Daerah

Unjukrasa Puluhan Warga Sekitar Pelindo Cabang Gresik Tolak Penandatangan HPL

×

Unjukrasa Puluhan Warga Sekitar Pelindo Cabang Gresik Tolak Penandatangan HPL

Sebarkan artikel ini

 

Gresik, Sekilasmedia.com – Warga di sekitar Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Cabang Gresik, Jalan RE Martadinata, Kecamatan Gresik unjuk rasa ke Pelindo Gresik untuk menolak penandatanganan Hak Pengelolaan (HPL) atas tanah Pelindo, Kamis (25/5/2023).

 

Unjuk rasa tersebut dengan membentangkan beberapa poster berbagai tuntunan. Diantaranya tulisan poster tersebut, Bp. Jokowi : Presiden RI, ‘Tanah urukan Masyarakat Untuk Masyarakat ‘ Lumpur, 22 April 2022, Ojok Macem -macem.

 

Poster yang lain bertuliskan, ‘Warga ingin HPL Pelindo tidak terbit di atas hunian kami, Warga ingin SHGB murni tanpa adanya HPL’. Dan ‘Kita Warga Indonesia bukan warga Pelindo’.

 

Massa dari Kelurahan Lumpur dan Kemuteran Kecamatan Gresik, bergerombol di depan pagar Pelindo Cabang Gresik ditemui jajaran Muspika Gresik, Camat Gresik Arip Wicaksono dan Deputi Manager Property dan Rupa Usaha Pelindo Jawa Timur Arya Pradana Putra.

BACA JUGA :  H.Dukha DPRD Jombang Turut Belasungkawa Wafat Sistri Hariyatini Mantan Kepala SMPN 1 Kesamben Jombang Isteri Nurkasan

 

Koordinator unjuk rasa Achmad Fashollin, warga Kelurahan Lumpur Kecamatan Gresik mengatakan, warga di sekitar Pelindo Cabang Gresik menolak penandatanganan HPL atas nama Pelindo. Tapi, warga meminta Hak Guna Bangunan (HGB) murni.

 

“Kita sudah sejak tahun 1969 selama 54 tahun menempati lahan tersebut. Awalnya, dulu orang tua kita yang menguruk lahan tersebut. Kita sudah sampaikan keberatan dan menolak HPL Pelindo,” katanya.

 

Dari munculnya dugaan HPLPelindo tersebut, warga akan melaporkan ke Bupati Gresik dan BPN (Badan Pertanahan Nasional) Kabupaten Gresik.

BACA JUGA :  Bupati Surya BSc Ikuti Rapat Gugus Tugas KLA

 

“Kita akan sampaikan penolakan ke Bupati Gresik dan BPN atas munculnya tanah warga akan dijadikan HPL Pelindo,” katanya.

 

Sementara, Camat Gresik Arip Wicaksono tidak berani memberikan keterangan.

 

“Saya tidak memberikan keterangan. Intinya, akan sampaikan masalah ini ke Pak Bupati,” kata Arip.

 

Begitu juga dengan Deputi Manager Property dan Rupa Usaha, Pelindo Jawa Timur, Arya Pradana Putra enggan memberikan keterangan. Alasannya, belum koordinasi dengan pimpinan.

 

“Belum bisa memberikan penjelasan, saya harus koordinasi dengan pemimpin,” kata Arya.

 

Ratusan warga akhirnya membubarkan diri setelah dinyatakan tidak ada rapat mediasi oleh Camat Gresik Arip Wicaksono.(rud)