Olahraga

SMPN 2 Mojokerto Cetak 44 Gol Di Gala Siswa Indonesia, MENDIKBUD-KONI-PSSI MESTI SERIUS KAWAL GSI

×

SMPN 2 Mojokerto Cetak 44 Gol Di Gala Siswa Indonesia, MENDIKBUD-KONI-PSSI MESTI SERIUS KAWAL GSI

Sebarkan artikel ini

     SMPN 2 Mojokerto dan SMP Tamansiswa
Reporter: tim
Editor: Siswahyu

JAKARTA (sekilasmedia.com) Mulai banyak diketahui soal Liga Sepakbola Siswa Indonesia atau Gala Siswa Indonesia salah satu penyebab utama ‘terlahir’ kembali adalah berawal dari keprihatinan Presiden RI Joko Widodo kenapa Indonesia yang berpenduduk sekitar 262 juta jiwa urusan sepakbola kok kalah dengan Australia yang berpenduduk hanya sekitar 24 juta jiwa.

*DITERJEMAHKAN MENDIKBUD DIDUKUNG KONI DAN PSSI*
Dari keprihatinan Presiden Jokowi itu diterjemahkan oleh Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang berkoordinasi dengan Ketua Umum KONI pusat Tono Suratman dan PSSI pusat yang pada waktu itu diwakili Sekjen PSSI Ratu Tisha. KONI dan PSSI pun mendukung itu.

Dari Mendikbud bersama Ketum KONI dan PSSI yang diwakili Sekjen Ratu Tisha menunjukkan semacam ‘guidelines’ untuk lebih serius membina sepakbola ‘junior’ anak-anak melalui GSI untuk pelajar SMP tahun 2018 ini. Semoga.

Hal tersebut salah satunya berawal dari momen akhir tahun 2017 dimana Mendikbud di Jakarta pun mengumpulkan Kepala Dinas Pendidikan seluruh Indonesia.

    Ratu Tisha, Muhadjir dan Tono Suratman

*GSI AKAN BAWA PESEPAKBOLA PELAJAR KE INTERNASIONAL*
Pasca mengumpulkan Kepala Dinas Pendidikan seluruh Indonesia itu kemudian diketahui akan digelar Gala Siswa Indonesia atau GSI pada tahun 2018, diawali dengan level kecamatam pada rentang waktu (tentatif, red.) Januari-Maret 2018, yang untuk kemudian dilanjutkan level Kabupaten/Kota.

Lalu untuk level Provinsi akan dilaksanakan pada September 2018 jika tak ada perubahan, kemudian level nasional pada Oktober 2018. Bahkan setelah itu Sang Juara GSI akan ‘dipanggil’ Training Center Pelatnas untuk persiapan menuju level internasional.

*BUTUH MENDIKBUD SERIUS KAWAL DARI PENCURIAN UMUR*
Tentu hal tersebut membutuhkan ekstra keseriusan Mendikbud bersama KONI dan PSSI untuk mengawal GSI yang telah mulai menjadi harapan baru bagi siswa, guru dan pelatih serta wali murid itu benar-benar bisa dilaksanakan dengan lebih baik dibanding kejuaraan/kompetisi lain dalam sepakbola ‘junior’ anak-anak. Sebab terlanjur terlalu banyak kejuaraan/turnamen yang sangat tidak fairplay, bahkan sempat terjadi untuk Kejuaraan Sepakbola Anak sekelas Piala Danone dsj, bahakan yang ‘semi’ pemerintahan.

Dalam hal apa saja harus lebih baik? Diantaranya termasuk yang utama potensial adalah untuk sangat meminimalisasikan atau bahkan memberangus praktek pencurian umur yang selama ini dianggap biasa-biasa saja dalam peta sepakbola anak di Indonesia. Dianggap biasa oleh banyak pelatih yang kurang komitmen, juga oleh klub atau Sekolah Sepakbola/SSB dan panitia kejuaraan yang tak komitmen.

Padahal berapa ratus ribu (bahkan mungkin berapa juta?, red.) anak, juga menyangkut berapa banyak dana yang telah dihabiskan ratusan ribu wali murid, yang menjadi korban praktek pencurian umur yang biasanya melibatkan pelatih dan klub/SSB yang kongkalikong dengan panitia yang kurang komitmen itu? Sementara hanya sebagian saja pelatih dan SSB yang punya komitmen, tapi tak jarang malah terpinggirkan termasuk ketika masuk dalam suatu kejuaraan/kompetisi dan sejenisnya.

