
Mojokerto, Sekilasmedia.com-Pedagang dan Pengunjung pasar wisata Pacet banyak mengeluh saat berada di area pasar wisata Pacet pasalnya pasar yang baru diresmikan sebulan lalu , saat hujan atapnya pada bocor sehingga sangat mengganggu aktivitas para pedagang maupun pembeli.
Atap yang bocor terlihat jelas, mulai dari teras masuk, saat hujan banyak ember yang disiapkan oleh para pedagang untuk menampung air hujan.
Keluhan ini juga disampaikan oleh salah satu pedagang bernama Wiwik muslikah, ia mengeluh setiap turun hujan atap pada bocor sehingga para pengunjung takut untuk melewati jalan teras pasar tersebut karena takut terpeleset, selain teras pasar yang bocor, stand saya juga pada bocor dan ini baru saya perbaiki sendiri, ” ungkapnya, Minggu (17/3/2019).
Hal ini juga dibenarkan Mustakim salah satu pengurus paguyupan pasar wisata pacet, pihaknya sudah berusaha memperbaiki atap yang bocor, tetapi karena daya tampung air hujan yang tidak memadai, karena talang pembuangan air tidak normal maka perbaikan yang saya lakukan sia-sia saja, ” jelasnya.
Dengan keluhan para pedagang ini Disperindag Kabupaten Mojokerto segera turun tangan.
Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto Bambang Purwanto menjelaskan pihaknya segera memperbaiki atap yang bocor, kami sudah menghubungi pihak pelaksana agar segera ada perbaikan, sebab masih dalam masa garansi hingga satu tahun kedepan, ” ujarnya.
Perlu diketahui pasar wisata Pacet ini dibangun dengan menggunakan dana APBD tahun 2017 sejumlah 2 Miliar ditambah anggaran tahun 2018 sejumlah 2 miliar sehingga totalnya sejumlah 4 Miliar.
Sementara aktifis PL 10 Nop 1945 Moch Tawi menyayangkan soal bangunan pasar wisata Pacet, terkesan dibangun asal-asalan, buktinya bangunan yang menelan dana hingga 4 miliar ini belum bisa dinikmati para pedagang secara maksimal, tak hanya itu pembeli juga mengeluh sebab saat hujan tiba atap pada bocor.
Moch Tawi menilai, bahwa pembangunan pasar wisata ini diduga tidak sesuai dengan Spesifikasi nya, sehingga peresmian belum genap satu bulan bangunan sudah pada bocor, ” katanya.
Dari awal kami sudah melihat, perencanaan pembangunan pasar ini juga awut -awutan, seperti terlihat program layak anak, dengan adanya permainan anak dilantai dua ini kan membahayakan saat anak-anak bermain ketika orang tuanya lengah.
Tak hanya itu , wajah pasar dari depan juga tidak terlihat dagangan para pedagang yang terlihat hanya tangga menuju mainan anak saja.
Dengan perencanaan pembangunan pasar yang amburadul ini, terlihat sejumlah 45 stan kios yang dibangun, tidak ada separoh yang ditempati, ini terbukti Program Disperindag tentang mengangkat perekonomian belum berhasil, “tandasnya. (wo)