Probolinggo, Sekilasmedia.com – Banyak cara dilakukan dalam memberantas hama tanaman padi terutama tikus. Seperti yang di galakkan Petani di Desa Opo opo Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, yang mempunyai cara unik, yakni dengan menggunakan burung hantu yang bertugas mengusir tikus-tikus yang hendak merusak atau memakan tanaman padi. Namun hanya sebagian masyarakat yang menggunakan cara unik tersebut dikarenakan pengetahuan masyarakat yang minim informasi terhadap fungsi satwa predator itu bagi ekosistem, menjadikan masalah utama. Sehingga Sosialisasi tentang Perlindungan satwa tersebut perlu digalakkan. Minggu, (16-2-20)
Hal inilah yang melatarbelakangi Babinsa Desa Opo opo Serda Nurhidayah firdaus anggota Koramil 0820/13 Krejengan Kodim 0820/Probolinggo melaksanakan kegiatan Sosialisasi penyelamatan satwa liar bersama Kepala Desa, Gapoktan, HIPPA dan Tim 5.a:am Wildifephotography dan PROFAUNA dalam rangka mensosialisasikan ke masyarakat bahwa pentingnya satwa liar jenis burung hantu untuk keseimbangan alam yang bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia khususnya dalam bidang ekonomi sektor produksi pangan. Seperti yang di galakkan oleh Babinsa, Gapoktan, HIPPA, serta Kepala Desa Opo opo sebagai penanggung jawab khususnya di bidang sektor pertanian, mengandalkan keberadaan burung hantu jenis Tyto Alba (Serak Jawa) tersebut sebagai pembasmi hama tikus alami sejak tahun 2013 silam.
Kepala Desa Opo opo, Bpk Didik Sugianto, menjelaskan awal mula adanya inisiatif penggunaan satwa liar burung hantu tersebut sejak tahun 2013. Petani Desa Opo opo pada saat itu masih memiliki 3 ekor burung hantu jenis Tyto Alba (Serak Jawa) yang di tempatkan di tengah sawah persisnya di tandon air. Hingga kini Menurut keterangan Petani desa Opo opo, Burung Tyto Alba tersebut kini jumlahnya telah berkembang dan menyebar ke seluruh wilayah di desanya, bahkan manfaatnya juga telah dirasakan di beberapa desa lain di sekitarnya yang membantu produksivitas pertanian yang lebih baik dari sebelumnya.
“Kita tahu bahwa burung hantu jenis Serak Jawa atau bahasa latinnya (Tyto Alba) ini adalah burung liar yang masuk daftar hewan yang di lindungi.
Burung hantu jenis ini merupakan burung Predator pemangsa tikus, yang dalam semalam sang Tyto Alba dapat memangsa binatang tikus sekitar 6 hingga 8 ekor. Jadi dengan berkembang biak nya burung tersebut yang hingga kini telah mencapai kurang lebih 12 pasang atau 24 ekor, bisa dibayangkan berapa banyak burung tersebut dapat memangsa hama tikus dalam semalam.Tentunya hal ini akan sangat berpengaruh dengan produksivitas hasil tani dengan berkurangnya hama tikus perusak tanaman padi”, terang Kepala Desa Opo opo Bpk Didik Sugianto
Pada kesempatan yang sama Babinsa Desa Opo opo Serda Nurhidayah firdaus anggota Koramil 0820/Krejengan mengatakan, sangat mendukung kegiatan sosialisasi ini sebagai salah satu upaya untuk memberi pemahaman kepada warga binaannya akan pentingnya peran satwa liar dalam hal ini burung hantu untuk mengurangi serangan sejumlah hama di sawah, khususnya hama tikus, dikarenakan serangan hama tikus sering kali terjadi setiap musim tanam padi.
“Penggunaan Burung ini merupakan inovasi yang dinilai efektif memberantas tikus yang menyerang tanaman padi di persawahan petani. Selain menggunakan musuh alami dari tikus itu sendiri yang berupa burung hantu karena populasi perkembang-biakan tikus sangat cepat sekali”, ujar Serda Nurhidayah firdaus
Terkait hal itu, tambahnya, peran serta TNI AD khususnya Babinsa, kegiatan ini merupakan pendampingan kepada petani, sebagai tindak lanjut kerjasama antara TNI dengan Instansi terkait sebagai upaya meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional.
“Selain itu, keikutsertaan Babinsa juga sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani demi tercapainya program pemerintah dalam hal Ketahanan Pangan Nasional”, imbuhnya
Sementara itu Bpk Mahfud salah satu petani yang merasakan manfaat dengan adanya burung tersebut mengungkapkan bahwasanya Burung hantu sang predator pemangsa hama tikus tersebut di Desa Opo opo merupakan sahabat bagi para petani di wilayah ini. Karena sudah dianggap membantu hasil pertanian nya, yang mana hasil tani setelah adanya burung hantu tersebut lebih baik dari sebelumnya, sehingga banyak petani yang berterima kasih kepada segenap elemen yang terkait dalam mengembangbiakkan burung tersebut.
“Kami berharap bapak TNI dan segenap Pihak terkait terus menggalakkan penyelamatan satwa liar terutama burung hantu sang Tyto Alba pembasmi hama tikus sahabat petani dari tangan tangan jahil yang tidak bertanggung jawab agar tidak sembarangan memburu makhluk satwa langka terutama burung hantu (Tyto Alba) ini”. Harapnya.(Suyitno)