Amkal, Paulo Sergio dan Resa.
Oleh: Siswahyu
SURABAYA DAN PERTH (sekilasmedia.com) “Kami bangga dan senang bisa ikut terpilih dalam 30 nama untuk Bhayangkara FC U15 tahun 2018 ini, untuk persiapan Piala Suratin U15,” ungkap Resa dan Ahmad Dzaki Akmal Yuda atau Akmal Bek Kiri/Sayap Kiri yang pada tahun 2017 kemarin juga terpilih menjadi bagian Bhayangkara FC U13 gabungan Metro Citi hingga menjadi juara nasional, Juara 1 Bali Youth Championship yang diadakan di Denpasar-Bali by Gobolabali I Gusti Agung Ngurah Nuaba kerjasama Menpora Imam Nahrawi.
Memang dari Mojokerto yang pusatnya kerajaan terbesar di Indonesia, Kerajaan Majapahit itu ‘hanya’ dua anak tersebut yang lolos masuk diantara 30 nama pesepakbola Bhayangkara FC U15 berdasar seleksi yang diikuti peserta dari seluruh Jawa Timur. Seleksi yang diadakan tidak hanya satu-dua-tiga hari. Berbulan-bulan seleksi diadakan sejak awal tahun 2018, namun baru tuntas menentukan 30 anggota tim pada pertengahan April 2018 ini.
*BFC U17-U15 DAPAT FREE TIKET NONTON BHAYANGKARA FC LIGA 1 GOJEK BERSAMA BUKALAPAK*
BFC U15 dan U17 yang terbentuk pun tak jarang mendapatkan berbagai kemudahan, termasuk sempat latihan beriringan dengan seniornya Bhayangkara FC Liga 1, bahkan beberapa kali mendapat free tiket untuk nonton pertandingan sepakbola Gojek Liga 1 Bersama Bukalapak saat Bhayangkara FC senior menjadi tuan rumah dengan homebase di Stadion Delta Sidoarjo, diantaranya saat menjamu PSIS Semarang dan Persela Lamongan asuhan Aji Santoso ASIFA yang hasil masing-masing dengan skor 1-1. Hingga sejumlah pesepakbola anak BFC U15 pun dapat kesempatan foto bersama idola mereka yang di BFC Liga 1 termasuk Nikola Komazeck, Vladimir Vujovic, Paulo Sergio dll.
Sebagaimana diketahui Bhayangkara FC Liga 1 dengan CEO Irjen Royke Lumowa dan manejer AKBP Sumardji, sedangkan manejer Bhayangkara FC U15-U17 AKBP Eddwi Kurniyanto yang juga Wakil Manejer Bhayangkara FC dengan Asisten Manejer Kompol Agus Setiawan, sekretaris manejemen Ahmad Yari dan Choirul bersama sejumlah official termasuk Head Coach A.P.Setiawan, Dimas, Slamet, Irfan, Agung pelatih kiper, Hidayat, Nanda fisioterapis, Andi, Brahim, Herman, Siswahyu media officer publication dll.
Siswahyu-Coach Indra serta Yulius-Ellie
*BANGGA TEMAN DARI BHAYANGKARA FC U15 DAPAT KESEMPATAN BERLATIH DI FC TOKYO JEPANG EFEK NAMA BESAR BFC*
“Kami lebih bangga lagi sebab dua teman kami Marsel dan Abril dari Bhayangkara FC U15 juga baru saja mendapat kesempatan berlatih di Jepang yang dibawah pembinaan klub FC Tokyo. Lalu yang senior Evan Dimas dan Ilham Udin Armayn bisa dikontrak klub Selangor FA Malaysia,” kata Resa dan Akmal lagi, dimana jadwal berlatih BFC U15 dan U17 sebanyak tiga kali dalam seminggu di Stadion Polda Jatim di komplek Polda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya. Bangga pula pada akhir tahun 2017 Bhayangkara FC menjadi Juara 1 Liga 1 Gojek-Traveloka 2017. Dimana untuk Juara 2 diraih Bali United-nya Yabes Tanuri dan Pieter Tanuri.
