Mojokerto, Sekilasmedia.com – Miniatur adalah tiruan suatu objek yang sama persis dalam bentuk yang lebih kecil. Dalam bahasa sehariannya miniatur juga disebut sebagai maket atau replika. Kerajinan Miniatur Kapal merupakan kerajinan tangan yang telah berkembang di kota-kota Indonesia dengan berbagai macam pilihan bahan dan design yang sangat menarik dan patut untuk diperhatikan. Sebagai daerah yang berada di sekitar aliran sungai Brantas (Sungai terbesar di Jawa Timur), menjadikan Mojokerto dan Sidoarjo sebagai basis Kerajinan Miniatur Kapal yang sangat diperhitungkan di kancah domistik maupun internasional.
Pada bulan mei yang lalu kami berkesempatan menemui salah satu pengrajin miniatur kapal, Sunali namanya. Bapak Sunali, 42 tahun telah berkecimpung dalam seni kerajinan miniatur kapal sejak umur 17 tahun. Berawal dari hobby untuk melestarikan budaya nenek moyang yaitu berlayar beliau akhirnya mencoba belajar kerajinan kapal. Belajar membuat kerajinan ini beliau diajari oleh Djayadi, hingga akhirnya sekarang Bapak Sunali dapat membuka sanggar seni perahu layar “annas” dengan memiliki total 5 karyawan.
Berbagai macam model miniatur telah Bapak Sunali buat, mulai dari pinisi, kapal layar majapahit, hingga kapal dalam botol. Harga sebuah perahu miniatur ukuran 80 cm dijual berkisar Rp 450.000, 60 cm Rp 300.000, dan ukuran 50 cm Rp 250.000. Selain mengekspor ke Korea, kata dia, pemasaran juga dilakukan ke sejumlah kota di Indonesia, antara lain Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Tangerang.
Bapak sunali menerangkan untuk omset selama 1 bulan ia bisa mencapai 12-15 Juta.
“Untuk pengiriman ke Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Tangerang yang saya dapatkan sekitar 12 juta hingga 15 Juta. Itu tidak terhitung jika ada ekspor atau pameran. Jika ada ekspor atau pameran pendapatan saya bisa lebih karena pembeli biasanya dari orang luar negeri”
Hingga saat ini Bapak Sunali masih menekuni pembuatan kerajinan miniatur kapal ini, dari hobby hingga menjadi sebuah mata pencaharian yang dapat menghidupi keluarganya
“ Saya hingga dapat menjadi seperti ini alhamdulillah bisa menghidupi anak hingga kuliah, bisa bikin rumah, padahal saya tidak lulus sekolah. Harus semangat jadi pebisnis atau wirausaha, karena saat ini kreativitaslah yang banyak dicari”Kata Bapak Sunali.(Gih)