Daerah

Hadiri Sedekah Bumi Dusun Betiring Desa Banjarsari, Nur Saidah : Support Sebagai Obyek Destinasi Wisata

×

Hadiri Sedekah Bumi Dusun Betiring Desa Banjarsari, Nur Saidah : Support Sebagai Obyek Destinasi Wisata

Sebarkan artikel ini

 

Gresik,sekilasmedia.com – Dalam upaya melestarikan budaya leluhur salah satunya tradisi sedekah bumi yang telah berkembang ratusan tahun namun semakin lama semakin tergerus oleh gempuran budaya asing yang semakin masiv masuk di negeri ini, apalagi adanya penggunakan teknologi informasi (internet) di zaman modern ini.

Kepedulian pelestarian dan rasa memiliki budaya ini, ternyata masih kental dan dipraktekan oleh masyarakat Dusun Betiring Desa Banjarsari Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.

Yakni suatu tradisi yang melambangkan rasa syukur kita akan nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan hasil bumi dan kemakmuran, rejeki, kesehatan, kesuburan alam dan perlindungan terhadap marabahaya.

Hal ini terlihat ketika masyarakat Dusun Betiring Desa Banjarsari menyelenggarakan acara sedekah bumi pada hari ini, Minggu (26/6/2022) pagi bertempat di pendopo balai dusun setempat.

Tampak masyarakat tumpah ruah di sepanjang jalan menuju balai dusun tersebut dengan membawa ancak yang ditanggung 7 orang, membentuk gunungan yang tinggi, berisi beraneka makanan tradisional olahan lokal, aneka buah buahan dan makanan kecil produksi pabrikan.

Acara tradisi sedekah bumi juga dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Gresik Hj. Nur Saidah, Muspika Cerme, tokoh masyarakat, sesepuh pini sepuh dan anak muda generasi milenial.

Tampak keguyupan dan kekompakan masyarakat Betiring khususnya anak-anak muda dalam kegiatan ini, membuat Wakil Ketua DPRD Gresik Hj. Nur Saidah sangat kagum.

” Saya gawok pada anak muda di sini. Dimana pada era seperti ini biasanya anak-anak muda punya hobi masing-masing. Ternyata di Dusun Betiring lain, anak mudanya terlihat kompak, guyup dan rukun,” katanya dengan kagum.

Kegiatan budaya dibawah Islam yang dikemas dalam acara sedekah bumi ini, mendapat support Nur Saidah.

” Jadi kita mensupport kegiatan ini, karena memang budaya-budaya tradisional semakin hari semakin lama semakin punah melihat kondisi zaman modern ini,” ujarnya.

Dirinya juga melihat begitu antusiasnya seluruh masyarakat Dusun Betiring dalam menyemarakkan kegiatan sedekah bumi mulai dari anak-anak, ibu-ibu, para pemuda, remaja, sesepuh pini sepuh bahkan dari luar banyak yang hadir.

Dan mengakui bahwa kegiatan sedekah bumi di Dusun Betiring yang terbesar di Kecamatan Cerme bahkan di Kabupaten Gresik.

Untuk mewujudkan kegiatan sedekah bumi di Dusun Betiring sebagai kegiatan tahunan, Legislator perempuan asal Duduksampean akan berupaya menggandeng pemerintah Kabupaten Gresik melalui Dinas Pariwisata untuk mengajukan anggaran.

” Saya akan mensupport anggaran melalui Dinas Pariwisata agar kegiatan ini bisa menjadi obyek destinasi wisata maupun pembuatan konten budaya asli Gresik,” pungkas Nur Saidah.

Sementara itu, dari kacamata salah satu budayawan Gresik, Kris Adji bahwa kegiatan tradisi sedekah bumi ini bernilai positif untuk kerukunan warga. Pasalnya, di dalamnya ada nilai luhur berupa bentuk silaturahim antarwarga yang di dalamnya mengajarkan nilai kegotongroyongan dan ajaran untuk bersedekah.

Senada dengan Nur Saidah, menurut Kris Adjie, keunikan budaya ini harus menjadi objek destinasi wisata tiap tahun. Untuk itu, peran pemerintah daerah diharapkan untuk men-support dan merealisasikannya

Selain itu, lanjutnya, terkait semakin langkanya masyarakat Indonesia yang mau melestarikan budaya leluhurnya, ia justru merasa optimistis tradisi seperti ini akan semakin berkembang. Karena itu, perlu kreativitas untuk mengemas lebih bagus agenda acaranya, sehingga menarik bagi orang di luar Dusun Betiring untuk berkunjung.

“Saya yakin budaya ini tidak akan pernah punah, jika ini dikemas dengan bagus dan menjadi wisata baru di Kabupaten Gresik,” paparnya.

Sementara terkait dengan asal-usul tradisi sedekah bumi di dusunnya, Kepala Desa Banjarsari Agus Suwondo, menceritakan, bahwa budaya ini sudah ada sejak ratusan tahun yang diwariskan secara turun-temurun hingga sekarang.

“Kegiatan ini berlangsung turun-temurun. Rutin kita laksanakan tiap tahun di bulan Selo tanggal 20-30 (bulan Jawa). Dalam tradisi sedekah bumi ini mengandung nilai luhur dan filosofis untuk sedekahkan riszki hasil bumi, kita ruwatkan, kita syukuri dengan ancak-ancak sebagai teladan sedekah dan bisa mensejahterakan warga sekitarnya, tuturnya.

Agus Suwondo juga mengapresiasi kinerja pantia acara sekaligus mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Betiring juga dukungan Wakil Ketua DPRD Gresik Hj. Nur Saidah atas terselenggaranya sedekah bumi ini. (rud)