Denpasar,Sekilasmedia.com –Perubahan nama Pantai Serangan menjadi Pantai Kura Kura Bali menuai kritikan pedas dari sejumlah pihak, tak terkecuali Anggota Komisi X DPR RI, Nyoman Parta.
Politikus PDIP asal Kabupaten Gianyar ini berencana akan menyurati pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Bali, yakni PT Bali Turtle Island Development (BTID).
“Saya akan bersurat, saya akan menemui mereka untuk minta penjelasan,” katanya.
Dia juga mengaku tidak akan meminta pengelola investasi itu untuk menghadap ke Jakarta, melainkan dirinya sendiri yang datang langsung ke KEK Kura-kura Bali, Pulau Serangan.
“Saya akan datang kesana. Kalau investor semua boleh merubah nama pantai ya habislah Bali ini,” ungkapnya.
Nama Pulau Serangan memiliki sejarah, karena selain dihuni penduduk Bali, juga merupakan perkampungan muslim kuno. Bahkan disana terdapat Pura Sakenan salah satu pura besar di Bali, dan masjid tertua As-Syuhada.
“Penamaan Pantai Serangan itu sudah ada sejarahnya. Jadi tidak ada hak investor mengganti nama sebuah pantai,” tegasnya.
Meskipun hasil reklamasi, namun sejak dulu pantai yang mengelilingi pulau di sisi tenggara Bali itu dinamakan Pantai Serangan, bukan Pantai Kura-kura Bali.
“Kini separuh lebih pulau itu menjadi lahan KEK, nama pantai tak boleh diubah apalagi menjadikannya area privat,” tandasnya.
Sebelumnya beberapa warga dibuat marah dan meminta investor untuk berkomunikasi baik dengan masyarakat Serangan terkait perubahan nama manjadi Pantai Kura kura Bali.
Terpisah Head of Communication and Community Relations, PT BTID, Zakki Hakim langsung buka suara mengenai nama Jalan Kura kura Bali dan Pantai Kura kura Bali di Pulau Serangan.
“Nama itu merupakan peninggalan event Internasional di Bali untuk memudahkan tamu mencari titik lokasi,” jelasnya.
Untuk nama kura kura di jalan pintu masuk, sudah dilakukan permohonan sesuai prosedur, melalui perizinan dari tingkat Lurah hingga Pemerintah Provinsi Bali, sejak KTT G-20 pada 2022 lalu.
Begitu juga nama Pantai Kura kura Bali merupakan peninggalan event World Water Forum (WWF) 2024, kepanitiaan pusat dimasukkan ke Google untuk mempermudah tamu sampai titik acara.
“Karena memang belum ada nama resmi dan memang siapa saja bisa memberikan titik lokasi di google maps,” pungkasnya.
Penulis : Soni
Editor: Stella