Daerah  

Inflasi Rendah, Wali Kota Tetap Himbau Masyarakat Bijak Berkonsumsi

Inflasi Rendah, Wali Kota Tetap Himbau Masyarakat Bijak Berkonsumsi
foto Inflasi Rendah, Wali Kota Tetap Himbau Masyarakat Bijak Berkonsumsi
Inflasi Rendah, Wali Kota Tetap Himbau Masyarakat Bijak Berkonsumsi
foto Inflasi Rendah, Wali Kota Tetap Himbau Masyarakat Bijak Berkonsumsi

Probolinggo, Sekilasmedia.com – Pada Desember 2019 lalu, Kota Probolinggo mengalami kenaikan inflasi sebesar 0,28 persen. Oleh karena itu, kota berikon mangga dan anggur itu mendapat predikat inflasi terendah, bahkan melebihi inflasi nasional yang hanya 0,34 persen.

“Inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo, 0.28 persen. Sedangkan inflasi tertinggi di Surabaya, mencapai 0,60 persen. Dari 8 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur seluruhnya mengalami inflasi,” Kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo, Adenan, Senin, (20/1).

Menyikapi rendahnya inflasi itu, Wali Kota Probolinggo selaku Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Hadi Zainal Abidin menyampaikan bahwa, dari 10 komoditas penyumbang inflasi tahun 2019, yang dikhawatirkan justru adalah komoditas beras. Ternyata dari prediksi tersebut, katanya, beras tidak terbukti sebagai penyumbang inflasi, karena naik turunnya disebabkan faktor musim. “Demikian juga halnya dengan telur ayam ras dan dan daging ayam ras, bukan (penyumbang inflasi) secara agregat (akumulasi),” jelasnya.

BACA JUGA :  KBO Satuan Binmas Polresta Kediri Koordinasi dengan Petugas Terminal Tamanan

Nah, Di tahun 2020 ini, Habib Hadi- panggilan akrab wali kota- menyebut, TPID memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam meraih capaian target. Hal itu dikarenakan pemerintah pusat kabarnya akan menaikkan beberapa harga komoditi yang menjadi domainnya. “Diantaranya seperti BBM, elpiji tabung melon, tarif listrik, BPJS dan tarif tol,” ujarnya.

Melihat situasi ini, pemerintah kota sudah mempersiapkan diri dengan mengupayakan 6 langkah kebijakan. Yaitu, ketersediaan sembako dengan harga terjangkau, termasuk mempersiapkan segala kemungkinan apabila ada kenaikan pada beberapa item diatas, oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Lalu, peningkatan komunikasi dan konsolidasi antar OPD, serta sosialisasi yang intens dalam hal diversifikasi olahan pangan. Termasuk mengadakan kegiatan pasar murah di setiap kecamatan secara bergilir, dengan menggandeng toko-toko besar yang ada di Kota Probolinggo untuk ikut serta meramaikan kegiatan tersebut.

BACA JUGA :  Kejari Jembrana Hentikan Kasus KDRT Melalui Restorative Justice

“Kami mengimbau masyarakat agar tetap bijak dalam berkonsumsi. Terima kasih saya ucapkan kepada segenap tim (TPID) dan masyarakat yang telah membantu terjaganya inflasi di kota kita tercinta,” pungkasnya.

Berdasarkan rilis BPS setempat, dari 7 kelompok pengeluaran, 5 kelompok mengalami inflasi dan 2 kelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,63 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan.

Komoditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi Kota Probolinggo di bulan Desember 2019 ialah telur ayam ras, tomat sayur, bawang merah, angkutan antar kota, minyak goreng, susu untuk bayi, susu untuk balita, jeruk, kaos dalam/singlet dan kendaraan carter/rental.

Laju inflasi tahun kalender (s/d Desember 2019) Kota Probolinggo mengalami inflasi 1,99 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Desember 2019 terhadap Desember 2018) Kota Probolinggo sebesar 1,99 persen.(hm/rul)