*HARAPAN DARI BENGKULU DAN JOMBANG*
Lahirnya GSI menjadi harapan baru berbagai pihak termasuk siswa, guru, wali siswa, pemerhati masalah sepakbola-sosial dan lain-lain. “Gala Siswa Indonesia ini seperti yang kami harapkan,” kata ayah Rojiq salah satu anak yang untuk GSI tahun 2018 ini memperkuat SMP favorit di Jombang-Jawa Timur, SMP Negeri 1 Jombang.

Hal kurang lebih sama disampaikan Ujang Jumfrizal dari Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. “Dulu ada O2SN tapi kemudian dihapus. Trus ada LPI lalu juga dihapus. Dulu kami berharap ada kompetisi untuk siswa, dan sekarang ada kompetisi Gala Siswa Indonesia,” ungkap Ujang yang juga melatih di SMPN 18 Kota Bengkulu seraya menyebut GSI yang berjenjang hingga pusat sesuai harapannya.

*DIHARAPKAN KONTINYU DAN TAK HANYA TAHUN 2018 SAJA*
Ujang merupakan salah satu pelatih berprestasi di Bengkulu. Bahkan tahun 2017 kemarin timnya menjadi juara Pekan Olahraga Pelajar Kota, POPKA, Bengkulu.

Sehingga tak berlebihan, Ujang yang timnya SMPN 18 akan mulai bertanding 10 Maret 2018 dari level Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu, dan berbagai pihak lain pun berharap GSI bisa digelar kontinyu dan tidak hanya tahun 2018. “Kami berharap GSI bisa digelar kontinyu,” ungkap Ujang yang juga memegang SSB Tunas Muda Bengkulu ini.

*SAYANGNYA ADA DISDIK YANG TAK BISA GELAR GSI*
Namun sayangnya ada kabar tidak semua Dinas Pendidikan akan bisa menggelar GSI meskipun dibutuhkan pemantauan konfirmasi lebih jauh. Diantara alasannya adalah waktu yang mendadak dan belum ada alokasi dana untuk itu. Hal tersebut diungkapkan Siswahyu dari Forum Manejemen Dan Pelatih Sekolah Sepakbola Nusantara, FORMASSNU.

“Kami mendapat info dari berbagai pihak bahwa ada Dinas Pendidikan daerah yang tidak bisa menggelar GSI. Jika benar, tentu memerlukan perhatian evaluasi dari Mendikbud bersama KONI dan PSSI,” ungkap Siswahyu yang juga Media Officer Bhayangkara FC U-17, U-15 dan U-14.

*SMPN 2 KOTA MOJOKERTO CETAK 44 GOL DALAM 6 LAGA*
Pada bagian lain GSI juga telah bergulir di Kota Mojokerto, Jawa Timur. Dominasi masih dipegang SMPN 2 Kota Mojokerto yang bermarkas di Jalan Ahmad Yani depan kantor Bupati Mojokerto.

Bahkan hingga hari ke-8 GSI, SMPN 2 Mojokerto yang menjalani enam pertandingan itu telah membuat 44 gol dan belum kemasukan satu gol pun. Tentu rekor yang luar biasa.

Diantara kemenangan SMPN 2 Kota Mojokerto yang cetak 44 gol adalah:
SMPN 2 VS SMPN 5= 10-0
SMPN 2 VS SMPN 7= 8-0
SMPN 2 VS SMPN 8= 6-0
SMPN 2 VS SMP Tamsis= 6-0
SMPN 2 VS SMPN 4= 4-0
SMPN 2 VS SMPN 1= 10-0

Adapun susunan Pesepakbola SMPN 2 Kota Mojokerto yang luar biasa terdapat nama Farel, Huda, Azis, Gale, Cahyo, Yoga, Arjun, Ale. Juga ada yang di Bhayangkara FC U-15 dan U-14 yaitu Resa dan Ahmad Dzaki Akmal Yuda atau Akmal. Lalu, ada Fafa yang pernah dikirim ke level nasional di Yogyakarta karena merebut Juara 1 Piala FOSSBI-Menpora Imam Nahrawi U-12 level Provinsi Jatim pada tahun 2016 di Probolinggo bersama Resa, Akmal, Arjun dan Gale. Manejemen pada waktu itu ditangani Bu Taufik (Ika Oktaviani?, red.) dan Ochim. Pesepakbola SMPN 2 lainnya adalah Angger, Vito, Hamim, Dicki, Rio,
Prael dan Ian. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926.