Sutaji DPRD Jombang
Reporter: tim
Editor: Siswahyu
JOMBANG (sekilasmedia.com) Kampanye Terbuka Perdana untuk Cagub-Cawagub Jatim 2018, Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, yang dipusatkan di Alun-Alun Jombang hari ini Minggu 1 Januari 2018 yang baru mulai pagi ini dipenuhi masyarakat yang sangat antusias sehingga dimana-mana macet apalagi disertai hiburan Rhoma Irama Soneta Group yang dimulai sekitar jam 10.00-14.00. Namun karena Pilgub Jatim 27 Juni 2018 jaraknya tidak terlalu jauh untuk menuju Pemilihan Presiden April 2019, tak jarang menjadikan antar partai politik agak lebih repot untuk melakukan ‘gerakan’ dibandingkan dengan Pemilu 2014 empat tahun lalu.
*KOALISI PENGUSUNGAN CABUP BISA SALING RANCU DENGAN PILGUB DAN PILPRES*
Dalam era demokrasi dengan banyaknya Pemilihan Kepala Daerah serentak maupun Pemilihan Umum April 2019 yang serentak antara Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden menjadikan partai politik juga lebih repot ketika memberi instruksi, apalagi jika koalisi pengusungan untuk Cabup/Cawali 2018 misal benar-benar total berbeda dengan koalisi pengusungan Cagub-Cawagub 2018, belum lagi jika koalisi pengusungan untuk Pilpres April 2019 juga menunjukkan gelagat yang berbeda. Bisa seperti saling rancu.
Ambil contoh terdekat adalah Kampanye Terbuka Perdana pagi ini yang dilakukan oleh Cagub-Cawagub Jatim 2018, Khofifah-Emil, dimana mereka diusung oleh Partai Golkar-Demokrat-PAN serta PPP-Nasdem-Hanura. Sedangkan Syaifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarnoputra diusung PKB-PDIP-Gerindra-PKS.
*SETELAH KAMPANYE UNTUK CAGUB GOLKAR LANTAS KAMPANYE UNTUK CABUP PDIP*
Dengan koalisi pengusungan seperti itu, seluruh parpol pengusung Khofifah-Emil pada level Jatim mengerahkan kadernya dari berbagai daerah terutama Jombang untuk berduyun-duyun sukseskan kampanye Khofifah. Sementara untuk Pilbup Jombang 2018, para parpol itu mengusung Cabup-Cawabup yang berbeda.
Misal Golkar-Nasdem-PAN untuk Pilbup Jombang mengusung incumbent Cabup Nyono Suherli lalu Cawabupnya Subaidi berasal dari PKB yang untuk Pilgub Jatim malah PKB mendukung Ipul-Puti. Lalu Demokrat-PPP yang untuk Pilgub ikut mengusung Khofifah-Emil, namun dalam Pilbup Jombang ikut mengusung Mundjidah Wahab-Sumrambah dengan tambahan dukungan dari Gerindra. Sedangkan Gerindra untuk Pilgub Jatim ikut mengusung Ipul-Puti. Begitupun Hanura yang ikut mengusung Khofifah-Emil untuk Pilgub Jatim, namun untuk Pilbup Jombang mengusung Cabup-Cawabup lain yaitu Syafiin-Choirul Huda yang diusung PDIP-Hanura padahal PDIP untuk Pilgub Jatim mengusung Ipul-Puti.
*BELUM LAGI PILPRES JIKA ADA TIGA POROS*
Memang Pilkada serentak termasuk Pilgub Jatim yang bersamaan dengan berbagai Pilbup/Pilwali di Jatim termasuk dengan Pilbup Jombang dirasakan sejumlah pihak untuk koordinasinya memerlukan energi ekstra seperti diakui Sutaji anggota DPRD Jombang Partai Nasdem di sela-sela kampanye Khofifah-Emil di Alun-Alun Jombang. Menurut Sutaji, juga memerlukan konsentrasi lebih. “Memang untuk Pilkada saat ini dibandingkan yang sebelum-sebelumnya, membutuhkan konsentrasi lebih,” ungkap Sutaji yang berangkat dari Dapil beberapa kecamatan yaitu Plandaan-Ploso-Kabuh-Kudu-Ngusikan yang berada di ‘Utara’ Sungai Brantas.
Menurut Sutaji, belum lagi setelah itu akan ada Pilpres April 2019 dimana meskipun belum final namun mengarah pada tiga koalisi pengusungan yaitu pertama Demokrat-PKB-PAN yang mengarah pada Gatot Nurmantyo-Muhaimin Iskandar, lalu Golkar-PDIP-Nasdem-PPP-Hanura yang mengarah pada Jokowi-Airlangga Hartarto, serta Gerindra-PKS yang mengarah pada Prabowo-Anies Baswedan. “Tapi kalau saya piye-piye (bagaimanapun, red.) pilih Jokowi,” tandas Sutaji yang dikenal tekun memperhatikan konstituen ini. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926.