SURABAYA, Sekilasmedia.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 9 Desember 2020 juga akan dilaksanakan di sejumlah daerah ‘utama’ Gerbangkertosusilo ‘metropolisnya’ Jawa Timur, termasuk di Kabupaten Lamongan dan di Kabupaten Gresik, hal yang vital untuk Jatim dalam kerangka sebagai ‘pemicu’ percepatan pembangunan termasuk dalam bidang olahraga sepakbola.
Di Kabupaten Lamongan diikuti tiga pasangan Cabup-Cawabup. Paslon nomor urut 1 Suhandoyo – Astiti Suwarni maju melalui jalur perseorangan (independen). Paslon nomor urut 2 Cabup Yuhronur Efendi dan Cawabup KH Abdul Rouf dimotori sejumlah partai politik (parpol) dengan diusung oleh Demokrat (9 kursi), PAN (7), Golkar (6), Gerindra (4), PPP (3), Perindo (1), Hanura (1). Yuhronur Efendi adalah juga CEO klub sepakbola Liga 1 Indonesia, Persela Lamongan, yang juga didukung PKS, Gelora, Berkarya, PKPI dan Garuda. Sedangkan nomor urut 3 Kartika Hidayati – Saim diusung PKB (13 kursi) dan PDIP.
Di Kabupaten Gresik terdapat dua pasangan calon (paslon) Bupati – Wakil Bupati. Nomor urut 1 Mohammad Qosim yang ketua PKB Gresik berpasangan dengan Asluchul Alif diusung oleh PKB (13 kursi) dan Gerindra (8) dengan didukung Partai Berkarya. Sedangkan paslon nomor urut 2 Cabup Fandi Akhmad Yani berpasangan Cawabup Aminatun Habibah diusung oleh Golkar (8 kursi), PDIP (6), Nasdem (5), Demokrat (4), PBB (3), PAN (3) serta didukung PKS. Fandi Akhmad Yani yang akrab disapa Gus Yani, sejak sekitar Februari 2020 yang lalu dengan PT Gresik Usaha Sejahtera-nya (PT GUS) mengambil alih klub kebanggaan warga Gresik, Gresik United yang sedang terpuruk di Liga 3, dan Gus Yani siap mengangkat derajat Gresik United dengan target jangka tertentu agar mampu berkiprah lagi di Liga 1 Indonesia.
Kurang lebih hal tersebut disampaikan R. Tri Harsono Forum Peduli Jatim – Olahraga Sehat (FPi-OS) dalam diskusi terbatas di Surabaya kemarin. Dengan melihat latar belakang para Cabup – Cawabup, menurut R. Tri Harsono, tak berlebihan jika kalangan olahraga sepakbola di Kabupaten Lamongan maupun Kabupaten Gresik berharap agar yang terpilih menjadi Bupati adalah Yuhronur Efendi – Abdul Rouf untuk Lamongan, dan Fandi Akhmad Yani – Aminatun Habibah untuk Bupati – Wakil Bupati Gresik karena telah terbukti kepedulian Yuhronur Efendi maupun Fandi Akhmad Yani pada olahraga sepakbola.
“Bahkan dalam kesempatan keliling ke desa-desa, tak jarang Yuhronur Efendi ditemani oleh pesepakbola Persela, salah satu klub Liga 1 di Indonesia yang hingga saat ini belum pernah terdegradasi. Sedangkan Fandi Akhmad Yani dengan puncak kepeduliannya yang berkomitmen mengangkat martabat Gresik United, dari sejak awal tahun 2020 telah menuai dukungan mayoritas warga Gresik lebih-lebih yang pecinta olahraga sepakbola,” ungkap R. Tri Harsono.
R. Tri Harsono pun menyebut bahwa penduduk Indonesia mayoritas adalah penggila sepakbola. Jika diantara sekitar 270 juta penduduk Indonesia yang sekitar 77 persen adalah penggila sepakbola berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan lembaga internasional Nielsen Sport, maka ada sekitar 208 juta penduduk Indonesia yang penggila sepakbola.
Menurut R. Tri Harsono, secara prosentase ketika itu Indonesia memang kalah dengan Nigeria yang sekitar 83 persen penduduknya penggila sepakbola sehingga Nigeria menduduki peringkat pertama penggila sepakbola secara prosentase, sedangkan Indonesia menduduki peringkat ke-2. Akan tetapi jika dihitung riil jumlah penduduk maka Indonesia jumlah penduduknya adalah nomor 1 sebagai penggila sepakbola, dengan jumlah sekitar 208 juta jiwa. Sedangkan Nigeria dengan jumlah penduduk sekitar 195 juta dan 83% adalah penggila sepakbola maka jumlah riilnya hanyalah sekitar 165 juta jiwa yang penggila sepakbola.
Yang itu tentu saja menurut R. Tri Harsono, penduduk yang penggila sepakbola di masing-masing Kabupaten/Kota di Indonesia pun merupakan jumlah mayoritas, begitupun di Kabupaten Lamongan dan Gresik. “Dengan dukungan terhadap Cabup yang gila sepakbola di Lamongan dan Gresik, sama juga dengan mendukung program Presiden Joko Widodo yang telah mencanangkan percepatan pembangunan sepakbola nasional,” ungkap R. Tri Harsono.
Pada bagian terpisah Siswahyu Kurniawan yang pernah menjadi Media Officer (MO) Bhayangkara FC U13 – U14 – U15 – U16 menyebut pentingnya pembinaan usia muda juga menjadi fokus. Misal seperti Persela Lamongan yang klub Liga 1 Indonesia memang wajar-wajar saja memprioritaskan para pesepakbola anak-anak asal Lamongan, namun juga jangan lupa memberi porsi yang dari luar wilayah Lamongan. Apalagi jumlah klub Liga 1 yang merupakan papan atas liga di Indonesia itu hanya ada delapanbelas (18) klub.
Sehingga menurut Siswahyu Kurniawan sesungguhnya para klub Liga 1 itu bukan hanya menjadi milik daerah masing-masing namun juga merupakan aset nasional. Misal dengan prosentase tertentu meskipun mungkin tidak ‘saklek’ kaku. Apalagi untuk pembinaan usia muda melalui Elite Pro Academy (EPA) yang U-16, U-18 maupun yang U-20.
Namun menurut Siswahyu Kurniawan, kepedulian daerah-daerah itu penting, namun yang jauh lebih penting adalah keseriusan pusat, lebih-lebih PSSI pusat yang membawahi persepakbolaan nasional.
“Di pusat benar-benar perlu adanya program tim nasional yang serius. Bahkan jika perlu membina dengan membentuk tiga tim nasional seperti yang pernah dilakukan pada masa lalu dimana sempat ada Timnas Harimau, Timnas Garuda dan lainnya,” ungkap Siswahyu Kurniawan yang juga penulis buku Humor Sepakbola ini. (Sis).