Sekadar catatan FC Tokyo merupakan salah satu klub sepakbola profesional di Jepang yang bermain di Liga Satu-nya Jepang atau Japan J1-League, bahkan saat ini dalam klasemen menduduki peringkat kedua dimana masing-masing klub telah menyelesaikan 11 pertandingan dari 34 pertandingan full competition. Ke depan secara rutin Bhayangkara FC mendapat ‘jatah’ mengirimkan pesepakbolanya ke FC Tokyo. Sementara itu klub Selangor FA adalah salah satu klub profesional terkuat dalam Liga Satu-nya Malaysia.
*YULIUS MAULOKO BANGGA DIKONTRAK AUSTRALIA, EFEK POSITIF NAMA BESAR BALI UNITED PESAING BFC*
Pada bagian lain Yulius Mauloko yang kini dikontrak klub Liga 2 Australia, Western Knight Perth-Australia Barat, pernah mengungkapkan rasa bangganya sempat bergabung klub pesaing berat Bhayangkara FC Liga 1, dengan Bali United. Nama besar Bali United ternyata ‘laku’ di Australia, dikenal dengan nama besarnya, hingga pengalanan Yulius Mauloko bergabung dengan Bali United tersebut menjadi salah satu ‘garansi’ hingga lebih memudahkan Yulius diterima di Australia. Tentu Yulius Mauloko tak lupa menyebut berbagai pihak lain yang berperan menopang karirnya.
“Banyak pihak yang berperan dalam karir sepakbola saya. Lebih-lebih Pak Fary Francis (kini anggota DPR RI Gerindra dan Ketua Komisi V, pen.), Pak David Fullbertus (pemilik Bali United Kristal Kupang-Nusa Tenggara Timur, pen.), keluarga di NTT dan kekasih tercinta Ellie Anne Dwyer. Dan saya harus jaga nama baik Indonesia di Australia.” Hal tersebut kurang-lebih disampaikan Yulius Mauloko dari Perth-Australia via WA kepada Siswahyu editor sekilasmedia.com yang Pimpinan Umum.
Yabes-Pieter serta AKBP Eddwi-Yari
*BHAYANGKARA FC DAN BALI UNITED KLUB BARU YANG SAMA-SAMA CEPAT MEROKET NAMA BESARNYA*
Dua klub dalam liga utama sepakbola Indonesia yang bersaing ketat saat Liga 1 Gojek-Traveloka 2017 itu, Bhayangkara FC dan Bali United, sebenarnya merupakan nama-nama klub baru di Indonesia. Namun nama-nama mereka dalam waktu singkat dan cepat serasa tiba-tiba membubung besar menjadi raksasa sejak tahun 2017 kemarin, denyutnya pun mewarnai sepakbola Indonesia masih terasa hingga tahun 2018 ini. Apalagi mereka sempat bersaing sengit saat Liga 1 2017, ‘diikuti’ PSM Makassar, Persija Jakarta dan Madura United yang masuk dalam lima besar.
Bali United merupakan klub sepakbola milik Pieter Tanuri, dengan CEO Yabes Tanuri yang juga saudaranya Pieter. Klub yang disupport perusahaan Pieter Tanuri yang menghasilkan Corsa, Achilles dsj. Pieter Tanuri bos Corsa ‘group’ juga dikenal peduli sosial termasuk yang dijalankan isterinya, Veronica Colondam (kelahiran 21 Oktober 1963, pen.) melalui Yayasan Cinta Anak Bangsa atau YCAB yang kurang-lebih juga ‘menitis’ pada putri cantiknya Adelle Odelia (kelahiran 8 Mei 1997, pen.).
