Daerah  

BLiSPI Bantah Disebut Catut Nama Kemenpora

JAKARTA, Sekilasmedia.com Badan Liga Sepakbola Pelajar Indonesia (BLiSPI) membantah tudingan bahwa pihaknya telah mencatut nama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kempora) dalam penyelenggaraan Liga Pelajar Piala BLiSPI Nasional 2020 yang digelar di Cirebon dan Kuningan, Jawa Barat.

Sebelumnya beredar informasi gelaran Piala Blispi Nasional di lapangan Windusengkahan Kuningan pada Sabtu (12/12/2020) dihentikan oleh Kapolres Kuningan dan disebut ilegal lantaran membawa-bawa nama Kemenpora.

“Perlu diluruskan bahwa gelaran Piala BLiSPI Nasional 2020 ini adalah murni kegiatan intern BLiSPI tanpa melibatkan pihak-pihak lain apalagi mencatut nama Kempora,” tegas Ketua Umum BLISPI, Subagja Suihan yang juga ayah angkat pesepakbola Timnas Egy Maulana Vikri, Senin (14/12/2020).

“Saya sebagai Ketua sudah selalu mengingatkan kepada teman-teman pengurus BLiSPI agar agenda tahun ini jangan sampai membawa nama pihak lain terlebih Kempora,” imbuhnya.

Subagja Suihan lebih jauh membeberkan sejumlah fakta terkait penghentian Kejuaraan Piala BLiSPI Nasional di di lapangan Windusengkahan, Kuningan.

Dikatakan, sesuai ketentuan yang berlaku dalam penyelenggaraan kejuaraan sepakbola, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait mulai dari Kepala Desa, Kecamatan, Polsek, Askab PSSI Cirebon dan Askab PSSI Kuningan terkait pelaksanaan babak delapan besar hingga final, Kadispora hingga Satuan Tugas Penanganan Covid-19 setempat.

Dalam rekomendasi tertulisnya Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon memberi arahan agar Panpel Piala Blispi Nasional 2020 menerapkan protokol kesehatan Covid-19 serta menyediakan sarana dan prasarananya.

Meski telah mendapat restu dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 setempat, namun di tengah jalan penyelenggaraan Piala Blispi Nasional di Cirebon terkendala akibat tidak adanya persetujuan dari Tim Kesehatan Puskesmas Desa Cilengkrang Girang. Pertandinganpun terpaksa dihentikan.

BACA JUGA :  PT Eratex Djaja Donasikan Masker Kain Ke Pemkot Probolinggo

Sehingga tiga lapangan yang telah dipersiapkan di Cirebon yaitu lapangan Waled Kota, lapangan Jatiwaluya dan lapangan Cilengkrang Girang tidak dapat digunakan.

“Akibat kehilangan tiga lapangan tersebut panitia lokal bergerak cepat untuk mencari lapangan pengganti dan direkomendasikan lapangan Windusengkahan Kuningan,” ungkap Subagja Suihan.

“Karena weekend kami kesulitan mencari lapangan. Akhirnya sampai malam dapat dua lapangan hasil dari rekomedasi dari salah satu rekan pengurus di Kuningan yang sudah dideposit. Panitia mengira tidak ada permasalahan, penggunaan lapangan sudah dibereskan nyatanya tidak,” tambahnya.

Pria yang pernah mendapatkan penghargaan SIWO-PWI Golden Award sebagai Pembina Sepakbola Usia Muda Terbaik Indonesia ini menyatakan kejadian dihentikannya penyelenggaraan Piala BLiSPI Nasional di lapangan Windusengkahan lebih karena miskomunikasi antara panitia lokal dengan pihak-pihak terkait.

Subagja kembali menegaskan Piala BLiSPI Nasional 2020 di Cirebon dan Kuningan adalah murni kegiatan BLiSPI.

“Saat memberi keterangan kepada kepolisian saya menegaskan juga bahwa agenda ini adalah agenda murni BLiSPI. Bukan Kempora. Makanya pada saat di BAP saya tidak menyebutkan terkait dengan Kempora,” tambahnya.

Pengurus Blispi Sumatera Selatan Andri Irani SH membenarkan bahwa kegiatan tetsebut adalah murni event intern Blispi dan tidak melibatkan Kemenpora.

“Bisa dilihat dari mulai piala bergilir, piala tetap, medali dan piagampun tidak ada sama sekali nama Kemenpora dalam penyelenggaraan Liga Pelajar Piala BLiSPI Nasional 2020 di Cirebon dan Kuningan. Dan ini dari awal sudah diingatkan oleh Asisten Deputi Pengelolaan Olahragaan Pendidikan Kemenpora Ary Moelyadi sebagai penanggung jawab program Liga Berjenjang untuk Pelajar Piala Menpora dan ini dibenarkan juga oleh Ketua Umum BLiSPI,” kata Andri.

BACA JUGA :  Pimpinan OPD Harus Kelola Keuangan Secara Baik

*BLiSPI Tetap Konsisten*
Subagja memastikan terhentinya Liga Pelajar U-14 Piala BLiSPI Nasional 2020 tak menyurutkan komitmen dan semangat BLiSPI Pusat dan BLiSPI Provinsi di seluruh Indonesia dalam membangun sepakbola usia dini dan usia muda di tanah air.

“Ini sebagai tonggak pengalaman berharga ke depan. Pembelajaran untuk lebih baik lagi dan tambah semangat lagi,” tukasnya.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada para pengurus BLiSPI Provinsi dan Sekolah Sepak Bola (SSB) pendamping yang mewakili provinsi yang begitu antusias sebagai peserta. Dan saya yakin teman-teman pengurus di seluruh Indonesia tetap kinsisten dan semangat,” tuturnya.

Pada bagian terpisah, Siswahyu Kurniawan humas Badan Liga Sepakbola Indonesia (BLiSPI) Provinsi Jawa Timur, mengusulkan agar segera dirumuskan aturan yang lebih jelas dan detail hingga ke daerah-daerah mengenai olahraga termasuk sepakbola jika masih masa pandemi Covid-19, termasuk perlu dipertegas mengenai leading sektor pada Satgas Covid-19 sehingga tidak tumpang tindih.

Menurut Siswahyu Kurniawan apalagi menjelang gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia yang akan dilaksanakan Mei – Juni 2021, dimana tinggal sekitar enam bulan lagi, yang sejak saat ini tentu perlu gelora sepakbola di seluruh Indonesia lebih-lebih usia muda sesuai semangat dan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk Percepatan Pembangunan Sepakbola Nasional. “Pembinaan pesepakbola usia dini dan usia muda, sangat vital untuk sukseskan program Presiden Joko Widodo dalam rangka Percepatan Pembangunan Sepakbola Nasional,” ungkap Siswahyu Kurniawan yang juga penulis buku Humor Sepakbola dan buku biografi Asmuni-Srimulat ini. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926. (Sis).