
Probolinggo, Sekilasmedia.com – Sebagai Bentuk Upaya Pencegahan Covid-19 maka diterapkan physical distancing (jaga jarak fisik) terlihat saat Shalat Jumat digelar di Masjid Al-Ikhlas Pemerintah Kota Probolinggo, Jumat (27/03). Selain itu, protokol kesehatan juga diterapkan sebelum jamaah memasuki masjid.
Satu-persatu, jamaah shalat Jumat melalui proses pemeriksaan suhu tubuh dengan menggunakan thermo gun dan penggunaan hand sanitizer. Memasuki masjid, sebuah titik pembatas sederhana juga disediakan untuk mengatur saf shalat Jumat. Di luar masjid, juga disediakan terpal tambahan untuk mengantisipasi jika kapasitas masjid tidak mencukupi.
Sebelum memulai shalat Jumat, Asisten Pemerintahan Kota Probolinggo, Paeni, yang juga bertindak sebagai Imam Shalat Jumat siang tadi kembali mengingatkan jamaah untuk tetap berdiri pada titik pembatas yang telah disiapkan takmir masjid.
Upaya ini sesuai dengan Surat Edaran Wali Kota Probolinggo terkait imbauan pelaksanaan shalat Jumat di Kota Probolinggo di tengah semakin maraknya wabah virus corona Covid-19.
Dalam surat edaran tersebut, dijelaskan bahwa masjid yang lokasinya berada di lingkungan masyarakat jauh dari jalan protokol, nasional maupun provinsi, apabila shalat Jumat masih digelar, maka harus memenuhi sejumlah ketentuan, termasuk melipat karpet, menyemprot disinfektan, menyediakan hand sanitizer, pemeriksaan suhu badan dan jamaah membawa sajadah sendiri. Jamaah juga diimbau tidak berjabat tangan dan mengatur jarak 1 meter dalam saf shalat.
Sementara itu, masjid-masjid yang berada di sepanjang jalan protokol atau jalan provinsi yang banyak tamu musafir, maka di masjid tersebut sementara waktu tidak melaksanakan shalat Jumat. Bisa diganti shalat Duhur di rumah masing-masing, sampai kondisi dinyatakan normal oleh pemerintah.
Paeni menyatakan untuk menerapkan protokol kesehatan selama pelaksanaan shalat Jumat, pemerintah akan selalu berusaha membantu takmir masjid dalam hal pemenuhan perlengkapan termasuk thermo gun dan hand sanitizer.
“Untuk beberapa masjid yang kapasitasnya besar, kami koordinasikan dengan Dinas Kesehatan supaya dibantu. Termasuk Masjid Agung Roudlotul Jannah yang memang menjadi percontohan dalam kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah yang disepakati oleh tokoh agama,” ujar Paeni.
Lalu, bagaimana dengan masjid lain yang ingin menggelar shalat Jumat namun belum bisa memenuhi protokol kesehatan? Paeni mengaku pihaknya akan terus memantau perkembangannya dan melakukan koordinasi untuk mengatasi masalah ini.
“Kita akan terus melakukan koordinasi dan melakukan pemantauan. Memang tidak bisa langsung kita penuhi semua, karena saat ini memang barangnya langka. Sambil jalan, kita akan carikan solusinya,” terangnya.
Paeni juga menyebut respon sejumlah masjid untuk mematuhi kebijakan ini sudah cukup baik. Melalui sejumlah laporan yang ia terima, sejumlah masjid di sepanjang jalan protokol, dimana banyak musafir yang akan berkunjung, telah sepakat untuk tidak menggelar shalat Jumat.
Hingga saat ini, upaya pencegahan penyebaran virus corona Covid-19 memang terus digalakkan oleh pemerintah. Dengan semakin meningkatnya jumlah pasien yang terinfeksi, sejumlah kebijakan telah ditetapkan untuk menekan angka peneyebarannya.
“Mudah-mudahan kesadaran masyarakat akan semakin tumbuh. Kita harus bersama-sama menghadapi ini, kompak, dengan cara mematuhi kebijakan protokoler yang diatur oleh pemerintah. Setelah itu, baru kita tawakal, pasrah kepada Allah SWT,” pungkas Paeni.(Septyan)