Daerah

Dinas Kesehatan Gandeng USAID Tekan Resiko Penderita Tuberkulosis di Wilayah Kabupaten Malang

×

Dinas Kesehatan Gandeng USAID Tekan Resiko Penderita Tuberkulosis di Wilayah Kabupaten Malang

Sebarkan artikel ini

Malang, sekilasmedia.com -Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Kesehatan terus memberikan penanganan pengobatan secara serius kepada penderita Tuberkulosis.

Bahkan sebelumnya pelaksanaan skrining dengan metode sinar X (X-Ray) telah dilakukan oleh warga masyarakat Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang beberapa waktu yang lalu.

Dimana kegiatan skrining ini untuk memastikan adanya resiko paparan Tuberkulosis (TB/TBC), yang diinisiasi Kemitraan dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) Bebas TB, didukung kolaborasi beberapa pihak terkait.

Dalam skrining kesehatan ini, dibagi dengan pemeriksaan kesehatan, sebelum menjalani pemeriksaan paru-paru melalui layanan laboratorium X-Ray Mobile milik RS Wava Husada Kepanjen. Setelah itu, peserta skrining juga diambil dahaknya, untuk selanjutnya diperiksa dalam laboratorium faskes.

Wakil Pimpinan USAID BEBAS TB, Prima Setiawan mengungkapkan, digelarnya skrining X-Ray ini adalah pemeriksaan dalam upaya meningkatkan penemuan kasus TB.

“Sasarannya, menemukan resiko pengidap dan juga bagi yang kontak erat dengan penderita TBC, sesuai hasil penemuan kasus yang dilakukan,” kata Prima. Senin (1/7).

Dikatakan, kegiatan ini untuk menurunkan, bahkan diharapkan bisa membasmi kasus TB di Indonesia. Dimana, angka kasusnya sangat tinggi terjadi tiap tahun, termasuk di Jawa Timur.

“Ini sifatnya masih percontohan. Tetapi, kami gunakan pola berbeda, berkolaborasi dengan multisektor. Jadi, tidak mulai dari nol, karena skrining ini diberikan pada sampel sasaran yang punya resiko tinggi terpapar TB,” katanya.

Menurut Prima jika melalui program USAID Bebas TB, dirinya punya garapan dalam menangani pemberantasan kasus TB ini hingga 2029 mendatang.

“Setelah ini skrining X-Ray untuk TB kami lanjutkan ke empat wilayah lokasi kecamatan berbeda. Diantaranya Kecamatan Kepanjen, Wagir, Pakis dan Kasembon. Total sasarannya 7 ribu jiwa,” urainya.

Keempat wilayah tersebut, menurut Prima, sesuai data sebaran angka kasus TBC yang sudah didapatkan dari pihak terkait, seperti data Kementerian Kesehatan juga Dinas Kesehatan di Kabupaten Malang.

Dalam program USAID Bebas TB ini, kata Prima, setelah ditemukan kasus aktif pengidap TB, maka akan dilakukan dengan pengobatan sesuai gejala penyakitnya.

“Pola pengobatan ini, juga diterapkan pada yang kontak erat, seperti anggota keluarga atau lingkungan terdekat di tempat kerja,” terangnya.

Secara umum, menurutnya rasio kontak erat yang harus ditangani untuk satu orang penderita TB, jumlahnya bisa 8 orang dekat.

“Jadi, pengobatan diberikan untuk secepatnya bisa memutus mata rantai penularan terutama pada yang kontak erat. Selain obat TBC sendiri, ada juga terapi pencegahan (TPT) yang bisa diberikan,” tegasnya.

Untuk bisa mengatasi kasus TBC sendiri, lanjutnya, juga diberikan edukasi tentang TBC kepada seluruh lapisan masyarakat, agar punya kesadaran dan kepedulian bagaimana pencegahan penularan TBC.

“Ini bisa melalui perilaku hidup bersih dan sehat, selain pemeriksaan dan pengobatan TBC yang berkualitas,” tutupnya. (BAS/ADV)