Tuban,sekilasmedia.com-Guna membantu cita-cita Presiden Prabowo menjadikan Indonesia lumbung pangan dan membantu tugas Menteri Pertanian untuk merealisasikan, maka lembaga Pemuda Garuda Bersatu akan 100 % suport tujuan baik tersebut.
Seperti diketahui lembaga independen Pemuda Garuda Bersatu ( PGB) melakukan monitoring pengawasan secara langsung baik ke kios maupun menemui petani langsung di sawah wilayah Kecamatan bancar yang hingga berakhir tanggal 30 januari 2025, apa yang di dapat?, Sejumlah petani mengeluh atas mahalnya pupuk bersubsidi yang dijual di kios-kios. Banyak yang menjual pupuk di atas harga eceran tertinggi (HET).
Dari investigasi yang dilakukan didapat temuan diantaranya satu sak ada yang tembus hingga Rp 130 hingga 200 ribu. Padahal jika ikut HET hanya Rp 112 ribu persak untuk jenis Pupuk Urea serta 115 ribu untuk Pupuk Ponska.
Petani berharap agar pemerintah melakukan kontrol terhadap kios-kios yang sehingga bisa meminimalisir kios nakal yang menjual pupuk di atas HET.
“Dalam Monitoring kami secara sampling di kecamatan Bancar, Kios sangat kompak, mereka sampaikan bahwa harga jual Urea Rp. 115 ribu dan Phonska mereka jual Rp. 120 ribu, hal ini tidak sama ketika kita tanya langsung ke petani.
Salah satu petani yang enggan disebut namanya sampaikan mereka mendapatakan atau beli dari kios seharga Urea 130 ribu dan Phonka 135 ribu ada juga yang sampaikan paket Rp. 260 ribu, yang mendapatkan Urea dan Phonska,” jelas Koordinator Pertanian Lembaga PGB pusat, Mustofa.
Masih kata Mustofa,” Tim kami langsung turun kelapangan secara sampling beberapa kios di Kecamatan Bancar dapat informasi jika Kios-kios mengaku ada biaya transportasi Rp 150 ribu, biaya kas ton 10 ribu per Ton, serta anggaran sedekah Rp 100 ribu belum juga anggaran untuk atensi hal inilah membuat biaya tambahan membebani Kios, sehingga menaikkan HET Pemerintah harus hadir jika terbukti kios atau Distributor salah harus dikenakan sangsi tegas bisa saja langsung di skorsing biar tidak terulang atau mungkin juga ada masalah yang sama di kecamatan lain,”.
Pupuk Urea dari pemerintah hanya Rp 112 ribu satu sak, untuk NPK Rp 115 ribu persak. Tapi di kios ada yang tembus hingga Rp 200 ribu,” ungkap salah satu petani asal Kecamatan bancar” Selasa (4/2/2025).
Pria 50 tahun yang enggan namanya ditulis itu mengaku hanya pasrah karena jadi orang kecil itu sebab repot, kwatir kalau protes malah tidak di beri jatah pupuk.
“Di Desa kami ini Urea Rp 150 ribu kalau di Desa lain malah ada yang 200 ribu ,” katanya.
Kepala Bidang (Kabid) Sarana Pertanian pada DKP2P Tuban, Hart Novembria dalam keterangannya ketika di hubungi via WA mengungkapkan,” Kalau dari kami tentu tidak memperbolehkan adanya kenaikan HET pak, mohon waktu agar kami dan teman- teman bisa ricek dulu ya, juga koordinasi dengan Dinas terkait keterlibatan kios dan distributor, insya Allah akan segera kami tindak lanjuti dan juga koordinasikan Dinas terkait “, tegasnya.
Penulis: Rudy W
Editor: Erik