Mojokerto ,Sekilasmedia.com-Berbagai tokoh andalan petani tebu rakyat Indonesia, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), dari yang kaliber nasional hingga yang kaliber provinsi maupun daerah, beberapa waktu lalu berkumpul di Tulungagung, Jawa Timur. Diantaranya tokoh-tokoh berintegritas yang berulang kali diminta oleh pemerintah pusat, termasuk oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin (Prof Dr HC KH Ma’ruf Amin yang kelahiran 11 Maret 1943, red.) dan Menteri BUMN Erick Tohir (Dr HC H. Erick Thohir, BA, MBA yang kelahiran 30 Mei 1970, red.) untuk turut memformulasikan ‘kebijakan’ industri gula nasional meskipun banyak dari usulan yang hingga kini tidak terwujud.
Berkumpul di Tulungagung di sela-sela panen tebu di berbagai daerah yang sedang berlangsung dengan sebelumnya diiringi berbagai petani yang kesulitan pendanaan untuk memulai musim panen yang harusnya hal tersebut mendapatkan perhatian yang memadai dari pemerintah, juga dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) / Badan Milik Usaha Daerah (BUMD) maupun pihak-pihak terkait termasuk Pabrik Gula (PG) beserta jajarannya. Untuk mengawali musim panen tebu biasanya petani butuh dana awal minimal puluhan juta rupiah, bahkan bisa ratusan juta, bergantung luasan lahan dan lokasi, yang hal tersebut perlu ketersediaan dana awal.
Tampak diantara para tokoh pertebuan yang hadir di Tulungagung diantaranya Drs H. Soemitro Samadikoen yang Ketua Umum (Ketum) Dewan Pengurus Nasional (DPN) APTRI pusat; H. Santoso SH MH ketua DPD APTRI Jawa Timur; juga H. Tasirin SH, MH APTRI Mojokerto PG Gempolkrep yang pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Mojokerto dari Partai Demokrat yang dikenal kritis yang solutif.
Meskipun acara informal dengan tuan rumah mantu Santoso SH MH Ketua DPD APTRI Jatim, namun karena para tokoh petani tebu yang berkumpul, di sela-sela acara diantaranya tidak terlepas membicarakan persoalan per-tebu-an yang hingga kini belum terlalu berpihak pada nasib petani tebu yang seharusnya sebagai salah satu pahlawan gula nasional yang perlu akses dan perhatian ekstra pemerintah.
“Di sela-sela acara secara informal kami ngobrol berbagai hal, karena bergelut di bidang pertebuan, diantara kami juga ada yang serius membicarakannya,” ungkap H. Tasirin SH, MH saat menjelang HUT APTRI ke-24, 8 Juli 2024.
Sebagai catatan APTRI-nya Drs H. Soemitro Samadikoen dkk telah banyak memberikan masukan kepada pemerintah saat ini namun banyak yang belum dilaksanakan. Diantaranya Soemitro Samadikoen (yang kelahiran 12 November 1953, red.) telah mengusulkan agar pemerintah memiliki buffer stock gula nasional, dengan begitu ketika harga gula di pasaran bergejolak maka akan lebih mudah untuk intervensi pasar.
Hingga secara mendadak menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 14 Februari 2024 beberapa bulan lalu, tepatnya 7 Februari 2024, APTRI se-Jawa dan Sumatera serta berbagai daerah se-Indonesia umumnya melakukan deklarasi untuk mendukung Calon Presiden (Capres) Letnan Jenderal TNI Purn. H. Prabowo Subianto. Diantara pertimbangannya adalah banyak para tokoh APTRI yang dekat dengan Sang Capres, dan Prabowo lebih mudah diajak berkomunikasi, serta lebih memahami petani sebab pernah menjadi Ketua Umum DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pusat bahkan turut mendirikan.
Pilihan APTRI dalam dukung mendukung diantara tiga Capres – Cawapres ketika itu dilakukan dalam waktu yang mepet yaitu 7 Februari 2024 yang dekat dengan hari coblosan 14 Februari 2024 diantaranya karena diperlukan pertimbangan yang kuat.
DPN APTRI pun memutuskan mendukung Capres Prabowo Subianto termasuk dengan pertimbangan Prabowo sebagai politisi handal yang sekaligus ketua umum suatu partai politik (Ketua Umum DPP Partai Gerindra, red.). Dengan sebagai ketum parpol bisa lebih memiliki kemandirian ketika merumuskan dan menentukan kebijakan.
Disampaikan pula harapan APTRI ke depan, pentingnya sarana prasarana pertanian bisa ditingkatkan, termasuk soal ketersediaan bibit yang unggul dan memadai juga ketersediaan pupuk bersubsidi yang menyeluruh untuk kebutuhan tanaman tebu.
Selain itu juga diharapkan perbaikan infrastruktur pengairan mulai dari pengerukan embung hingga revitalisasi saluran pengairan sampai di sawah. Termasuk pentingnya perbaikan Pabrik Gula (PG) milik BUMN atau Pembuatan Pabrik baru.
Selain itu, APTRI berharap kemudahan akses pendanaan bagi petani tebu termasuk kredit perbankan dengan bunga super ringan mulai kredit budidaya tanam, hingga kredit pengamanan gula pada saat panen. Semua itu pada intinya untuk mengembalikan kejayaan petani tebu yang diantaranya pernah diraih pada era Presiden Soeharto.
“Kembalikan kejayaan petani tebu Indonesia sehingga mampu menjaga kemampuan pangan. hususnya gula hasil pengolahan tebu rakyat Indonesia,” tegas Drs Soemitro Samadikoen, yang harapan (hope) tersebut juga diamini berbagai kalangan APTRI termasuk Santoso SH MH Ketua DPD APTRI Jatim dan Tasirin SH MH APTRI Mojokerto yang pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Mojokerto dari Partai Demokrat. Harapan tersebut diantaranya sempat ada yang merefresh, membicarakan kembali, saat bertemu di Tulungagung, Jawa Timur. Pendapat Anda? Sms atau WA kesini= 081216271926 (Siswahyu).