Asahan, Sekilasmedia.com-
Merasa kesal dengan kondisi jalan utama di desanya yang rusak parah, penduduk Desa Simpang Empat, Dusun XVI, Jalan Pasar Banjar, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara menggelar aksi unjuk rasa di lokasi jalan provinsi tersebut, Sabtu, (22/03/2025) sekira pukul 10.00 WIB.
Hancurnya jalan provinsi di desa tersebut berawal dari peristiwa banjir di Dusun XVI, desa Simpang Empat, Kecamatan Simpang Empat sekira 8 bulan yang lalu sehingga penduduk ataupun pengguna jalan harus lebih berhati-hati saat melintas apalagi di saat turun hujan.
Mewakili penduduk, Julfani Hutabarat, SP didampingi penduduk setempat kepada wartawan mengungkapkan kerusakan jalan ini, sudah berlangsung sekira 8 bulan, berawal dari peristiwa banjir di desa tersebut.
Setelah peristiwa banjir berlalu, truk truk pengangkut hasil perkebunan sawit dari 4 perusahaan sawit di dalam areal tersebut seperti PT IPS (Inti Palm Sumatera), PT TUNAS UNGGUL, PT AYAM MAS dan PT AHOK keluar masuk melalui jalan tersebut dan ini sudah berlangsung dari mulai beberapa tahun yang lalu mengakibatkan kondisi jalan hancur dan semakin memprihatinkan.
Memang, ujarnya, keempat pihak perusahaan (PT) setiap bulannya ada memberikan bantuan dana perawatan dan bantuan material berupa batu namun dinilai kurang maksimal dalam perawatan jalan tersebut.
Julfani menambahkan, truk truk pengangkut hasil perkebunan perusahaan tersebut bermuatan hanya 5 sampai 6 Ton (saat kondisi jalan hancur) tapi disaat kondisi jalan belum hancur muatan truk truck PT yang lalu lalang bisa melebihi 6 Ton.
Terkait hal ini, salah satu pihak PT. IPS (Inti Palm Sumatera) menurunkan alat berat (excavator) untuk mengevakuasi setiap truk truk yang terpuruk ataupun terbenam di lokasi.
Dalam kesempatan tersebut, Julfani juga mengatakan bahwa pihak perusahaan sudah membentuk panitia perbaikan (perawatan ) jalan tersebut yang mana telah disepakati bahwa panitia akan melakukan perbaikan dan perawatan di Desa Simpang Empat dan Desa Sei Dua Hulu.
Dan panitia juga telah menerima bantuan dana perawatan jalan dari 4 PT dan material berupa batu. Namun yang menjadi problema adalah beberapa orang yang telah ditetapkan sebagai panitia perbaikan (perawatan) jalan tersebut dinilai kurang profesional dalam bekerja. (kepanitiaan lama).
Julfani mengaku bahwa dirinya yang dihunjuk sebagai bendahara panitia tidak pernah dilibatkan sama sekali. Sekarang ini kepanitiaan yang lama sudah dirombak dan diganti dengan kepanitiaan baru, Namun kepanitiaan baru ini belum bekerja karena belum adanya dana.
Sampai siang hari penduduk desa Simpang Empat yang terdiri dari bapak bapak dan ibu ibu terlihat masih menutup akses jalan, melarang truk truk PT pengangkut sawit melintas dari jalan tersebut sampai terjalinnya kesepakatan penduduk dengan pihak PT.
penulis: Jusrianto
Editor : kaylla