*BHAYANGKARA FC PERNAH JADI MILIK GEDE WIDIADE, TELAH JADI MILIK MABES POLRI*
Sementara itu Bhayangkara FC merupakan klub yang pernah jadi ‘milik’ Gede Widiade tokoh gila bola asal Surabaya/Jatim yang kemudian transisi jadi milik Mabes Polri hingga basecamp-nya kini pindah dari Surabaya ke Jakarta. Bhayangkara FC lahir dari ‘merger’ antara Surabaya United-nya Gede Widiade dengan Persatuan Sepakbola Kepolisian Republik Indonesia atau PS Polri hingga muncul nama Bhayangkara FC. Sedangkan Gede Widiade kini mengendalikan dan memoncerkan Persija Jakarta hingga Juara Grup Piala AFC serta ditawari bermain dalam Liga Australia yang rencananya juga melibatkan sejumlah klub terbaik di Asia Tenggara.
Dari proses merger Surabaya United dengan PS Polri menggaungkan munculnya nama Bhayangkara FC sekitar 12 April 2016 dalam liga sepakbola utama di Indonesia dengan mengikuti Indonesia Soccer Championship/ISCA A atau juga dikenal sebagai Torabika Soccer Championship/TSC. ISC A atau TSC sekaligus merupakan kompetisi nasional pertama yang diikuti Bhayangkara FC.
*BALI UNITED LAHIR SAAT PIETER TANURI AMBIL ALIH PERSISAM DAN PUTRA SAMARINDA*
Meskipun Bali United ‘lahir’ 15 Februari 2015 saat Pieter Tanuri mengambil-alih Persisam Samarinda dan Putra Samarinda hingga dipindah ke Stadion I Wayan Dipta Bali namun ISC A atau TSC merupakan kompetisi liga level nasional yang diikutinya untuk pertama kali. Pada tahun 2016 itu Bali United finish pada urutan ke-12 sedangkan Bhayangkara FC finish pada urutan ke-7. Sekadar catatan, liga di Indonesia 2015 berhenti akibat efek pembekuan terhadap PSSI.
Akan tetapi dua klub yang sama-sama baru, juga sama-sama ikut liga untuk kedua kalinya pada tahun 2017 tersebut tiba-tiba serasa mendadak bersaing ketat pada Liga 1 Gojek-Traveloka 2017 itu. Sebagaimana sama-sama diketahui kemudian, Bhayangkara FC menjadi Juara 1 dan Bali United menjadi Juara 2.
*BHAYANGKARA FC DAN BALI UNITED SAMA-SAMA BARU DAN PERHATIAN PADA PESEPAKBOLA ANAK*
Sama-sama baru dua kali ikut mengarungi sepakbola Liga 1 di Indonesia, namun Bhayangkara FC dan Bali United juga sama-sama memiliki perhatian yang tinggi terhadap pembinaan pesepakbola junior-anak meskipun Bali United start lebih dulu dengan Soccer Academy Bali United. Klub yang didanai Pieter Tanuri-Corsa ‘group’, pada waktu itu masih ditangani Coach Indra Sjafri (pelatih timnas U19 yang fenomenal, pen.), dari awal memang merancang akademi berbayar untuk sepakbola junior-anak.
Sementara Bhayangkara FC Liga 1 yang awalnya dari Surabaya, homebase awal di Stadion Polda Jatim meskipun kini telah pindah ke Jakarta, lahirnya memang seperti tak terduga-duga dengan mergernya Surabaya United dan PS Polri. Lantas dengan mendadak menjadi Juara 1 Liga 1 Gojek-Traveloka 2017, mendadak sontak pula Bhayangkara FC menjadi banjir sorotan perhatian. Apalagi ketika kirab untuk kemenangan tersebut di Surabaya, dengan keliling Surabaya dengan start di Hotel Alena berputar keliling Surabaya dan finish di Polda Jatim, sambutan luar biasa dari Bharamania seluruh Jatim. Pada saat kirab akhir tahun 2017 itu pula melibatkan Bhayangkara FC junior-anak U15 yang juga baru terbentuk namun sudah menjadi Juara 1 Piala Suratin Liga Relaxa U15 PSSI Jatim se-Jatim. Kirab juga melibatkan Bhayangkara FC U13 gabungan Metro Citi yang juga baru terbentuk namun juga sudah menjadi juara nasional, Juara 1 Bali Youth Championship di Bali 2017 by Gobolabali I Gusti Ngurah Nuaba kerjasama Menpora Imam Nahrawi.
