Jembrana,Sekilasmedia.com –Polemik penggunaan jaring krakat atau pakis di pesisir pantai wilayah Kabupaten Jembrana kembali mencuat. Jaring besar yang ditarik dari tepi pantai oleh sejumlah nelayan itu dianggap dapat merusak ekosistem laut.
Di beberapa wilayah pesisir seperti, Melaya, Candikusuma, Pebuahan dan Air Kuning, jaring ini masih digunakan nelayan untuk menangkap semua jenis ikan, termasuk yang berukuran kecil, meski keberadaannya tak sebanyak dulu.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jembrana, I Made Widanayasa, Senin (3/2) mengatakan, jaring krakat atau lebih dikenal dengan nama beach seine itu memang masih banyak digunakan oleh nelayan di beberapa pantai pesisir yang berpasir.
Jaring itu memiliki panjang sekitar 300 – 500 meter dan lebar 15 – 25 meter dengan ukuran mata jaring yang sangat kecil, sehingga tidak hanya menangkap ikan besar, tapi juga ikan-ikan kecil yang belum berkembang biak.
“Karena mata jaringnya kecil, dikhawatirkan dapat mengganggu keseimbangan populasi ikan di perairan setempat,” katanya.
Metode kerja jaring pakis melibatkan 10 hingga 15 orang nelayan, mereka bekerja sama dalam menebar jaring. Jarak penebaran jaring rata rata 200 meter, bahkan bisa mencapai satu kilometer ke tengah laut, kemudian jaring ditarik dari tepi pantai menggunakan tali tampar.
“Proses penarikan jaring yang memakan waktu lama, juga dapat mengurangi dampak lingkungan,” imbuhnya.
Penggunaan alat tangkap ini memang tidak lazim digunakan oleh para nelayan, sehingga menjadi konflik sosial. Mengingat nelayan Bali lebih cenderung menggunakan jaring tradisional atau pancing di laut.
Oleh karenanya pendekatan serta edukasi terus dilakukan dengan memberikan solusi alternatif seperti bantuan keramba. Ia mencontohkan seperti di Candikusuma beberapa nelayan sudah beralih ke pola tangkap pancing dan budidaya kerapu.
“Tujuannya agar nelayan memiliki sumber pendapatan lain. Juga memungkinkan nelayan tetap memiliki sumber pendapatan yang tanpa merusak lingkungan laut,” tandasnya.
Sebelumnya dalam tatap muka Kapolres Jembrana AKBP Endang Tri Purwanto bersama warga di Desa Air Kuning beberapa pekan lalu, warga mengeluhkan jaring pakis masih banyak yang beroperasi dan sempat menjadi sorotan di media sosial.
Penulis : Soni
Editor: Stella