengkhawatirkan akan resapan limbah pabrik yang lokasinya jauh dari pemukiman warga. Dan, jaraknya berkisar 300 meter. “Lokasi resapan limbah pabrik jauh dari pemukiman warga, dengan radius berkisar 300 meter,” pungkas Koes Darmawanto.
Terpisah, Didik Catur Kepala DLHKP Kota Kediri, menjelaskan, jika pihaknya juga sudah mengambil sampel air dari rumah warga yang airnya tercemar. “Kami sudah mengirim air dari warga ke Surabaya, guna di lab kan akan kandungan airnya,” Jelas Didik. Didik juga menjelaskan jika pihaknya belum berani memastikan limbah tersebut berasal darimana. Karena, semua pabrik yang ada di Kecamatan Pesantren setiap 6 bulan sekali memberikan laporan hasil mutu air dan tidak ada masalah.
“Pabrik Keong Mas dan PG Pesantren Baru, tiap 6 bulan sekali rutin melaporkan hasil baku mutu air di lokasi pabrik dan tidak ada masalah,” paparnya. Didik juga menambahkan, apabila warga sekitar memang membutuhkan air bersih, maka pihaknya akan melakukan dropping air bersih, “Kalau memang membutuhkan, kami siap mengirim air bersih,” pungkasnya.
Seperti yang disampaikan, Julius (25) warga RT 27, Lingkungan Majekan, Kelurahan Pesantren Kota Kediri. Sudah dua minggu ini dia dan keluarga kesulitan air bersih, baik untuk mandi, cuci baju, dan untuk minum. “Pencemarannya bertahap. Awalnya satu rumah, tapi setelah beberapa hari kemudian baru merembet ke rumah lain yang juga berdekatan dengan pabrik,” ujarnya sambil menunjukan air yang tercampur limbah, Senin (29/1/2018). Bahkan tidak hanya kesulitan untuk dikonsumsi, sebelumnya warga juga merasakan gatal-gatal pada kulit akibat air yang tercampur limbah pabrik gula.
“Kemarin sebelum keruh seperti ini, tangan dan kaki merasa gatal karena air yang disini masih digunakan untuk mencuci,” imbuh Julius.
Dari pencemaran tersebut sedikitnya 50 Kepala Keluarga (KK) kesulitan air bersih. Tidak hanya rumah milik warga, namun juga tempat ibadah juga ikut terkontaminasi yang diduga berasal dari pabrik gula milik PTPN.
Sementara itu, Ahmad Suparli Ketua RT 27 RW 5 Lingkungan Majekan, Kelurahan Pesantren Kota Kediri mengatakan, dengan kondisi ini warga meminta segera diberikan bantuan air bersih. Sudah sekitar dua minggu ini warga harus membeli air bersih untuk dikonsumsi. “Selama tiga minggu ini kita selalu beli air bersih untuk minum dan masak. Untuk mandi kita selalu numpang ke warga yang airnya tidak tercampur limbah dari PG Pesantren. Kita ingin segera mendapat bantuan air bersih,” jelasnya.Ia menambahkan, dari kasus pencemaran limbah tersebut warga sudah sempat mengadu pada pihak pemerintah dan sudah ada pemeriksaan dari dinas terkait, Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kota Kediri. “Hari ini tadi sudah ada pengecekan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kota Kediri, tetapi belum ada hasil. Bahkan kita juga sudah mengadu ke pihak pabrik tapi juga belum ada respon,” tegas Suparli. hingga berita ini diturunkan belum ada hasil uji lap terkait dugaan pencemaran air tanah. her/ko