Probolinggo, Sekilasmedia.com – Bupati Probolinggo Hj P Tantriana Sari, SE didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Nanang Trijoko Suhartono, Senin (17/2/2020) menemui dua orang petani millenial Indonesia binaan Kementerian Pertanian (Kementan) RI yang merupakan alumni pelatihan dan magang di Jepang beberapa tahun yang lalu.
Salah satunya tidak lain adalah Rahmad Yogi Samantha, pemuda asal Desa Karanganyar Kecamatan Paiton yang selama ini dibina oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Jawa Timur. Atas kegigihannya, Yogi sukses mengembangkan budidaya tanaman hortikultura dataran tinggi dengan memanfaatkan lahan di dataran rendah.
Pertemuan kali ini adalah untuk membahas rencana kerja sama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo dan Pusat Pelatihan Pertanian di Perdesaan Swadaya (P4S) “Yoganik” dalam rangka pengembangan SDM para pemuda Kabupaten Probolinggo dalam dunia pertanian.
Saat itu Bupati Tantri menyampaikan sebagai salah satu pelopor pemuda milenial diharapkan Yogi yang juga sebagai Asesor Bidang Pertanian Organik Kementan RI ini juga ikut berperan aktif dalam meningkatkan minat dan SDM para pemuda milenial Kabupaten Probolinggo dalam dunia usaha pertanian.
“Dunia usaha pada bidang pertanian sejatinya masih sangat terbuka lebar, namun mindset yang salah dan berkembang selama ini bahwa pekerjaan petani itu tidak keren dan cenderung ribet. Hal ini yang membuat para pemuda kita tidak berminat, tugas Yogi nanti adalah bagaimana menularkan semangatnya dan membuat pemuda kita tertarik pada bidang pertanian,” tegas Bupati Tantri di ruang kerjanya.
Rencana tersebut rupanya disambut baik oleh Yogi, pasalnya P4S Kabupaten Probolinggo “Yoganik” yang dikelolanya itu memang tengah ditunjuk menjalankan Program Kostra Tani Kementan RI, yang tujuannya juga senada yakni mengupayakan tumbuh kembang para pengusaha pertanian milenial selama tahun 2020 ini.
Yogi mengemukakan pihaknya adalah salah satu dari 10 P4S di Indonesia yang ditunjuk oleh Kementan RI untuk mengupayakan tumbuh kembang petani milenial sebanyak 2,5 juta selama 5 (lima) tahun kedepan. Jadi setiap P4S tersebut ditarget untuk melahirkan sebanyak 500 ribu petani milenial selama 5 (lima) tahun.
“Di Jawa Timur hanya ada dua tempat yang ditunjuk. Yakni, Ponorogo dan Probolinggo. Melalui program ini kami juga ditugaskan untuk menyiapkan dan melahirkan para petani milenial yang siap untuk mengikuti pelatihan ke Jepang. Untuk program ini target kami 500 orang,” terang Yogi.
Lebih lanjut Yogi menerangkan untuk pelaksanaan program Kostra Petani ini pihaknya tidak hanya menerima peserta pelatihan dari lembaga maupun pelajar, tetapi juga perseorangan yang memang berkeinginan untuk menjalankan usaha pertanian. Periode pelatihan akan dilaksanakan setiap 2 (dua) bulan sekali dengan total peserta sebanyak 60 orang.
“Saya sepaham dengan Ibu Bupati untuk merubah mindset bahwa bertani itu bukan pekerjaan rendahan dan berpenghasilan minim. Oleh karenanya saat ini kami lebih fokus kepada pengembangan SDM, kemudian kita tarik mereka di dunia pertanian, karena metode kami mereka tidak hanya kami latih, tapi kami dampingi terus bahkan sampai bagaimana cara mendapatkan modal dan pemasarannya,” tandasnya.
Sementara terpisah Kepala DKPP Kabupaten Probolinggo Nanang Trijoko Suhartono sangat menyayangkan karena ilmu dan inovasi pertanian yang dimiliki seorang Rahmad Yogi Samantha selama ini sebagian besar hanya dimanfaatkan oleh peserta pelatihan dari luar Kabupaten Probolinggo.
Oleh karenanya melalui rencana ini diharapkan pemuda milenial Kabupaten Probolinggo sedapatnya memanfaatkan program pelatihan ini untuk kemudian diterapkan dan turut memajukan bidang pertanian.
“Selain Program Kostra Kementan ini, sesuai petunjuk Ibu Bupati Probolinggo kami juga sedang membahas rencana pelatihan yang dipusatkan di P4S Yoganik untuk pemuda Kabupaten Probolinggo. Sebagai langkah percepatan, nanti PAK di tahun 2020 ini sudah bisa realisasi kegiatan dimaksud,” pungkasnya.(Fahrul)