MOJOKERTO (sekilasmedia.com) Reses Achmad Heri DPRD Provinsi Jatim dari Partai Nasdem bersamaan dengan dua anggota DPRD Kabupaten Mojokerto, Rindahwati dan Sholeh, disambut antusias puluhan tokoh warga Desa Temon Kecamatan Trowulan-Mojokerto yang berkumpul di TPQ Al Mu’awwanah Dusun Kepiting Desa Temon (Senin 28-5-2018). Dengan sinergisnya legislatif kabupaten dan provinsi diharapkan bisa mempercepat pembangunan dan program, apalagi jika lebih banyak santri dan nasionalis yang duduk di legislatif dan eksekutif. “Reses dalam suasana Ramadhan ini semoga penuh barokah untuk kita semua,” ungkap Achmad Heri yang terpilih menjadi anggota DPRD Jatim 2014-2019 Dapil Jatim 8 Mojokerto-Jombang-Nganjuk-Madiun, yang untuk Pemilu 2019 akan dipecah menjadi dua Dapil yaitu Mojokerto-Jombang, lalu Nganjuk-Madiun.
*BANYAK PILKADA DAN PEMILU-PILPRES AGAR RAKYAT TETAP KOMPAK*
Achmad Heri juga menyampaikan bahwa sebentar lagi ada Pilkada 27 Juni 2018 dan Pemilu Legislatif serta Pilpres 17 April 2019. Untuk itu menurutnya masyarakat harus tetap kompak meskipun beda pilihan, jangan silau oleh amplop yang beredar yang jumlahnya tak seberapa dan hanya tiap lima tahun sekali. Pilihan yang berbeda namun dengan kekompakan yang tetap terjaga maka akan lebih memudahkan rakyat untuk berhadapan dengan siapapun yang menjadi legislatif, sehingga aspirasinya bisa lebih maksimal terbantu.
“Karena itu kita bangun kebersamaan tidak untuk sesaat namun dengan harapan berkesinambungan,” ungkap Achmad Heri yang juga Ketua Balegda DPRD Jatim yang juga di Komisi D yang diantara mitranya di Pemprov Jatim adalah Cipta Karya Bina Marga, ESDM, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan dsj.
*PERTEMUAN DENGAN KEAKRABAN RAMADHAN MASYARAKAT PUN BERANI SAMPAIKAN ASPIRASI*
Dengan suasana keakraban yang dihadirkan Achmad Heri, Rindahwati dan Sholeh, jajaran tokoh masyarakat pun tak segan-segan menyampaikan berbagai usulan program dengan harapan bisa dibantu para anggota dewan itu, minimal dicarikan program dari Pemkab Mojokerto, Pemprov Jatim atau bahkan pemerintah pusat jika dirasa perlu.
Diantara usulan tokoh masyarakat adalah perlunya memperhatikan sarana dan prasarana pertanian termasuk pembangunan saluran sekunder dengan cara menggali adanya sedimentasi dan perlu diplengseng. “Yang jelas banyak yang harus dibantu di desa sini dan sekitarnya, termasuk desa-desa lain. Apalagi baru kali ini pertama kali ada reses di tempat kami dari DPRD Provinsi. Sebelumnya tidak ada. Apalagi yang pusat,” ungkap tokoh masyarakat ditemui sekilasmedia.com usai dialog dengan Achmad Heri.
*PARA TOKOH MASYARAKAT PUN IKUT PEDULI PEMILU 2019 AGAR BUKAN KARENA AMPLOP*
Reses yang dilakukan Achmad Heri sekaligus ikhtiar pendidikan politik yang berlangsung dalam waktu sekitar dua jam tersebut pun membawa sejumlah usulan program untuk dikawal kepada pemerintah sesuai levelnya mulai dari Kabupaten dan provinsi hingga pusat. Efek pendidikan politik yang kental dilakukan Achmad Heri pun memberi efek yang signifikan pada pemahaman para hadirin hingga mereka menjadi mantap bahwa untuk Pemilu Legislatif 17 April 2019 meskipun misal ada yang pilihannya berbeda namun mereka ikhtiar tidak akan bermusuhan.
Hal signifikan lain adalah karena para tokoh dari awal memiliki pemahaman yang sama dengan Achmad Heri sehingga dengan kuat dalam Pemilu 2019 mereka sepakat untuk tidak silau dengan ‘amplop’ yang biasanya digunakan untuk ‘serangan-fajar’, apalagi serangan fajar itu biasanya terjadi hanya lima tahun sekali dan jumlahnya tidak seberapa, hanya sekitar Rp.20 ribu hingga Rp.50 ribu. “Jadi kita sepakat untuk berkomitmen program,” ungkap Muhajir salah satu tokoh masyarakat yang mampu menguatkan hadirin. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926.