*LEMBAGA BALI UNITED JUNIOR-ANAK DARI TOP DOWN SEDANGKAN BHAYANGKARA FC JUNIOR-ANAK DARI BOTTOM UP*
Soccer Academy Bali United berbayar kelahirannya telah dirancang jauh-jauh hari oleh Pieter Tanuri bersama Yabes Tanuri mengajak Indra Sjafri, untuk cetak pesepakbola junior-anak, bersifat dari atas ke bawah alias top down. Berbeda dengan munculnya Bhayangkara FC junior-anak yang kebetulan kelahirannya seperti Bhayangkara FC Liga 1, ‘muncul’ dari kawasan Surabaya dan sekitar dalam naungan Polda Jatim seperti pada masa awal Bhayangkara FC Liga 1.
Dari pengamatan kami Bhayangkara FC junior-anak prosesnya justru berawal dari potensi-potensi yang ada di masyarakat bawah yang dengan segala keterbatasannya coba ikhtiar satukan diri agar bisa menampung pesepakbola anak dari berbagai kalangan bawah termasuk yang kurang mampu secara finansial namun memiliki kemampuan bersepakbola. Proses dari bawah ke atas alias bottom up.
*DARI ‘KERJASAMA’ DENGAN KRU BROMO FC LAHIRKAN BHAYANGKARA FC JUNIOR-ANAK DI POLDA JATIM*
Ikhtiar bersama masyarakat dari bawah tersebut kebetulan ditampung oleh para ‘kru’ yang tergabung dalam Bromo FC, dimana Bromo FC memiliki gabungan SDM sepakbola yang peduli dan cukup komplit, termasuk ada lapangan sepakbola untuk tempat berlatih, ada yang ahli manejemen sepakbola junior-anak, ada head coach, ada beberapa asisten pelatih, ada pelatih fisik, ada ahli terapis dll-dll, hingga seleksi-seleksi pesepakbola.
Dari proses masyarakat bawah tersebut lantas ‘tercium’ oleh pantauan AKBP Eddwi Kurniyanto dan tim. AKBP Eddwi Kurniyanto adalah Kasubdit Regident Polda Jatim, jabatan yang sama dengan manejer Bhayangkara FC Liga 1 AKBP Sumardji yang Kasubdit Regident Polda Metro Jaya, sosok polisi yang gila bola poll. Dengan kepedulian luar biasa dari AKBP Eddwi Kurniyanto itulah kemudian mereka ditampung dalam wadah Bhayangkara FC junior-anak, yang pada awalnya lahirlah Bhayangkara FC U15 dan Bhayangkara FC U13 gabungan Metro Citi. Hampir semua kru Bromo FC pun diboyong dalam manejemen AKBP Eddwi, termasuk para pesepakbola junior-anak meskipun dalam perjalanan juga diadakan seleksi-seleksi lagi. Meskipun hingga kini belum diketahui pada tahun 2017 awal itu sejak tanggal berapa ‘kerjasama’ kru Bromo FC diboyong Bhayangkara FC junior-anak.
*BHAYANGKARA FC JUNIOR-ANAK LAHIR DARI KEPEDULIAN AKBP EDDWI KURNIYANTO YANG LUAR BIASA*
Proses kepedulian yang luar biasa dari AKBP Eddwi Kurniyanto itulah yang menjadi tonggak munculnya Bhayangkara FC junior-anak dalam naungan Polda Jatim, mengingatkan proses Bhayangkara FC Liga 1 yang juga berawal dari naungan Polda Jatim hingga menjadi klub raksasa besar seperti sekarang ini. Bahkan Bhayangkara FC Liga 1 kini dengan mudah mendapatkan sponsor termasuk dari Bank BNI sekitar Rp.10 Miliar, dari Umbro, juga dari produk-produk lain. Belum lagi subsidi dari PSSI via PT LIB sebesar Rp.7,5 Miliar.
