Mojokerto,Sekilasmedia.com-ICORS ke-4 tahun 2025 adalah konferensi yang membahas hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan dalam membangun peradaban. Konferensi dibuka di Surabaya pada Rabu (29/1/2025) dan dilanjutkan di Mojokerto pada Kamis (30/1/2025) dan dihadiri oleh para cendekiawan Al-Azhar dan negara-negara Arab.
Berikut adalah beberapa hal yang dibahas dalam ICoRS ke-4 tahun 2025:
Pengetahuan merupakan variabel utama dalam membangun kekuasaan
Kebijakan yang dibuat oleh orang yang berkuasa tanpa keilmuan yang mumpuni dapat merugikan masyarakat
Konsep keilmuan dalam Al-Qur’an
Dalam paradigma Islam, seseorang yang berilmu akan selalu merasa ada yang lebih tinggi darinya
ICoRS ke-4 tahun 2025 juga menjadi ajang peluncuran Coaching Clinic Journal Scopus dari Abdul Chalim University.
Untuk diketahui, diantara pembicara yang hadir dari Al-Azhar Mesir adalah Syekh Muhammad Abdus Samad Muhanna, Syekh Abdul Aziz Asy-Syahawi, dan Syekh Yusri Rusyd Al-Hasani. Selain itu, hadir pula Bassem Abdullah Obaid dari Al-Aazam University, Baghdad, Irak.
Rektor Universitas KH Abdul Chalim, Dr. KH. Mauhibur Rokhman, Lc. MIRKH, dalam sambutannya menyampaikan pesan penting dari Syekh Muhammad Abdus Samad Muhanna, Mursyid Tarekat Syadililiyah sekaligus Direktur Pusat Bayt Mohmmadi di Mesir. Ia menegaskan bahwa keberadaan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa adalah hadiah besar bagi masyarakat karena pemimpin yang jujur dan amanah sangatlah langka.
ICORCS ke-4 ini berlangsung selama dua hari, 29-30 Januari 2025 di kampus Universitas KH Abdul Chalim, Mojokerto. Konferensi internasional ini mengusung tema “Kontribusi Kuasa dan Pengetahuan dalam Membentuk Peradaban Ideal untuk Stabilitas Masyarakat Global.”
Ditempat yang sama Dr. H. Muhammad Al Barra, Lc., M.Hum. atau yang akrab disapa Gus Barra, Ketua Yayasan Amanatul Ummah menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya konferensi ini.
“Kami atas nama Pemerintah Mojokerto mengapresiasi acara yang diselenggarakan di UAC. Semoga semakin berkembang,” ujar Bupati Mojokerto terpilih itu.
Sementara itu, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Dr. KH. Asep Syaifudin Chalim dalam sambutannya, menceritakan kisah menarik terkait sejarah berdirinya Pondok Pesantren Amanatul Ummah.
Kiai Asep bercerita bahwa Pesantren Amanatul Ummah didirikan beliau pada tahun 2006. Awal berdirinya, pesantren ini berada di kawasan yang disebut angker. Namun seiring berjalan waktu, Amanatul Ummah terus berkembang hingga sekarang.
“Keberhasilan lembaga ini adalah berkat barakah dari ulama-ulama Al-Azhar, Mesir,” tegas Kiai Asep, putra dari KH Abdul Chalim Leuwimunding, Majalengka.
Untuk diketahui tujuan dari terselenggaranya seminar internasional yang mempertemukan ulama, tokoh dan pakar dari pelbagai belahan dunia ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan masyarakat,” tandasnya.
Sementara Gubernur Jawa Timur terpilih, Khofifah Indar Parawansa, yang turut membuka acara ICORCS ke-4, menyoroti pentingnya pelayanan masyarakat yang dilakukan komunitas, bukan hanya oleh pemerintahan.
“Konferensi ini dikuatkan pada community service. Ini tidak mudah karena seharusnya dilakukan oleh pemerintah, tetapi di sini dilakukan oleh komunitas,” terang Khafifah.
Pembukaan secara resmi seminar ICORCS ke-4 ini dipimpin oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Penulis: Wibowo
Editor: Erik