
MOJOKERTO, Sekilasmedia.com – Mendung kegelisahan begitu menggelayut dalam lingkungan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 (SMPN 2) Kota Mojokerto (yang dipimpin oleh Mulib/merangkap Kasek SMPN 1 Kota Mojokerto, red.), Jawa Timur, hari-hari ini lebih-lebih bagi wali murid yang anaknya duduk di kelas olahraga 7i. Salah satu penyebabnya, sekolah yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya pelajar olahragawan lebih-lebih sepakbola, hari-hari ini sedang galau atas status yang baru beberapa waktu lalu diraihnya sebagai Juara 1 sepakbola Gala Siswa Indonesia (GSI) se-Kota Mojokerto untuk tahun 2019, yang seharusnya untuk beberapa bulan ke depan dikirim ke tingkat provinsi. Namun peluang tersebut terancam hilang.
*WALI MURID SMPN 2 CURHAT KE HUMAS BLiSPI JATIM YANG PIMPINAN UMUM SEKILASMEDIA.COM*
Salah satunya kepada Siswahyu pimpinan Umum sekilasmedia.com sejumlah wali siswa pun menyampaikan curhat atau keluhan atas ancaman kemungkinan tidak bisa mengikuti kontestasi GSI ke tingkat provinsi Jawa Timur. Faktor penyebabnya karena pada saat pre registrasi GSI tingkat kecamatan yang seharusnya dilakukan secara online ke GSI pusat (sebelum tanggal 15 Maret 2019, yang kemudian ada perpanjangan hingga 22 Maret, red.), Dinas Pendidikan Kota Mojokerto diduga telat atau lalai untuk memasukkan data sebagaimana sistem pendaftaran online. Namun meskipun begitu ‘kejuaraan’ GSI tingkat Kota Mojokerto tetap digelar hingga menghasilkan SMPN 2 Kota Mojokerto menjadi Juara 1 2019 sebagaimana juara tersebut pernah diraih pada periode tahun 2018.
Ketika Siswahyu S.Sos SH melakukan konfirmasi ke sekretaris GSI pusat kenapa SMPN 2 Kota Mojokerto akan tidak bisa ke tingkat provinsi (Kamis 19/4/2019), sekretariat GSI pusat menjelaskan bahwa karena Kota Mojokerto tidak melakukan pre registrasi tingkat kecamatan sehingga data dan berkas sekolah-sekolah yang berkompetisi tersebut tidak masuk ke akun Koordinator Kecamatan begitupun ke sistem GSI pusat. “Padahal pre registrasi sudah dilakukan perpanjangan dua kali, pertama tanggal 15 Maret 2019, lalu diperpanjang sampai 22 Maret,” ungkap GSI pusat. Sedangkan soal tanggal 15 April adalah batas perpanjangan REGISTRASI (melengkapi dan juga upload berkas peserta dan official).
*SISWAHYU KONFIRMASI KE WACHID AMIN KADIKNAS KOTA MOJOKERTO, IKHTIAR CARI SOLUSI*
Ketika Siswahyu konfirmasi kepada Wachid Amin S.Sos, M.Si, Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto (Kamis 19/4/2019) didapat jawaban akan diupayakan dibicarakan bersama untuk cari solusi. Upaya yang patut dihargai, namun Siswahyu mendesak Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy agar memberikan kebijaksanaan meskipun misal ada kelalaian namun janganlah saklek karena yang akan menjadi korban adalah siswa didik yang memiliki prestasi di bidang olahraga sepakbola. Selain itu, momentum GSI bagi siswa SMP didapat hanya satu kali seumur hidup saat jenjang SMP.
“Kami harap Pak Muhadjir Effendy selaku Menteri Pendidikan untuk memberi kebijaksanaan atas persoalan SMPN 2 Kota Mojokerto, dengan harapan agar mereka tetap bisa mengikuti GSI tingkat provinsi Jawa Timur,” ungkap Siswahyu yang kebetulan juga mantan Ketua MPO/ auditor DPP SBSI yang kini juga humas Badan Liga Sepakbola Indonesia (BLiSPI) Provinsi Jawa Timur. Siswahyu juga berharap agar jangan sampai ada preseden buruk. Apalagi niat awal Mendikbud untuk program GSI ini adalah untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk para pelajar, jadi niat baik janganlah sampai kacau hanya karena adanya kelalaian san saklek sistem.
Sekadar catatan, GSI putaran tahun 2018 telah menghasilkan sejumlah anak yang lebih berprestasi bahkan masuk ke Liga 1 U16 tahun 2019. Diantaranya Dio dari SMPN 2 Sidoarjo yang sempat bergabung Barito Putera U16 untuk Liga 1 Filanesia U16 pada 20-24 Maret 2019, namun kemudian diminta mundur oleh keluarganya karena lokasi Training Center dan home yang terlalu jauh dari rumah. Kini Dio berupaya masuk Persebaya meskipun telah dengan proses bergabung yang telat sehingga belum ada kepastian. Begitupun yang terjadi pada Ahmad Dzaki Akmal Yuda (Akmal) pesepakbola SMPN 2 Kota Mojokerto yang pernah di Bhayangkara FC U13-U14-U15-U16 yang meskipun baru U15 kemudian masuk Kalteng Putra U16 untuk Liga 1 Filanesia U16 tahun 2019 (20-24 Maret 2019), namun kemudian memilih belum berlanjut karena jauhnya home dan lokasi TC sehingga terlalu sering meninggalkan pelajaran di sekolah. Persoalan Akmal yang juga SSB Sikatan Muda dan SSB Hanza (punya keluarga pesepakbola Timnas Hansamu Yama Pranata, red.) itu sama dengan persoalan Dio. Menunggu putaran kedua dan mencari klub yang relatif lebih dekat dari rumah. Namun pesepakbola anak/pelajar/siswa sangat penting untuk terus diberi kesempatan termasuk dalam GSI.(Sis).