Sementara untuk Bhayangkara FC junior-anak juga harus berjuang mendapatkan berbagai sponsor maupun dari pihak-pihak peduli, apalagi memiliki misi cetak pesepakbola dengan kepedulian yang tinggi, lebih-lebih terhadap pesepakbola junior-anak yang kurang mampu secara finansial. Bhayangkara FC junior-anak tidak berbayar alias tidak meminta iuran kepada para pesepakbola anak. Misi mulia yang perlu didukung banyak pihak termasuk sponsor maupun pihak-pihak peduli. Apalagi Bhayangkara FC junior-anak yang ditangani AKBP Eddwi membawa nama besar Bhayangkara FC Liga 1 yang telah pula menjadi bagian utama barometer sepakbola di Indonesia. Lebih-lebih di Jatim yang juga barometer utama sepakbola di Indonesia.
*BFC U15 JUARA LIGA RELAXA JATIM, BFC U13 GABUNGAN METRO CITI JUARA BALI YOUTH CHAMPIONSHIP*
Dalam tahun 2017 dari gerak cepat dan kepedulian AKBP Eddwi Kurniyanto yang didampingi Kompol Agus Setiawan, Ahmad Yari selaku sekretaris tim serta Choirul dan Coach Setiawan dkk itu pulalah hingga pada tahun 2017 itu pula Bhayangkara FC U15 menjadi Juara 1 Piala Suratin se-Kota Surabaya setelah mengalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-0. Hingga kemudian tampil pada level Jatim, dan menjadi Juara 1 pula untuk Piala Suratin Liga Relaxa U15 PSSI Jatim se-Jatim.
Bahkan pada tahun 2017 juga didapat prestasi Bhayangkara FC U13 gabungan Metro Citi yang juara nasional, Juara 1 Bali Youth Championship 2017 yang diadakan di Bali by Gobolabali I Gusti Ngurah Nuaba kerjasama Menpora Imam Nahrowi.
*AKBP EDDWI KURNIYANTO PUN DAPAT PENGHARGAAN TOKOH PEMBINA OLAHRAGA DARI SIWO PWI JATIM*
Proses lahirnya Bhayangkara FC junior-anak hingga meraih berbagai prestasi tersebut bukanlah pekerjaan yang mudah, bukan pekerjaan yang ringan. Setelah berbagai elemen masyarakat yang kebetulan diwadahi Bromo FC, dengan kepedulian yang luar biasa dari AKBP Eddwi Kurniyanto, mereka ditampung dalam wadah Bhayangkara FC junior-anak. Ada Ahmad Yari selaku sekretaris tim dan Choirul, lalu head coach Setiawan, Dimas, Irfan, Slamet, Agung pelatih fisik, Andi, Nanda terapis, Brahim, Siswahyu media officer publication dll.
Proses tersebut memerlukan perjuangan yang keras, tak hanya tenaga dan fikiran namun juga dana. Bahkan untuk tahun 2017 kemarin Bhayangkara FC junior-anak telah menghabiskan dana sekitar Rp.800 juta lebih, itu belum termasuk pengeluaran-pengeluaran yang ndak terekam catatan dimana bisa mencapai sekitar Rp.100 juta lebuh. Tak mengherankan, dengan prestasi-prestasi yang diraih dan perjuangan-perjuangan seperti itu dantaranya lantas menjadi bagian faktor utama AKBP Eddwi Kurniyanto pun terpilih sebagai tokoh yang peduli pembinaan olahraga di Jatim. Penghargaan diberikan oleh SIWO PWI Jatim. Bahkan kini juga AKBP Eddwi menjadi Wakil Manejer Bhayangkara FC. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Siswahyu Pimpinan Umum sekilasmedia.com penulis buku biografi Asmuni-Srimulat, pernah dapat beasiswa Community Development Asian Social Institute/ASI – Eastern Asian Pastoral Institute di Manila-Filipina).