JOMBANG, Sekilasmedia.com – Ini benar-benar ada guru yang PAHLAWAN TANPA (belum dapat) TANDA JASA, guru honorer bernama Andik Santoso yang mengajar di SDN Jipurapah 2, Kedung Dendeng, yang per bulan ‘bergaji’ hanya Rp.300 ribu meskipun dari rumahnya di Kedungkumpul tiap hari harus PP menempuh rute ekstrem berlumpur dengan sepeda motor trail yang harus dimodifikasi khusus. Itupun selama ini Andik Santoso sudah ‘menghabiskan’ sembilan (9) sepeda motor. Karena kondisi jalanan yang ekstrem, jarak sekitar 10 km dari rumahnya harus ditempuh dalam waktu 60 – 90 menit, juga harus ‘njegur’ terabas melewati tiga sungai yang memang tak ada jembatannya. Saat musim hujan kondisi lebih parah karena jalanan tidak jarang tak bisa dilalui dengan sepeda motor trail sekalipun, sehingga pernah Andik Santoso harus berjalan kaki tiap hari PP (kecuali hari Minggu, red.) selama 4 bulan.
Informasi tersebut didapat Siswahyu Kurniawan beberapa waktu lalu saat berkunjung ke kediaman Hadi Sucipto sang Kades Desa Jipurapah Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dari sumber warga Desa Jipurapah. “Padahal Andik Santoso sudah sekitar 15 tahun menjadi tenaga guru honorer namun belum juga diangkat jadi Pegawai Negeri,” ungkap sumber itu lagi seraya menyebut Andik Santoso hingga kini tinggal bersama orang-tuanya di Desa Kedungkumpul Kecamatan Sukorame Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Tiap hari PP ke tempat mengajar di SDN Jipurapah 2, Andik Santoso yang lulusan SMA 1 Bluluk Lamongan itu tidak hanya melalui jalanan berlumpur namun juga harus ‘njegur’ menerabas tiga sungai yang memang tidak ada jembatannya. Sungai-sungai yang rawan diseberangi lebih-lebih saat musim hujan, karena kurangnya perhatian pemerintah. “Kalau mau ke lokasi SDN Jipurapah 2 saya antarkan agar tahu,” ungkap warga tersebut kepada media ini, padahal diperlukan persiapan khusus jika untuk menelusuri jalanan berlumpur ke arah SDN Jipurapah 2 Kedung Dendeng yang berjarak sekitar 10 km dari pusat Desa Jipurapah, berjarak 27 km dari ibukota Kecamatan Plandaan, dan berjarak 55 km dari Jombang ibukota Kabupaten Jombang.
Namun dari berbagai sumber didapat informasi, konsumsi untuk Andik Santoso selama berada di sekolahan bisa terpenuhi dari kepedulian warga secara bergantian. Akan tetapi untuk bensin sepeda motor trailnya, diperlukan minimal 2 liter tiap hari alias sekitar Rp.15 ribu lebih tiap hari. Sedangkan honor Andik Santoso hanyalah sekitar Rp.10 ribu per hari. Sehingga untuk menutupi kebutuhan bensin sepeda motor dan hal-hal yang diperlukan untuk kelengkapan belajar-mengajar dan sejenisnya, Andik Santoso ‘nyambi’ serabutan seadanya di tengah keterbatasan sisa waktu yang dimilikinya tiap hari. Sebab tiap hari Andik harus berangkat dari rumahnya minimal sekitar jam 06.00, dan siang hari baru pulang dari sekolah.
Sedangkan pekerjaan sambilan pun tak jarang dilakukan Andik Santoso saat ‘proses’ perjalanan pulang, seperti mencari kayu bakar, mencari entung jati, mencari burung dan sejumlah hal lain. Dari hasil penjualan itu untuk menambah penghasilannya meskipun tetap saja jauh dari cukup meskipun untuk sekadar memenuhi ‘operasional’ sehari-hari sehubungan proses belajar-mengajar yang dijalankan sebagai guru honorer.
“Mas Andik Santoso seingat saya pernah kuliah di Jombang ngambil jurusan PGSD, tapi saya kurang tahu apakah sudah selesai ataukah belum,” ungkap sumber dari warga kepada media ini, namun dari sumber lain yang terpercaya diketahui bahwa Andik Santoso harus melalui perjuangan keras untuk menyelesaikan pendidikan PGSD-nya di UT di Jombang, hingga baru lulus tahun 2018. Sumber tersebut juga menyebut alamat lengkap Andik Santoso di Dusun Paluombo, Desa Kedungkumpul, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan. Untuk menuju alamat tersebut ancer-ancernya adalah menuju beberapa meter di sebelah utara pom bensin di Kabuh (Kabupaten Jombang, red.) lalu ada jalan belok ke Barat. Dari situ terus ke arah barat, ke arah Sukorame.
Semoga ada pihak-pihak yang peduli dengan Andik Santoso seorang guru honorer yang sudah berkiprah 15 tahun di pelosok Kabupaten Jombang, berjuang untuk mencerdaskan anak bangsa di daerah pedalaman.
Sekadar pengetahuan di Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang terdapat tigabelas (13) desa yaitu Bangsri, Darurejo, Gebangbunder (Gebang Bunder), Jatimlerek, Jiporapah (Jipurapah), Kampungbaru, Karangmojo (Karang Mojo), Klitih, Plabuhan, Plandaan, Purisemanding (Puri Semanding), Sumberjo, Tondowulan. (Siswahyu).