Mojokerto,Sekilasmedia.com-Harga LPG 3 kg yang melonjak akhir-akhir ini menjadi perhatian banyak pihak, terutama pelaku usaha kecil yang sangat bergantung pada bahan bakar tersebut. Salah satunya adalah Maskun sapaan akrabnya, seorang penjual batagor di Jalan Raden Wijaya, tepatnya di samping SMAN 1 Puri Mojokerto. Ia mengungkapkan dampak kenaikan harga LPG terhadap usahanya.
Maskun mengaku kaget ketika pertama kali mengetahui harga gas melon naik cukup signifikan.
“Awalnya saya kaget banget waktu tahu harga gas LPG yang biasa saya pakai tiba-tiba naik cukup tinggi. Saya kira cuma sementara, tapi ternyata naik terus,” ujarnya saat ditemui(18/1).
Meski demikian, ia mengakui bahwa kenaikan harga ini belum memengaruhi hasil penjualannya secara langsung. Namun, biaya produksi yang ia keluarkan mengalami peningkatan cukup besar.
“Dari segi omset nggak terlalu pengaruh. Sehari bisa dapat Rp400 ribu bahkan lebih. Tapi biaya produksinya sekarang naik, yang biasanya Rp150 ribu jadi Rp170 ribu per hari. Jadi untungnya kepotong lumayan,” jelasnya.
Selain itu, Maskun juga menyampaikan kekhawatirannya untuk mengambil langkah penyesuaian harga atau mengurangi jumlah produk yang dijual. Menurutnya, hal itu bisa memengaruhi minat beli pelanggan setianya.
“Saya nggak berani nambah harga atau ngurangin jumlah batagor. Soalnya, kalau dinaikin atau jumlahnya dikurangin, pembeli pasti akan mikir-mikir untuk beli lagi. Apalagi pelanggan saya banyak dari pelajar dan masyarakat sekitar sini,” tuturnya.
Kondisi ini membuat MasKun harus memutar otak untuk menjaga stabilitas usaha kecilnya.
“Saya sekarang lebih hati-hati ngatur belanja bahan. Jangan sampai ada yang terbuang. Kalau nggak, malah rugi,” katanya.
Di tengah kesulitan ini, Maskun berharap pemerintah bisa memberikan solusi terbaik untuk para pedagang kecil yang turut terdampak oleh kenaikan harga LPG. Ia juga menyoroti pentingnya kelancaran distribusi gas.
“Harapannya sih, kalau naik jangan terlalu tinggi. Dan yang penting, kirimannya jangan sampai terlambat kayak yang sudah berlalu. Kalau gasnya telat, ya jelas kami nggak bisa jualan, dan itu bisa bikin pelanggan kecewa,” ujarnya penuh harap.
Para pedagang kecil seperti Maskun berharap ada perhatian lebih dari pemerintah terkait kenaikan harga LPG ini. Mereka menginginkan kebijakan yang bisa meringankan beban usaha kecil sehingga tetap dapat bertahan di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit.
Kenaikan harga bahan bakar seperti LPG ini memang menjadi tantangan bagi banyak pelaku usaha kecil. Dengan segala keterbatasan yang ada, mereka tetap berupaya memberikan yang terbaik untuk pelanggan sambil berharap kebijakan yang lebih berpihak kepada mereka.
Penulis: Yusril
Editor: Kaylla