PALEMBANG, Sekilasmedia.com-Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Palembang nomor urut 3, Yudha Pratomo Mahyudin- Baharuddin (Yudha- Bahar), menyiapkan beberapa solusi masalah perkotaan hingga konsep ‘Palembang Watercoud City Disampaikan Yudha saat memaparkan visi dan misinya untuk membawa perubahan besar bagi Kota Palembang, dalam debat Pilkada Palembang, Rabu malam (20/11/2024)
Yudha menyoroti berbagai permasalahan mendesak yang dihadapi kota palembamg seperti kita lihat mulai dari banjir, hingga pengelolaan tata ruang yang buruk, sembari menawarkan solusi konkret untuk mewujudkan Palembang sebagai kota yang berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan.
Yudha Bahar menegaskan bahwa banjir menjadi salah satu utama yang harus segera diselesaikan. Ia mengkritik pengelolaan tata ruang, izin pembangunan di lahan yang tidak sesuai peruntukannya.
“Masalah Banjir integritas dan kompetensi. Kota Palembang hingga saat ini tidak memiliki rencana induk ketahanan banjir, sehingga tidak ada langkah strategis yang komprehensif,” kata Yudha.
Yudha Bahar berkomitmen untuk menangani banjir dengan memanfaatkan jaringan yang ia miliki, baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia juga menyebut perlunya perencanaan berbasis data untuk mencegah banjir serta memperbaiki sistem drainase kota secara menyeluruh.
Kami menyoroti berbagai “darurat” yang tengah melanda Palembang, seperti darurat Kemacetan, Ia berjanji memperbaiki transportasi publik yang terintegrasi untuk mengurangi kemacetan.
Kemudian, darurat sampah Yudha mengusulkan pengelolaan sampah modern berbasis teknologi yang ramah lingkungan. Darurat Penerangan Jalan, ia memastikan seluruh ruas jalan di Palembang akan terang dan aman bagi warganya.
:Darurat Pemukiman Kumuh dan Air Bersih, kami menekankan pentingnya menyediakan pemukiman layak serta air bersih yang mudah diakses dan terjangkau oleh semua warga.
Yudha Bahar, memperkenalkan visi inovatifnya, ‘Palembang Waterfront City, ‘yang berfokus pada revitalisasi Sungai Musi hingga Musi VI.
Waterfront city adalah konsep pengembangan kawasan di tepi air, seperti sungai, danau, atau pantai. Salah satu kawasan waterfront city di Palembang adalah Waterfront Benteng Kuto Besak, yang dikembangkan sebagai kawasan wisata dan komersial.
Ia membayangkan sungai menjadi pusat kehidupan kota, di mana masyarakat dapat menikmati ruang terbuka hijau, berolahraga, dan mendukung UMKM di sepanjang bantaran sungai.
“Bayangkan betapa banyak UMKM yang tumbuh, anak muda punya tempat nongkrong, seni dan budaya kreatif berkembang. Sungai Musi akan menjadi ikon kebanggaan Palembang,” ujarnya.
Yudha Bahar juga berjanji akan membangun pusat pertumbuhan ekonomi baru yang inklusif di setiap kecamatan, dan kelurahan dengan konsep kolam retensi terpadu. Lokasi ini tidak hanya berfungsi sebagai ruang rekreasi dan hijau, tetapi juga mendukung UMKM serta ramah untuk ibu, anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Ia juga mengusulkan dana sebesar Rp50-100 juta per RT per tahun, untuk pembangunan SDM unggul dan pengembangan ekonomi rakyat.
Kita mulai dari tingkat RT, karena kebahagiaan dan kesejahteraan harus dirasakan langsung oleh masyarakat. kami
menegaskan, bahwa Palembang sekaranag sangat membutuhkan pemimpin yang visioner, berintegritas, dan memiliki jaringan internasional untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Tidak boleh ada lagi kemiskinan, kelaparan, atau kesengsaraan di kota Palembang. Pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, pemukiman layak, serta infrastruktur ramah lingkungan harus terwujud,” tandasnya.
( L)